Eti Petik Manfaat dari Kiprahnya Merehabilitasi Hutan di Tasikmalaya

Faizal Amiruddin - detikJabar
Sabtu, 22 Jun 2024 06:30 WIB
Kiprah Eti merehabilitasi hutan di Tasikmalaya (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Kelestarian lingkungan menjadi salah satu isu strategis dalam upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Lingkungan yang lestari akan menjadi penyangga kehidupan masyarakat yang mampu membangun hubungan harmonis dengan sumber daya alam yang dimilikinya.

Saat ini tak banyak masyarakat yang memiliki kepedulian untuk merehabilitasi dan menjaga lingkungannya agar tetap hijau dan lestari. Dengan penuh keikhlasan, mereka berkiprah dalam sunyi, bekerja dalam senyap, demi mewujudkan impian menjadikan lingkungan hijau dan lestari.

Seperti yang dilakukan oleh Eti Sulastri (48) warga Kampung Pasir Goong Desa Pasir Salam Kecamatan Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya. Perempuan petani yang satu ini memiliki komitmen kuat untuk menjaga kampungnya tetap hijau dan lestari.

Salah satu kiprah nyata yang dilakukan Eti adalah merehabilitasi bukit seluas 12 hektar yang ada di kampungnya. Bersama suaminya Isur Suryana, Eti berhasil mengembalikan bukit yang semua gundul dan tandus, menjadi rimbun oleh tegakan pohon.

Langkah yang dilakukan Eti dimulai pada tahun 2003 silam. Selama 21 tahun, Eti terus konsisten merawat pepohonan yang dia tanam. Sehingga kini hasilnya bukit bernama Pasir Goong itu menjadi hijau dan membawa banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat setempat.

Eti menjelaskan pada tahun 2003 itu dia menyewa sepetak lahan di Pasir Goong untuk kandang ayam pedaging. Lahan itu merupakan tanah carik desa.

"Tahun 2003 ternak ayam kecil-kecilan, ngurus 1.200 ekor. Saya menyewa lahan di bukit itu ke pemerintah desa. Saya juga bangun rumah di sana dekat dengan kandang, dulu belum punya rumah ini," kata Eti, Jumat (21/6/2024).

Kiprah Eti merehabilitasi hutan di Tasikmalaya Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar

Jarak rumah Eti sekarang dengan bukit Pasir Goong sekitar 400 meter. Saat itu kondisi lahan yang tandus dan gundul membuat dia tak betah.

Lalu muncul inisiatif dirinya untuk menanami bukit itu dengan pepohonan. Awal-awal merehabilitasi bukit, Eti melakukannya sendiri dan modal sendiri. Bibit pun dia cari dan beli sendiri.

"Untuk pupuknya memanfaatkan kotoran ayam. Sebetulnya kalau dijual itu kotoran hasilnya lumayan, tapi karena ingin merehab lahan, dipakai saja yang ada," kata Eti.

Setelah itu dia mulai mendapatkan bantuan bibit tanaman dari pemerintah. "Ketika itu suami saya mulai ikut jadi PKSM (penyuluh kehutanan swadaya masyarakat). Jadi mungkin lebih mudah untuk mengakses bantuan bibit," kata Eti.

Bibit tanamannya beragam mulai dari albasia, manggis, durian, mahoni, alpukat dan lainnya. Menurut Eti sejak 2003 sampai, sekitar 50 ribu bibit tanaman dia terima dari berbagai sumber bantuan.

"Sekitar 50 ribu bibit, tapi bukan untuk Pasir Goong saja. Untuk lahan yang lain juga, intinya semua bibit yang kami terima ditanam, Insya Allah manfaat," kata Eti.

Setelah dapat bibit yang melimpah, dia pun mengajak warga untuk menanami lahan kosong yang ada di desanya. "Jangan dikira mengajak masyarakat menanam itu mudah, harus dibujuk, bahkan saya sogok dengan nasi liwet," kata Eti.

Atas kiprahnya itu Eti mendapatkan apresiasi dari banyak pihak. Pada Desember 2023 lalu dia mendapatkan penghargaan Raksa Prasada dari Pemprov Jawa Barat sebagai individu yang peduli lingkungan. Kemudian pada April 2024 lalu, dia menjadi nominator lomba Wana Lestari tahun 2024 kategori PKSM tingkat Provinsi Jawa Barat.

Selain itu dia juga kerap diundang menjadi pembicara atau narasumber untuk kegiatan penyuluhan tentang masalah lingkungan terutama masalah rehabilitasi hutan. "Ya Alhamdulillah banyak yang mengapresiasi, walau pun sebenarnya apa yang saya lakukan sebatas hobi menanam," kata Eti.



Simak Video "Mengenal Fungsi Mopok Padi dalam Membuat Pematang di Tasikmalaya "

(dir/dir)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork