Cerita Warga Cimahi Kecanduan Judol hingga Anaknya Gagal Jadi Sarjana

Cerita Warga Cimahi Kecanduan Judol hingga Anaknya Gagal Jadi Sarjana

Whisnu Pradana - detikJabar
Kamis, 27 Jun 2024 09:00 WIB
Situs judi online
Situs judi online (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Cimahi -

Niat hati mendapat untung instan, justru buntung yang dirasakan. Hal itu dialami orang-orang yang tergoda bujuk rayu judi online alias judol.

Salah satunya NR, pria 43 tahun yang hidupnya sempat semrawut gegara jerat judi online. Puluhan juta melayang tanpa bekas, padahal uang itu semestinya digunakan untuk kehidupan sehari-hari keluarga kecilnya di Cimahi.

NR punya empat orang anak dan seorang istri yang harus dinafkahi. Namun nafkah untuk keluarganya sempat mandek lantaran uang gaji hingga tabungan semua dicurahkan untuk bermain judi online.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau dihitung-hitung, saya dari awal main judi online sekitar 2 tahun lalu, sudah habis Rp70 juta lebih. Padahal untungnya enggak seberapa," tutur NR saat berbincang dengan detikJabar, Rabu (26/6/2024).

Awal perkenalannya dengan judi online, dari teman kerjanya. Dari penasaran itu, ia akhirnya mencoba dengan modal kecil. Di awal-awal, ia beberapa kali menang sehingga membuatnya terus penasaran.

ADVERTISEMENT

"Awalnya tergiur karena ajakan teman. Coba dari bet kecil, terus menang beberapa kali. Akhirnya di awal itu pernah sampai max win, dari modal Rp600 ribu max win dapat Rp3,7 juta," kata NR.

Max win yang didapatnya itu, membuat NR kian semangat menyalurkan modal lebih besar. Psikologinya mendorong NR untuk tak berhenti bermain, apalagi jika ia gagal dapat untung.

"Karena ingin dapat lebih besar makanya bet besar juga. Misalnya di-withdraw Rp3,7 juta, Rp200 diputarkan lagi harapannya biar menang. Dari situ naik poinnya, tapi enggak di withdraw, keterusan tapi kalah. Hati sama pikiran itu jadi panas, enggak bisa berhenti," tutur NR

Pria yang bekerja sebagai pegawai swasta itu berkisah, pernah menghabiskan uang Rp16 juta hanya dalam waktu dua hari. Mirisnya lagi, uang itu merupakan uang untuk membayar biaya kuliah anak sulungnya.

"Padahal uang semesteran kuliah anak, tapi dipakai sedikit-sedikit. Enggak kerasa ternyata habis Rp16 juta cuma 2 hari. Jadi 2 hari itu saya enggak tidur, melek terus main judi online," kata NR.

Dampak buruk judi online itu ia rasakan. Sebab gegara uang Rp16 juta itu habis, sementara sang anak terus-terusan ditagih lantaran sudah habis waktu, akhirnya mimpi menjadi sarjana dari kampus keperawatan sirna seketika.

"Karena enggak bisa digantikan, akhirnya anak yang mengalah. Dia memutuskan berhenti kuliah di semester 3. Sedih lah pasti sebagai orangtua, karena enggak bisa mewujudkan cita-cita anak," kata NR.

Pengalaman pahit itu membuat NR akhirnya merenung dan banyak melamun. Tak disangka, hal itu belum membuatnya kapok. Sebab NR masih keranjingan judi, namun bingung tak punya modal.

"Jadi masih ingin main, tapi uang sudah enggak ada. Kalau kerja ya alhamdulillah masih berjalan sampai sekarang," tutur NR.

Sampai di satu titik, di tahun 2024 ia kemudian berhenti sedikit demi sedikit dari judi online. Ia bersyukur, namun sempat dibuat kaget ketika pemerintah hendak memberikan bantuan sosial untuk pelaku judi online.

"Alhamdulillah sudah berhenti, sempat sih main beberapa kali sebelum lebaran kemarin tapi enggak ketagihan lagi. Cuma kalau soal bansos (judi online), saya enggak setuju. Bukannya berhenti, tapi malah memberi jalan, jadi seperti dikasih modal sama pemerintah," ujar NR.

Serupa dengan NR, judi online juga sempat diandalkan AJ, pemuda 28 tahun asal Cimahi untuk mendapatkan cuan secara instan. Hal itu terbukti saat AJ pernah mendapat max win sebesar Rp60 juta.

"Pernah dapat max win Rp60 juta, tapi setengahnya saya putarkan lagi buat modal biar dapat untung lebih besar. Ternyata malah kalah," kata AJ.

Keuntungan itu selalu menjadi pelecut AJ untuk kembali berjudi. Sesekali ia menggunakan uang dari gajinya, sampai sempat di satu waktu gajinya habis semua untuk berjudi.

"Kalau saya paling parah uang gaji Rp3 juta itu habis buat judi. Enggak ada sisa sama sekali. Kalau dibilang berhenti belum, tapi enggak terlalu ketagihan seperti orang-orang sampai pinjam sana sini, jual ini itu buat judi," ujar AJ.




(dir/dir)


Hide Ads