Ternyata Astronaut Bisa Mabuk Perjalanan Ruang Angkasa

Kabar Internasional

Ternyata Astronaut Bisa Mabuk Perjalanan Ruang Angkasa

Trisna Wulandari - detikJabar
Selasa, 23 Jul 2024 13:00 WIB
Astronaut in space above the clouds of the Earth..
Ilustrasi astronaut. (Foto: Thinkstock)
Jakarta -

Detikers, kamu tentu tahu jika sebagian orang bisa mengalami mabuk perjalanan. Mabuk itu bisa terjadi saat perjalanan darat, laut, dan udara.

Namun, saat dalam perjalanan ruang angkasa, mabuk juga bisa dirasakan lho oleh astronaut. Yuk, simak penjelasan lengkapnya.

Dikutip dari detikEdu, Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) mencari relawan penelitian mabuk perjalanan ruang angkasa belum lama ini. Para relawan di antaranya dites dengan alat riset Kraken Disorientation yang dapat meniru gerak ekstrem di perjalanan dan tekanan fisik pemicu mabuk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari laman NASA, para relawan kemudian dites dengan dua opsi skema perawatan mabuk perjalanan, yakni dengan perawatan standar atau dengan alat StableEyes. Alat tersebut dikembangkan Laboratory of Vestibular Neuroadaptation, Johns Hopkins University.

Mengapa NASA, Naval Medical Research Unit-Dayton, dan Johns Hopkins University meneliti soal mabuk perjalanan ruang angkasa? Apakah astronaut juga mengalami mabuk?

ADVERTISEMENT

Mabuk Perjalanan Ruang Angkasa

Hasil penelitian Martina Heer & William H Paloski dalam jurnal Short Communication menunjukkan, 60-80 persen penjelajah ruang angkasa mengalami mabuk perjalanan selama 2-3 hari pertama di ruang rendah gravitasi tersebut. Mabuk yang sama juga dirasakan selama beberapa hari pertama setelah kembali ke Bumi.

Gejala mabuk perjalanan ruang angkasa serupa dengan bentuk mabuk perjalanan lainnya, seperti pucat, suhu tubuh naik, keringat dingin, mual, lelah, muntah, dan hilang nafsu makan. Kondisi ini berisiko mengganggu kinerja operasional astronaut.

Mabuk perjalanan ruang angkasa lazimnya ditangani dengan pemberian obat. Namun, terdapat efek samping tidak diinginkan yang muncul dari konsumsi obat antimabuk. Untuk itu, pengembangan alat antimabuk penting untuk bantu astronaut bertugas dengan efek samping seminim mungkin.

Kenapa Bisa Mabuk?

Mabuk perjalanan ruang angkasa diperkirakan dapat terjadi karena cairan tubuh di tengkorak bergeser akibat hilangnya gradien tekanan hidrostatis di tubuh bagian bawah saat memasuki gravitasi mikro.

Gradien tekanan hidrostatis adalah penurunan tekanan per satuan panjang sepanjang jalur aliran zat cair, yang dalam hal ini adalah cairan tubuh di tengkorak.

Pergeseran cairan tengkorak menyebabkan pembengkakan yang terlihat di wajah. Situasi ini juga diperkirakan meningkatkan tekanan intrakranial (rongga kepala), tekanan cairan serebrospinal (otak dan sumsum tulang belakang), atau tekanan cairan telinga bagian dalam.

Bergesernya cairan tubuh di tengkorak juga mengubah sifat respons reseptor vestibular, yang mempengaruhi persepsi otak atas posisi dan gerakan tubuh. Perubahan ini memicu mabuk perjalanan luar angkasa.

Mabuk perjalanan ruang angkasa juga diperkirakan dapat terjadi akibat hilangnya sinyal otolith di telinga saat memasuki ruang gravitasi mikro. Situasi ini memicu konflik perbedaan antara sinyal yang diantisipasi dan yang benar-benar ditangkap indera terkait orientasi ruang pada manusia sehingga astronaut merasa mabuk.

Jendela Virtual di Ruang Angkasa

Dikutip dari laman University of Colorado (CU Boulder), 86 persen astronaut di tahun 1980-an mengalami muntah, 78 persen anoreksia, 64 persen sakit kepala, 61 persen tidak nyaman di perut, dan 58 persen tidak enak badan.

CU Boulder sendiri tengah mengembangkan mekanisme pengurang mabuk perjalanan ruang angkasa dengan bantuan virtual reality (VR) goggles. Tayangan video pohon dan pemandangan yang bergerak melintas di VR seolah-olah seperti jendela kaca mobil yang bantu penumpang mobil tidak muntah.

Pada mekanisme ini, persepsi perjalanan yang ditangkap indera spasial tubuh coba disamakan dengan apa yang dilihat para penjelajah angkasa. Minimnya konflik persepsi ruang yang ditangkap otak diharapkan menurunkan risiko mabuk perjalanan ruang angkasa.

Artikel ini telah tayang di detikEdu dengan judul Apakah Astronaut Juga Alami Mabuk Perjalanan Ruang Angkasa?

(twu/orb)


Hide Ads