Kabupaten Sumedang

Menengok Rumah Pintar Warisan Pejuang Pendidikan Een Sukaesih

Dwiky Maulana Vellayati - detikJabar
Rabu, 10 Jul 2024 12:00 WIB
Kondisi terkini dari rumah pintar yang terletak di Desa Cibeureum Wetan, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang. (Foto: Dwiky Maulana Vellayati/detikJabar)
Sumedang -

Warisan pejuang pendidikan Indonesia Een Sukaesih berupa rumah pintar masih berdiri kokoh dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Bangunan yang berlokasi di Dusun Batukarut, Desa Cibeureum Wetan, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, itu kini telah terdapat beberapa aktivitas belajar mengajar.

Sekadar diketahui, Een sapaan akrabnya itu telah meninggal dunia pada 12 Desember tahun 2014 lalu. Semasa hidupnya Een banyak memberikan dedikasi, salah satunya pada dunia pendidikan.

Selama hidup, Een juga diketahui memiliki cita-cita membangun sebuah tempat yang khusus digunakan untuk belajar bagi warga secara gratis. Oleh sebab itu, di kediamannya Een membangun rumah pintar. Namun sayang dalam proses pembangunan rumah pintar yang dimulai sejak tahun 2013 lalu itu Een tak bisa merasakan langsung karena tak mampu bertahan hidup lebih lama lagi.

Meski sosok Een sudah tak ada lagi, rumah pintar kian berkembang. Hingga, Selasa (9/7/2024), ini bangunan rumah pintar telah digunakan sebagai lokasi tempat belajar mengajar.

"Alhamdulillah sampai dengan saat ini masih berjalan aktivitas di rumah pintar. Dalam seminggu dua kali buka yaitu hari Rabu dan Kamis," ujar Tati Haryati (52) adik kandung Een saat berbincang bersama detikJabar, belum lama ini.

Tati mengatakan, di rumah pintar saat ini sudah terdapat beberapa fasilitas seperti sentra bimbingan belajar, sentra panggung hingga berbagai macam buku pembelajaran yang telah disediakan di rumah pintar.

"Fasilitasnya sentra bimbel, sentra kriya di Keren Mujaer, sentra panggung, sentra komputer. Buku-buku hasil dari sumbangan UPI, terus ada dari Jakarta juga. Buku-buku umum pembelajaran," katanya.

"Kalau pelajarannya di sini ada kayak matematika, bahasa Indonesia yang umum bahasa Sunda bahasa Inggris," sambungnya.

Kondisi terkini dari rumah pintar yang terletak di Desa Cibeureum Wetan, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang. Foto: Dwiky Maulana Vellayati/detikJabar

Menurut Tati, selama rumah pintar berjalan terdapat partisipasi dari mahasiswa yang secara sukarela jika terdapat warga yang ingin belajar langsung di rumah pintar.

"Yang mengajarkannya juga ada dari mahasiswa Unsap Sumedang ikut berpartisipasi. Mereka suka bergantian kadang dari jam 2 atau jam 3 sore mulainya," ucapnya.

Menurutnya, tidak sedikit warga yang akan belajar di rumah pintar bukan hanya sekitar ruang lingkup di situ saja, melainkan terdapat warga yang dari luar desa sengaja datang untuk belajar.

"Dari luar desa juga ada kayak dari Desa Cibereum Kulon, sama Desa Legok banyak yang nanya rumah pintar di mana," kata dia.

Yang belajar di rumah pintar sendiri, lanjut Tati, terdapat beberapa dari kalangan di mulai usia enam tahun hingga SMA. "Usia rata-rata dari enam tahun sampai batas SMA saja, banyak yang datang banyak yang nanyain ada kursus apa saja, nah di sini ada matematika, bahasa Indonesia bahasa Inggris. (Jumlah yang belajar) masih biasa-biasa saja tidak banyak dan tidak sedikit, sebetulnya banyak yang nanyain kalau rumpin di mana," ungkapnya.

"Intinya semuanya di sini gratis tidak ada yang mengeluarkan biaya apapun semuanya bertujuan ingin memajukan rumah pintar," ucap dia.

Jika menilik ke belakang, Tati juga menyebut bahwa rumah pintar sempat mengalami kesulitan. Kesulitan itu dialami saat pandemi COVID-19 yang membuat rumah pintar tidak dapat beraktivitas.

"Proses belajar mengajar di rumah pintar sempat berhenti waktu ada COVID-19. Tapi setelah itu berjalan lagi seperti sampai dengan saat ini," tuturnya.

Pada kesempatan kali ini, Tati pun berharap akan bantuan dari berbagai pihak agar bangunan rumah pintar dapat direnovasi mengingat terdapat beberapa bagian bangunan yang sudah rusak. Selain itu, Ia juga meminta adanya penambahan fasilitas maupun buku baru di rumah pintar.

"Ingin direnovasi, pintu sudah jebol kayak nggak bisa dikunci dari dalam. Sama menambah buku juga. Sama satu lagi kita sekarang lagi membangun sentra kesenian juga tepat di samping rumah pintar tapi kita stop karena kekurangan biaya," pungkasnya.

Sekadar diketahui juga, dana pembangunan rumah pintar ini berasal dari donasi kelompok istri menteri Kabinet Indonesia Bersatu Presiden RI ke-5 dan ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), serta civitas akademika UPI Bandung.




(iqk/iqk)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork