Asa Isan-Deara Cari Keadilan akibat Buah Hatinya Meninggal Usai Imunisasi

Round-Up

Asa Isan-Deara Cari Keadilan akibat Buah Hatinya Meninggal Usai Imunisasi

Tim detikJabar - detikJabar
Sabtu, 22 Jun 2024 08:30 WIB
Ilustrasi Benarkah Petasan Sebabkan Bayi Meninggal
Ilustrasi (Foto: iStock).
Sukabumi -

Nasib pilu yang dialami Isan Nur Arifin (27) dan Deara Wulandari (27), sepertinya bakal berbuntut panjang. Pasangan suami istri (pasutri) asal Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, ini berencana melapor ke polisi setelah anak mereka yang masih berusia 3 bulan, Muhammad Kenzie Arifin meninggal dunia diduga usai menerima imunisasi.

Peristiwa memilukan yang Isan dan Deara alami terjadi pada 11 Juni 2024. Saat itu, anak kedua mereka yang lahir pada 14 Maret 2024 diberi empat jenis vaksin sekaligus saat imunisasi berupa BCG, Polio, DPT dan Rotavirus. Tapi menurut keterangan keduanya, pihak tenaga kesehatan ditengarai tidak meminta izin terlebih dahulu saat keempat jenis vaksin tersebut akan disuntikkan ke tubuh bayinya.

Akibatnya, sang buah hati tiba-tiba menangis histeris dan menolak minum ASI. Meski sempat ditangani bidan dan dokter, nyawa anak kedua mereka tak bisa diselamatkan setelah 6 jam disuntik imunisasi. Bayi itu pun meninggal dunia ketika sudah dilarikan ke rumah sakit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usai kejadian ini, Dinas Kesehatan Kota Sukabumi maupun Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) langsung turun tangan. Dari hasil penelusuran, diperoleh fakta bahwa bidan yang memberikan imunisasi masih berstatus job training. Meskipun saat itu, bidan tersebut ditemani oleh bidan bersertifikasi sebagai juru imunisasi.

Jawaban ini sepertinya belum bisa diterima keluarga korban. Mereka lalu memutuskan menempuh jalur hukum dan berencana membuat laporan ke kepolisian.

ADVERTISEMENT

"Kami tidak diberikan kejelasan, yang mereka sampaikan hanya seputar bahwa vaksin ini tidak terlibat dalam kematian tersebut, tetapi tidak bisa dijelaskan juga apakah prosedural bisa yang diberikan kepada anak kami itu yang menjadi penyebab kematiannya sampai saat ini belum ada jawaban," kata pengacara keluarga korban, Muhammad Ikram Ardiansyah Tumiwang, Jumat (21/6/2024).

Upaya ini dilakukan keluarga untuk mendapat keadilan. Bahkan, pihak keluarga bersedia jika nantinya sang bayi dilakukan ekshumasi atau pengangkatan jenazah untuk kepentingan penyelidikan.

"Keputusan kita rencananya kita akan melakukan LP (laporan polisi) tetap proseduralnya, bila diundur-undur atau dinanti-nanti kemungkinan nanti semuanya bisa berubah. Dalam waktu dekat insya Allah kita akan melakukan autopsi dengan pihak-pihak berwajib," ujarnya.

Ikram menyebut, penjelasan yang dilakukan dalam pertemuan secara daring antara pemerintah bersama Komnas KIPI yang menyebutkan imunisasi sudah dilakukan sesuai prosedur, sepertinya belum bisa mereka terima. Sebab, tidak ada penjelasan mengenai penyebab kematian bayi Kenzie. Selain autopsi, beberapa sampel imunisasi juga akan diperiksa di BPOM.

"Ke depannya dari Dinkes tadi dengan beberapa jajarannya akan melakukan pengecekan ke BPOM untuk isi contain dari vaksinnya itu. Dari pihak keluarga tidak menerima jawaban pastinya untuk dikatakan puas atau tidak kesimpulannya kita tidak mendapatkan jawaban yang kita harapkan," ucap Ikram.

Pihaknya berharap, penyebab kematian bayi Kenzie dapat diungkap secara jelas. Dia juga ingin kepolisian menelusuri dugaan penyalahgunaan tenaga kesehatan.

Sementara, Kapolres Sukabumi Kota AKBP Ari Setyawan Wibowo mengatakan bahwa sejauh ini polisi sudah berkoordinasi dengan keluarga. Menurutnya, penyelidikan akan dimulai setelah korban membuat laporan polisi secara resmi dan menyetujui dilakukan ekshumasi.

"Intinya gini, kita dari kepolisian pasti akan memberikan pelayanan terbaik kepada warga masyarakat dalam hal penegakkan hukum juga akan memberikan keadilan seadil-adilnya," kata Ari.

"Makanya kita kepolisian sudah kooperatif, kita sudah komunikasi dengan pihak keluarga korban apabila sewaktu-waktu pengen berkonsultasi ataupun melaporkan untuk kita proses lanjut, dalam penyelidikan ini kita akan selalu terbuka dari Polres Sukabumi Kota," tandasnya.

(ral/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads