Fakta Baru soal Kematian Bayi Usai Imunisasi di Sukabumi

Fakta Baru soal Kematian Bayi Usai Imunisasi di Sukabumi

Siti Fatimah - detikJabar
Kamis, 20 Jun 2024 20:01 WIB
Baby leg fingers. Shallow DOF. Developed from RAW; retouched with special care and attention; Small amount of grain added for best final impression. 16 bit Adobe RGB color profile.
Ilustrasi bayi (Foto: iStock).
Sukabumi -

Fakta baru terungkap dalam kasus meninggalnya bayi berusia tiga bulan usai mendapatkan suntik imunisasi di Sukabumi. Diketahui, Muhammad Kenzie Arifin, bayi berusia tiga bulan meninggal dunia usai mendapatkan imunisasi BCG, DPT, Polio dan Rotavirus.

Dinas Kesehatan Kota Sukabumi menyebut, bidan yang memberikan imunisasi ternyata masih berstatus job training. Meski demikian, dia mengklaim, saat pemberian imunisasi kepada bayi Kenzie, bidan itu ditemani oleh bidan bersertifikasi sebagai juru imunisasi.

"Sudah job training dan didampingi dengan yang bersertifikat," kata Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi Wita Darmawanti di Balai Kota Sukabumi, Kamis (20/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi hal tersebut, Kabid P2P Dinas Kesehatan Jawa Barat Rochady Hendra mengatakan, pemberian imunisasi tidak dapat dilakukan oleh seluruh bidan. Dia menyebut, bidan tersebut harus tersertifikasi sebagai juru imunisasi.

"Jadi untuk juru imunisasi itu tidak semerta merta bidan itu menyuntik atau bisa menjadi juru imunisasi, mereka akan dilatih untuk mendapat sertifikasi juru imunisasi dan dalam pelatihannya itu mereka akan dilatih yang tadi apakah boleh menyuntikan dengan 2 kali suntikan namanya imunisasi ganda atau multiple injection itu ada juknisnya dari Kementerian Kesehatan," kata Rochady.

ADVERTISEMENT

Dia menjelaskan, pemberian imunisasi dengan jumlah lebih dari satu atau ganda sudah diteliti di Indonesia sejak tahun 2017-2018. Kemudian pada tahun 2021, Kementerian Kesehatan juga meminta pertimbangan dari Dewan Imunisasi Nasional terkait imunisasi ganda.

"Dari 2021 Dewan Pertimbangan Imunisasi Nasional itu bolehkan imunisasi ganda maka terbentuklah juknis tentang imunisasi ganda. Jadi mereka sudah dilantik, bukan tiba-tiba sudah lulus bidan, sudah boleh imunisasi, nggak seperti itu, diikuti sertifikasi pelatihan menjadi juru imunisasi baru mereka melakukan itu (suntik imunisasi)," paparnya.

Guna mengungkap, penyebab kematian bayi Kenzie, pihaknya menarik sampel imunisasi di batch yang sama dengan korban. Nantinya, sampel itu akan diteliti oleh BPOM selama tiga minggu ke depan.

"Untuk batch yang sama sudah diambil dan menunggu hasil sampel yang dari BPOM (berapa lama?) tiga minggu. Itu kan kita cari kuman ditunggu tiga minggu, kumannya tumbuh apa nggak, kalau nggak tumbuh berarti tidak ada kuman," kata dia.




(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads