5 Contoh Pidato Hari Kartini 2025 tentang Semangat Emansipasi Wanita

5 Contoh Pidato Hari Kartini 2025 tentang Semangat Emansipasi Wanita

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Minggu, 20 Apr 2025 12:33 WIB
Ilustrasi wanita memberi sambutan singkat atau pidato
Ilustrasi pidato. Foto: Getty Images/hxyume
Solo -

Hari Kartini setiap tahunnya menjadi momentum penting untuk mengenang perjuangan perempuan Indonesia dalam meraih hak dan kesetaraan, terutama di bidang pendidikan dan peran sosial. Dalam semangat itu, contoh pidato Hari Kartini 2025 menjadi referensi yang banyak dicari untuk mengisi berbagai kegiatan peringatan, baik di sekolah, kantor, maupun komunitas.

Dikutip dari laman resmi Dinas Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Malang, Hari Kartini ditetapkan secara resmi oleh pemerintah Indonesia pada era Presiden Sukarno melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964. Penetapan ini dilakukan pada tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan tanggal kelahiran RA Kartini, yaitu 21 April sebagai Hari Kartini. Tujuannya adalah untuk mengenang jasa-jasanya dalam memperjuangkan hak dan pendidikan bagi perempuan Indonesia.

Jika detikers tengah mencari inspirasi pidato untuk disampaikan pada peringatan Hari Kartini 2025, mari simak beberapa contoh di bawah ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Contoh Pidato Hari Kartini 2025

Berikut ini adalah beberapa contoh pidato Hari Kartini 2025 dengan berbagai tema yang dihimpun dari buku Belajar Pidato & MC tulisan Aep Syaiful Hamidin, laman resmi Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak, . Yuk, simak!

1. Meneladani Semangat Kartini, Membangun Perempuan Indonesia yang Mandiri dan Berdaya

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan.

ADVERTISEMENT

Ibu-ibu yang kami hormati,
Rekan-rekan remaja dan pemuda yang kami cintai,
Serta hadirin sekalian yang kami muliakan,

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT., Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, kita dapat berkumpul bersama dalam suasana penuh semangat dan kebersamaan pada pagi yang berbahagia ini. Hari ini, 21 April 2025, kita memperingati Hari Kartini, hari yang sangat bermakna bagi bangsa Indonesia, khususnya bagi seluruh perempuan Indonesia.

Selawat dan salam tak lupa kita haturkan kepada Nabi besar Muhammad SAW., kepada keluarga, sahabat, serta seluruh umatnya yang senantiasa menjadikan beliau sebagai teladan dalam kehidupan.

Hadirin yang saya banggakan,
Tepat pada hari ini, 21 April, bangsa Indonesia mengenang kelahiran sosok pahlawan perempuan yang luar biasa, Raden Ajeng Kartini. Seorang perempuan asal Jepara, Jawa Tengah, yang dengan gagah berani memperjuangkan hak-hak perempuan, terutama dalam hal pendidikan. Dalam masa yang masih sangat membatasi peran dan ruang gerak perempuan, Kartini hadir sebagai pelopor emansipasi. Beliau menyuarakan pentingnya kesetaraan, bukan dalam arti mengalahkan laki-laki, tetapi untuk menunjukkan bahwa perempuan juga berhak berkembang, belajar, dan berkarya.

Perjuangan Ibu Kartini telah membuka jalan bagi perempuan-perempuan masa kini untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan, serta kesempatan yang sama dalam berbagai bidang kehidupan. Kini, kita dapat melihat perempuan Indonesia hadir sebagai guru, dokter, insinyur, politisi, pengusaha, bahkan pemimpin daerah dan nasional.

Hadirin yang saya muliakan,
Namun, perjuangan Kartini belum selesai. Tugas kita hari ini adalah meneruskan semangatnya. Meneladani Kartini bukan hanya dengan mengenakan kebaya pada hari peringatannya, tetapi juga dengan terus menumbuhkan semangat belajar, semangat untuk berkarya, dan semangat untuk berkontribusi nyata bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa.

