Dugaan Sumber Sampah yang Membentuk 'Pulau' di Sungai Citarum KBB

Dugaan Sumber Sampah yang Membentuk 'Pulau' di Sungai Citarum KBB

Whisnu Pradana - detikJabar
Kamis, 13 Jun 2024 15:10 WIB
Sampah Masih Mengotori Aliran Sungai Citarum KBB
Sampah Masih Mengotori Aliran Sungai Citarum KBB (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Bandung Barat -

Aliran Sungai Citarum, Desa Selacau, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB) sempat tertutup sampah dan eceng gondok yang membentuk pulau sepanjang 3 kilometer dengan lebar 60 meter.

Diperkirakan ada 200 ton sampah yang mengambang. Setelah viral di media sosial, upaya pembersihan Sungai Citarum dari sampah itu mulai dilakukan sejak Rabu (12/6/2024) sesuai titah Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bandung Barat, Ibrahim Aji mengatakan kalau wilayah Bandung Barat kecipratan sampah yang sebetulnya bersumber dari wilayah hulu Sungai Citarum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Analisis kita, jadi itu kiriman dari hulu, karena sebelumnya itu ada hujan lebat kan beberapa hari. Tanggal 3 Mei kita sempat ada kegiatan bersih-bersih di Sungai Citarum tapi sampah itu belum ada, cuma ada eceng gondok," kata Ibrahim saat dikonfirmasi, Kamis (13/6/2024).

Setelah hujan deras selama beberapa hari itu terjadi, barulah aliran air yang deras dari wilayah hulu di Kabupaten Bandung, Kota Bandung, serta Kota Cimahi membawa sampah berbagai jenis.

ADVERTISEMENT

"Nah begitu hujan deras beberapa hari itu, baru sampah terlihat banyak sekali. Makanya menurut kami itu kiriman dari hulu dan kebetulan Sungai Citarum KBB ini arusnya berputar seperti penampungan," kata Ibrahim.

Ibrahim mengatakan karena masifnya pemberitaan soal sampah di Sungai Citarum wilayah Bandung Barat, membuat pihaknya gerak cepat berkomunikasi dengan daerah di hulu sungai.

"Koordinasi dengan pemerintah daerah di hulu sungai sebetulnya sudah dan juga kan ada Satgas Citarum Harum sebagai koordinatornya. Jadi perlu dipikirkan solusinya supaya tidak terulang," kata Ibrahim.

Misalnya yang terbayang oleh pihaknya yakni memasang trash-boom melintas di sungai tersebut. Nantinya sampah bakal terjaring sehingga lebih memudahkan untuk diangkat.

"Mungkin ke depan kita perlu ada langkah preventif, misalnya ada trash-boom atau jaring supaya bisa meminimalisir sampah itu tidak semuanya mengambang di badan sungai terbawa arus ke hilir," kata Ibrahim.

Sesuai arahan Bey Machmudin, sampah yang ada di Sungai Citarum itu mesti bisa dibersihkan dalam kurun waktu seminggu. Setelah itu sampahnya akan diangkut ke TPA Sarimukti, Cipatat, Bandung Barat.

"Sampahnya dibuang ke Sarimukti, nah untuk eceng gondoknya karena Sarimukti tidak menerima sampah organik maka akan diolah beberapa pegiat lingkungan membuat kerajinan dari eceng gondok," ujar Ibrahim.

"Kemarin saya protes juga ke bu Kadis LH, kalau sampah dibuang ke sana ini jadi jatah KBB maka kami rugi mengurangi kuota pembuangan sampah. Ternyata disampaikan sama bu Kadis enggak. Jadi yang dari Citarum ini totalnya berapa truk, kalau ritase berapa. Jadi jatah berbeda dengan yang punya KBB sehingga tidak terganggu jatahnya," imbuhnya.




(dir/dir)


Hide Ads