Misi Pemkot Bandung Buka TPST Baksil Jadi Destinasi Wisata Edukasi

Misi Pemkot Bandung Buka TPST Baksil Jadi Destinasi Wisata Edukasi

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Rabu, 29 Mei 2024 23:00 WIB
TPST Baksil, Kota Bandung
TPST Baksil, Kota Bandung. (Foto: Istimewa)
Bandung -

Kota Bandung masih mengupayakan edukasi pemilahan sampah dan menyelesaikan sampah secara mandiri. Setelah berjalannya Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Gedebage, sejak Maret lalu TPST di Babakan Siliwangi Forest Walk telah dilakukan uji coba.

Namun bukan sekedar menyelesaikan sampah, Pj Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono punya ambisi baru yakni membuka TPST Babakan Siliwangi sebagai tempat wisata edukasi sampah.

Disampaikan oleh Kabid Pengelolaan Persampahan dan Limbah B3 PPL B3, Salman Faruq bahwa Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung tengah menyiapkan skema realisasi, sambil terus mengoptimalkan hasil olahannya. Rencananya TPST yang terletak di tengah kota ini, bakal jadi percontohan dan dipamerkan dalam kunjungan wisata luar kota.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"TPST Babakan Siliwangi sudah selesai dibangun dan sudah dilengkapi dengan fasilitas pengolahan sampah melalui teknologi RDF. Produk RDF ini kan digunakan di industri tekstil sebagai substitusi atau co-firing dari batu bara. Nanti ke depannya DLH diminta membuka ini untuk publik, guna menjelaskan pengolahan sampah di sana seperti apa. Sebagai salah satu percontohan," katanya ditemui di Balai Kota Bandung, Rabu (29/5/2024).

TPST merupakan tempat pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah. Salman menyebut, sampah organik yang telah dipilah, dicampur dengan sampah kering dedaunan di sekitar Baksil.

ADVERTISEMENT

Nantinya, sampah akan dikeringkan untuk menurunkan kadar air dan kemudian dicacah. Hasil akhirnya bisa digunakan menjadi bahan bakar industrial, menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) atau bahan bakar berbentuk arang yang terbuat dari cacahan sampah.

"Nanti akan jadi tempat wisata edukasi pengolahan sampah. Gimana sih pengelolaan sampah yang tidak berbau, nggak ada lalat, kemudian juga ramah lingkungan? Selain itu juga mendukung program pemerintah lainnya yaitu untuk membangkitkan energi terbarukan, melalui RDF. Jadi tidak lagi bertumpu pada energi fosil seperti itu," ucap Salman.

Selanjutnya, masyarakat akan diberikan edukasi terkait pengelolaan sampah mulai organik dan anorganik dengan dipandu oleh DLH Kota Bandung. Kini, TPST Babakan Siliwangi telah dapat menghasilkan 10 ton RDF yang dijadikan bahan bakar bagi beberapa pabrik tekstil di sekitar Kota Bandung.

Namun, Kota Bandung masih punya angan untuk bisa menyelesaikan sampah mandiri lebih banyak lagi. Setelah berhasil membangun mesin dan bangunannya dari APBD, Pemkot Bandung bakal minta bantuan ke Pemprov Jabar agar tiap dibangun TPST dapat menghasilkan sampai 30 ton RDF.

"Jadi ada beberapa sampah anorganik dari beberapa line mesin gibrik yang sudah ada, masuk ke sana, dicampur dengan sampah daun, melalui proses pengeringan, pencacahan, dan lain sebagainya. Sehingga produk akhirnya RDF yang dihasilkan di TPST Bawakan Siliwangi," tutur Salman.

"Kapasitas rencananya adalah 20 ton per hari. Kami sedang mengupayakan bantuan melalui Provinsi Jawa Barat untuk dinaikkan kapasitasnya menjadi 30 ton per hari. Jadi nanti ada bantuan penambahan bangunan dan penambahan mesin-mesin dari Provinsi," imbuhnya.

Selain edukasi sampah, nantinya akan sejalan dengan reaktivasi Babakan Siliwangi Forest Walk dan Teras Cikapundung yang baru saja dipercantik kembali. Jika sudah sesuai target, TPST Babakan Siliwangi akan diterapkan juga di TPS Ence Aziz, Batununggal, dan TPS Indramayu.

"Harapannya semua in line dengan yang ada di sana. Masyarakat umum bisa melihat itu menjadi satu kesatuan wilayah yang komprehensif lah. Karena di TPST Babakan Siliwangi pun kita mengolah sampah organik, sampah taman, atau sapuan jalan. Sehingga keberadaan TPST ini sebetulnya mendukung dari hutan kota Babakan Siliwangi itu sendiri," harap Salman.

(aau/iqk)


Hide Ads