Sebagai perempuan Indonesia modern, kita tidak boleh berhenti hanya puas dengan apa yang telah diraih. Kita harus terus bergerak maju. Kita bisa menjadi ibu yang mendidik anak-anaknya dengan baik, bisa menjadi pemuda-pemudi yang semangat belajar tinggi, bisa menjadi pemimpin yang mengayomi, dan tetap tidak lupa akan jati diri sebagai perempuan Indonesia yang luhur budinya.

Hadirin sekalian,
Bangsa ini tidak akan besar tanpa perempuan-perempuan hebat di dalamnya. Bahkan seorang jenderal pun tidak akan sehebat itu tanpa kasih seorang ibu, dan seorang pemimpin tidak akan bijaksana tanpa pengaruh pendidikan dari seorang perempuan. Maka, mari kita teruskan cita-cita luhur Ibu Kartini dengan membangun perempuan yang mandiri, berdaya, dan berkualitas.

Mari kita jadikan momentum Hari Kartini ini sebagai pengingat bahwa perjuangan belum berakhir. Perempuan Indonesia harus terus maju, berdaya saing, dan tak henti memberi inspirasi. Karena ketika perempuan maju, maka bangsa pun akan maju.

Sekian pidato saya,
Semoga peringatan Hari Kartini 2025 ini menambah semangat kita untuk terus berkarya dan berkontribusi positif bagi bangsa Indonesia.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Dirgahayu Kartini, perempuan hebat Indonesia!

2. Perempuan Berdaya, Bangsa Maju

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan limpahan rahmat dan karunia-Nya, kita dapat berkumpul pada hari yang penuh makna ini dalam rangka memperingati Hari Kartini, hari istimewa untuk mengenang jasa seorang perempuan hebat yang telah memperjuangkan hak-hak perempuan dan kesetaraan gender di Indonesia.

Hadirin yang saya hormati,
Hari Kartini bukan hanya sekadar peringatan tahunan, tetapi menjadi momen refleksi atas perjuangan luar biasa Raden Ajeng Kartini. Beliau bukan hanya pahlawan nasional, tetapi simbol perjuangan perempuan yang berani melawan batasan sosial, memperjuangkan pendidikan, dan menyuarakan kesetaraan di tengah ketidakadilan pada zamannya. Pemikiran Kartini telah membawa transformasi besar dalam cara pandang masyarakat, dan warisan perjuangannya masih sangat relevan hingga hari ini.

Kesetaraan gender yang diimpikan Kartini bukanlah persaingan antara laki-laki dan perempuan, melainkan tentang keadilan sosial yang merata dan pembangunan bangsa yang inklusif. Ketika perempuan diberi ruang dan kesempatan yang sama, maka seluruh elemen bangsa akan bergerak bersama untuk menciptakan kesejahteraan yang berkelanjutan.

Hadirin sekalian,
Dalam semangat Kartini, saya mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk terus berperan aktif dalam pembangunan, sesuai dengan keahlian dan potensi masing-masing. Tak hanya dalam bidang pendidikan dan ekonomi, tetapi juga dalam politik, sosial, budaya, dan teknologi. Keikutsertaan perempuan dalam pembangunan bukanlah pilihan, melainkan kebutuhan untuk kemajuan bangsa.

Kita juga menyadari bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang mendukung kebijakan dan program yang responsif gender. Pemerintah, melalui kementerian dan pemerintah daerah, memiliki peran strategis dalam menciptakan ruang aman dan inklusif bagi perempuan untuk tumbuh dan berkembang.

Peringatan Hari Kartini kali ini juga menjadi ajang apresiasi kepada para perempuan inspiratif yang telah memberikan kontribusi besar dalam masyarakat. Penghargaan ini diharapkan tidak hanya menjadi simbol semangat, tetapi juga motivasi bagi perempuan lain di seluruh penjuru negeri untuk terus berkarya dan berjuang.

