Titah Sekda Jabar Soal Penanganan Sampah dan Sungai Citarum

Titah Sekda Jabar Soal Penanganan Sampah dan Sungai Citarum

Yuga Hassani - detikJabar
Minggu, 09 Jun 2024 21:15 WIB
Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar, Herman Suryatman, saat peninjauan sektor 6 Satgas Citarum Harum, Baleendah, Minggu (9/6/2024).
Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar, Herman Suryatman, saat peninjauan sektor 6 Satgas Citarum Harum, Baleendah, Minggu (9/6/2024). (Foto: Yuga Hassani/detikJabar)
Bandung -

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat menginstruksikan masyarakat untuk berperan aktif dalam menangani sampah. Sehingga sampah rumah tangga yang dihasilkan bisa berkurang.

Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar, Herman Suryatman, mengatakan beberapa masyarakat saat ini sudah mulai ada yang memilah sampah sejak dari rumah. Kata dia, hal tersebut harus dipertahankan hingga dikembangkan.

"Paling tidak diawali dengan pengelolaan sampah di rumah tangga, zero food waste misalnya. Tidak boleh ada sampah makanan yang keluar dari rumah ke TPS," ujar Herman, selepas peninjauan sektor 6 Satgas Citarum Harum, Baleendah, Minggu (9/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya hal tersebut bisa dikeluarkan melalui surat edaran dari setiap Kabupaten Kota. Sehingga tidak ada masyarakat yang membuang sampah ke TPS.

"Yang masuk ke TPS hanya sampah anorganik saja, plastik dan sebagainya, biar bisa dibuang. Nah sampah makanan diolah sedemikian rupa, makanya kalau makan harus proporsional," katanya.

ADVERTISEMENT

Herman mengaku meskipun tetap ada sampah rumah tangga bisa langsung dimanfaatkan. Salah satunya adalah dengan budidaya maggot.

"Ada contohnya, maggot itu dikembangkan sedemikian rupa, makanannya adalah makanan sisa dari warga masyarakat. Tiap kelurahan ada satu saja peternak maggot, bisa oleh Karang Taruna, bisa oleh kader yang lainnya," jelasnya.

Pihaknya mengungkapkan adanya pemanfaatan tersebut bisa menjadi sumber ekonomi. Kemudian masyarakat bisa menjadi lebih produktif.

"Zero waste itu bukan katanya, tapi kita sudah melihat ya prototipe-nya dikasih contoh sama pak dansektor. Ini kan tinggal dikembangkan, pak Dansektor dan teman-teman di sini bisa, pasti di lapangan juga bisa," ucapnya.

Herman menegaskan jika semuanya dapat dikelola dengan baik akan menjadi sumber keuangan bagi warga. Namun, kata dia, harus ada usaha terlebih dahulu untuk melakukannya.

"Jadi semua sebenarnya produktif, jadi hemat kami, sampah itu bukan masalah kalau kita bisa mengelolanya. Sampah bisa jadi potensi, berikutnya bisa jadi cuan. Cuma harus ada effort, harus ada semangat," bebernya.

Menurutnya selama ini masyarakat masih bergantung kepada Satgas Citarum Harum. Padahal pada tahun 2025 mendatang peran tersebut harus dilakukan secara langsung oleh masyarakat.

"Satgas akan membersamai sampai Desember 2025. Mudah-mudahan, kalau harus terus dibersamai, berarti ketergantungannya tinggi dan itu nggak elok. Yang paling bagus itu memang ini harus partisipasi masyarakat, dikawal langsung oleh jajaran Pemda," kata Herman.

Herman menegaskan Pemerintah Daerah dan masyarakat harus mengambil peran dalam menangani sampah dan sungai Citarum. Sehingga permasalahan lingkungan masih terus terjaga.

"Dan PR-nya tadi disampaikan, bagaimana partisipasi masyarakat yang sudah bagus ini ditingkatkan lagi. Sehingga nanti Desember 2025, setelah Satgas menyesuaikan diri, tentu pengelolaan nanti ada di pemerintah kabupaten, ada di kecamatan, ada di desa, di kelurahan, ada di masyarakat," tuturnya.

"Ada waktu 1 tahun setengah bagaimana masyarakat mempersiapkan diri, kita harus bisa melanjutkan apa yang sudah bagus untuk menjaga lingkungan di Citarum ini tanpa Satgas lagi," tambahnya.

Sementara itu, Dansektor 6 Satgas Citarum Harum Kolonel Inf Yanto Kusno Hendarto menjelaskan saat ini kerap membersihkan sampah yang ada di permukaan sungai Citarum. Terdapat 10 titik penumpukan sampah yang kerap dilakukan.

"Kita bersihkan ada di sepanjang Das Citarum, dan anak-anak sungai, maupun saluran-saluran, itu yang kita angkat setiap hari kurang lebih sekitar 2 ton setiap hari," kata Yanto, kepada awak media.

Yanto mengaku saat inu memiliki keterbatasan alat angkutan sampah. Pasalnya selama ini dirinya kerap mengangkut menggunakan truk.

"Jadi selama ini kita gunakan truk, mengangkut 2 ton kan tidak efektif, tapi kalau pakai cator (becak motor) kan lebih efektif," jelasnya.

Yanto menambahkan sampah-sampah tersebut telah berhasil diolahnya secara langsung. Seperti paving block, kompos, maggot, pakan ternak dan lain-lain.

"Jadi produk-produk yang kita hasilkan ini, belum gow publik lah. Mudah-mudahan dengan kehadiran Pak Sekda yang mau pesan rak bunga, itu bisa gow publik lah," pungkasnya.

(yum/yum)


Hide Ads