Sejak pukul 05.30 WIB, sejumlah ibu-ibu dari Bidang Usaha Wanita Katolik RI (WKRI) Cabang Pandu, sudah sibuk menata dagangannya. Pada Minggu pagi, mereka bersiap berjualan aneka jajanan pasar dan kue di halaman parkir Gereja Katolik Bunda Tujuh Kedukaan, Pandu, Kota Bandung.
Ketua WKRI Cabang Pandu Utari menyebut usaha ini sudah berlangsung sejak belasan tahun lalu. Hasil berjualan nantinya akan disalurkan sebagai dana amal untuk anak asuh, operasional posyandu, dan PAUD.
"Kegiatan ini sudah berlangsung sejak lama, turun-temurun ya. Organisasi WKRI kan juga termasuk yang tertua. Nah dari hasil keuntungan jualan nantinya bukan untuk kami, melainkan untuk anak asuh, biaya kepengurusan posyandu, PAUD, jadi untuk amal," kata Utari kepada detikJabar, Minggu (21/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biasanya sebelum Misa berlangsung, jemaat Gereja menyempatkan diri memborong puluhan jajanan pasar dan disantap di rumah. Hebatnya, semangat para ibu-ibu keanggotaan ini tak terhalang usia. Maria, Ketua Bidang Usaha WKRI Cabang Pandu, menyebut mayoritas anggotanya justru berusia lanjut.
"Kalau usia sebetulnya dari 18 tahun sampai tak terbatas usia. Ada yang 70 tahun, 69 tahun, bahkan 76 tahun masih aktif di sini. Mengingat harga, menghitung, ya kami ingin minimal berguna untuk organisasi kami dan bisa beramal," ucapnya.
![]() |
Katanya, setiap hari bisa dibilang selalu jadi Hari Kartini untuk mereka. Semangat Kartini untuk memerdekakan sesama perempuan, saling membantu, dan bisa memberdayakan antarperempuan jadi salah satu motivasi untuk aktif di Kedai WKRI Cabang Pandu setiap minggunya.
"Jadi ini ada yang beberapa anggota bikin sendiri kemudian dijual kolektif di sini. Setiap minggu paling tidak ada 30 orang yang menjual dagangannya. Mayoritas yang berdagang itu ibu-ibu, ada yang single parent dan butuh tambahan biaya untuk menghidupi anak-anaknya. Nah kami disini membantu menjual, bahkan ditetapkan tidak boleh ada jenis makanan yang sama. Supaya semuanya bisa laku dan merata," ujar Maria.
Ibadah Misa berlangsung mulai jam 5.30 WIB, 07.00 WIB, 09.00 WIB, dan 11.00 WIB. Sepanjang waktu berjualan itu, Maria mengaku banyak yang memborong jajanan pasar hasil jualannya bersama teman-teman. Bahkan, Kedai WKRI Cabang Pandu itu juga kerap dapat pesanan jumlah besar.
"Biasanya kita juga sering bagi-bagi nasi bungkus. Terus kadang ada pesanan misal dari Jakarta, berkunjung ke gereja sini terus pesen nasi bungkus banyak, atau ada acara seminar, acara Natal dan Paskah, itu suka ada yang pesen. Ya Puji Tuhan ini jadi ada pemasukan terus, untuk amal dan juga untuk pemasukan yang nitip ke sini," kata Maria.
![]() |
Aneka jajanan tersebut dijual dengan harga variatif kisaran Rp6.000-15.000. Jajanan pasar yang paling diburu ialah lontong isi tahu, lontong isi daging ayam, dan lontong isi daging sapi. Selain itu, sayur asem, arem-arem, nagasari, dan lemper juga jadi buruan di pagi hari.
Sementara itu Bernadeth, salah satu anggota menyebut, kegiatan ini juga untuk menjaga semangat dan kekeluargaaan dalam beramal.
"Nanti keuntungan ini untuk mengurus sembilan anak asuh, 2-3 posyandu dan PAUD milik WKRI Cabang Pandu. Kita sebulan sekali berikan makanan yang sehat, susu, biskuit ke anak-anak. Kemudian baksos ke panti jompo, lansia di hari-hari perayaan seperti Natal dan Paskah," ucapnya.
"Harapan kita, kegiatan ini sebagai wadah untuk berbagi sekaligus mengajak supaya wanita itu bisa mandiri, tidak tergantung anak atau suami, dan bisa berguna untuk masyarakat sekitar," tambah Bernadeth.
(aau/orb)