Mari kita jadikan Hari Kartini tahun ini sebagai momen untuk mengukuhkan komitmen bersama dalam menciptakan ruang yang lebih damai, adil, dan setara. Perempuan Indonesia memiliki peran penting sebagai agen perdamaian, baik di dunia nyata maupun di ruang digital. Gunakan kekuatan sosial media untuk menyebarkan semangat persatuan, cinta kasih, dan toleransi.

Hadirin yang saya muliakan,
Semangat Kartini adalah semangat perubahan. Maka mari kita isi perjuangan beliau dengan langkah nyata, dengan karya, dengan suara, dan dengan peran aktif kita semua dalam membangun Indonesia yang lebih baik. Karena ketika perempuan berdaya, maka bangsa akan ikut berjaya.

Demikian yang dapat saya sampaikan.
Selamat Hari Kartini 2025.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

3. Kesetaraan Gender untuk Kemajuan Bangsa

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan.

Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya kita dapat hadir bersama dalam momen yang penuh makna, yakni peringatan Hari Kartini ke-146. Sebuah hari yang tidak hanya sarat dengan nilai sejarah, namun juga menjadi sumber inspirasi dalam mewujudkan masyarakat yang inklusif dan berkeadilan gender.

Hadirin yang saya hormati,
Peringatan Hari Kartini bukanlah seremoni semata. Ini adalah momentum untuk menghidupkan kembali semangat perjuangan Raden Ajeng Kartini-seorang perempuan luar biasa yang dalam keterbatasannya, mampu bersuara lantang untuk kebebasan dan kemerdekaan perempuan. Dalam salah satu suratnya pada tahun 1900, beliau menuliskan dengan penuh keteguhan hati perjuangannya untuk meniti jalan kebebasan bagi kaumnya. Semangat itu menjadi obor penyemangat kita hingga hari ini.

Namun, jalan menuju kesetaraan gender masih panjang. Kita masih menghadapi banyak rintangan dalam menjamin bahwa setiap perempuan mendapatkan hak, kesempatan, dan perlindungan yang sama dalam kehidupan bermasyarakat. Meski konstitusi dan peraturan perundang-undangan telah menjamin kesetaraan bagi perempuan dan anak, implementasinya di berbagai sektor pembangunan masih membutuhkan perhatian serius.

Oleh karena itu, dalam rangka pembangunan berperspektif gender, kita semua harus memastikan bahwa kebijakan dan program tidak melupakan suara, aspirasi, dan kebutuhan perempuan. Perempuan sering kali tidak mendapat tempat untuk didengar, dan inilah saatnya kita mengubah itu. Semua pihak-pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha-perlu bersatu menciptakan lingkungan yang ramah dan inklusif bagi perempuan.

Hadirin yang saya muliakan,
Sumatera Selatan, dengan segala kekayaan budaya dan potensinya, memiliki peran strategis dalam mewujudkan visi tersebut. Namun demikian, data menunjukkan masih adanya ketimpangan antara laki-laki dan perempuan dalam hal akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat dari pembangunan. Indeks Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan Gender masih menunjukkan kesenjangan yang perlu kita atasi bersama. Karena ketika perempuan diberdayakan, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh perempuan itu sendiri, tetapi oleh seluruh masyarakat dan bangsa.

Saya juga ingin menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para perempuan pelopor pembangunan responsif gender yang telah membuktikan bahwa perempuan bisa menjadi agen perubahan. Perjalanan yang mereka tempuh tentu tidak mudah, tetapi semangat Kartini dalam diri merekalah yang menguatkan langkah dan memberi inspirasi bagi perempuan lainnya.

Mari kita jadikan peringatan Hari Kartini ini sebagai panggilan untuk bertindak. Saatnya membangun masyarakat yang setara, adil, dan berbudaya. Masyarakat yang memberikan ruang bagi setiap individu untuk bermimpi dan mewujudkan potensinya tanpa terhalang oleh jenis kelamin.

