Jerit 'Papa Jangan Tinggalin Dede' Sambut Kedatangan Jasad Farid Ahmad

Jerit 'Papa Jangan Tinggalin Dede' Sambut Kedatangan Jasad Farid Ahmad

Whisnu Pradana - detikJabar
Senin, 20 Mei 2024 13:39 WIB
Keluarga Menyambut Kedatangan Peti Mati Farid Ahmad di rumah duka
Keluarga Menyambut Kedatangan Peti Mati Farid Ahmad di rumah duka (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Bandung Barat -

Tangis keluarga pecah tatkala peti jenazah mendiang Farid Ahmad, salah satu korban tewas insiden jatuhnya pesawat latih di BSD, Tangerang Selatan, tiba di rumah duka.

Ambulans yang membawa jasad pria 34 tahun itu tiba di rumah duka Kompleks Grand Villa Cihanjuang nomor 6, Kampung Cisasawi, RT 01/RW 05, Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat (KBB), tiba pada Senin (20/5/2024) pukul 12.30 WIB.

Dari ambulans turun istri dan orangtua mendiang Farid. Mereka terpaksa dibopong karena terus-terusan menangis. Tangisan itu disambut tiga anak dan keluarga lain yang menunggu di dalam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terdengar histeris anak mendiang Farid memanggil 'papa' saat peti mati dibawa masuk ke dalam rumah. Sejurus kemudian, keluarga dan pelayat langsung mengaji sebelum jenazah disalatkan dan dikebumikan.

Dari dalam rumah duka, teriakan tiga anak mendiang Farid nyaring terdengar. Meskipun baru berusia 5 tahun, mereka dengan sadar berteriak 'papa jangan tinggalin dede', 'papa kenapa ninggalin dede', 'papa dede sayang papa'.

ADVERTISEMENT

Tiga anak kembar mendiang Farid turut mengantarkan ayahnya itu ke Masjid Miftahul Jannah di lingkungan tempat tinggalnya untuk disalatkan. Pelayat turut mengantarkan peti jenazah Farid.

Nandang Suhana (53), paman korban menuturkan pihak keluarga awalnya mengetahui kabar duka itu dari berita di televisi. Namun saat itu, keluarga belum sepenuhnya yakin.

"Jadi awalnya baru dapat nama Farid Ahmad, tapi kita belum yakin. Tapi setelah ada yang telepon keluarga dari Jakarta, baru di situ istrinya berangkat ke Jakarta untuk memastikan," kata Nandang di rumah duka, Senin (20/5/2024).

Ketua DKM Masjid Miftahul Jannah, menyebut bahwa mendiang Farid selalu salat berjamaah di masjid tempat ia disalatkan setiap ia pulang dari tugasnya.

"Saya bersaksi bahwa almarhum Pak Farid ahli salat berjamaah, selalu ada di masjid untuk salat berjamaah kalau ada di sini," katanya.

Berdasarkan permintaan istrinya, jasad Farid bakal dikebumikan di TPU Kampung Cisasawi, tak jauh dari tempat tinggal keluarga kecil itu saat ini.

Tangis Keluarga Pecah Saat Jasad Farid Dimasukkan ke Liang Lahad

Rina Aprianti, datang ke pemakaman dengan mata sembab. Air matanya tak berhenti mengucur kala semakin dekat dengan liang lahad mendiang suaminya, Farid Ahmad.

Rina baru saja kehilangan suaminya yang jadi salah satu korban tewas dalam insiden pesawat latih yang jatuh di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan, Minggu (19/5/2024).

Tak hanya Rina, tiga anak kembar buah hatinya dengan mendiang Farid juga tak henti-hentinya menjerit kalau mendapati tubuh ayah mereka terbujur kaku dalam balutan kain kafan masuk ke pusara diantar puluhan pelayat.

Senin (20/5/2024) jadi kali terakhir keluarga kecil itu saling bertatap. Setelah tanah diurug ke liang lahad, jadi momen terakhir Rina dan tiga buah hatinya bisa melihat tubuh Farid secara langsung.

Jasad pria warga Kompleks Grand Villa nomor 6, Kampung Cisasawi, RT 01/RW 05, Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat itu selesai dikebumikan pada pukul 14.30 WIB.

Mustafa (23), sepupu mendiang Farid, menjadi perwakilan keluarga menyampaikan terima kasih dan permintaan maaf tidak bisa meladeni awak media secara leluasa.

"Kami ucapkan terima kasih atas kedatangannya. Intinya kami keluarga menerima keadaan ini sebagai musibah. Semoga kami selalu diberikan ketabahan dan almarhum diterima di sisi Tuhan," kata Mustafa saat ditemui usai proses pemakaman, Senin (20/5/2024).

Kenangan kebaikan mendiang semasa hidup, disampaikan saat proses salat jenazah hingga sebelum dimakamkan. Mustafa, menyebut bersaksi atas segala kebaikan mendiang terhadap anak istrinya, keluarga, serta tetangga.

"Saya bersaksi almarhum adalah sosok yang baik, ramah, dan mudah bergaul. Buktinya saat jenazah dipulasara di Jakarta kemarin, kita dipermudah karena banyak teman-teman almarhum yang membantu," kata Mustafa.

Sementara soal tugas mendiang sebelum mengalami insiden, Mustafa menyebut keluarganya mengetahui agenda tersebut. Namun takdir berkehendak lain, hingga akhirnya kabar duka diterima keluarga.

"Tahu (agenda terbang). Tapi sisanya, kami serahkan pada yang berwajib saja, pihak perusahaan, dan pihak terkait lainnya," kata Mustafa.




(dir/dir)


Hide Ads