Semoga akan terus lahir Kartini-Kartini baru dari Bumi Sriwijaya dan seluruh pelosok Indonesia, yang tidak hanya memperjuangkan kesetaraan, tetapi juga menginspirasi perubahan dan kemajuan bangsa.

Demikian yang dapat saya sampaikan.
Selamat Hari Kartini 2025.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera dan salam kebajikan bagi kita semua.

4. Semangat Kartini, Perjuangan yang Tak Pernah Usai

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Hadirin yang saya hormati,

Alhamdulillah, mari kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan karunia-Nya, sehingga kita dapat berkumpul pada hari ini dalam suasana penuh kebahagiaan dan semangat untuk memperingati Hari Kartini-sebuah momentum yang tidak hanya bersejarah, namun juga bermakna dalam memperkuat komitmen kita terhadap perjuangan kesetaraan.

Hari ini, kita tidak hanya mengenang sosok Raden Ajeng Kartini sebagai tokoh perempuan bangsa, tetapi juga menghidupkan kembali spirit yang beliau wariskan. Spirit yang tak pernah lekang oleh waktu. Sebuah perjuangan yang terus berlanjut dari generasi ke generasi. Karena sejatinya, perjuangan perempuan adalah proses yang tidak akan pernah berakhir-never ending process-karena setiap masa memiliki tantangan yang berbeda bagi kaum perempuan.

Hadirin yang berbahagia,
Kartini telah membuka jalan bagi hadirnya kesetaraan bagi perempuan. Pada zamannya, perempuan ditempatkan pada posisi yang tidak setara, bahkan terbatas ruang geraknya, baik di ranah keluarga maupun pemerintahan. Namun berkat perjuangan beliau, dan juga para tokoh perempuan lainnya seperti Dewi Sartika, Cut Nyak Dhien, Rasuna Said, dan Christina Martha Tiahahu, kini perempuan Indonesia dapat berdiri sejajar, memiliki hak, kesempatan, dan ruang yang setara dengan laki-laki.

Itulah buah dari perjuangan panjang yang patut kita syukuri. Namun demikian, perjuangan itu tidak berhenti. Tugas kita sekarang adalah menjaga nyala semangat Kartini-terutama bagi generasi muda-agar terus menyala di tengah arus globalisasi dan modernisasi. Semangat untuk memperjuangkan hak-hak perempuan harus tetap dijaga, sembari terus menjunjung tinggi kodrat perempuan sebagai sosok ibu, pendidik, dan pelopor perubahan.

Hadirin sekalian,
Peringatan Hari Kartini bukanlah seremoni belaka. Ini adalah upaya menumbuhkan kesadaran bersama tentang pentingnya keberlanjutan perjuangan perempuan. Di lingkungan kita sendiri, semangat ini senantiasa diperingati dengan penuh kebersamaan, melalui kegiatan-kegiatan yang mencerminkan keberagaman budaya, kreativitas, dan semangat gotong royong. Mulai dari pameran dan bazaar kuliner, fashion show busana adat dan agama, hingga lomba-lomba yang menggambarkan peran aktif perempuan dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui peringatan ini, mari kita jaga dan rawat semangat Kartini. Kita teruskan perjuangannya dalam wujud nyata: melalui pendidikan, pemberdayaan ekonomi, peran aktif dalam keluarga, masyarakat, dan pemerintahan-tanpa melupakan jati diri dan kodrat perempuan itu sendiri.

Semoga semangat ini senantiasa membumi, menjiwai langkah kita, dan menjadi sumber inspirasi dalam membangun bangsa yang inklusif dan berkeadilan.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

5. Hari Kartini Lebih dari Sekadar Kebaya

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan.

Saudara-saudara sekalian,

Coba kita renungkan sejenak, apa itu "hari"?

Secara ilmiah, hari adalah satuan waktu-hasil bumi berotasi pada porosnya sendiri. Tapi dalam hidup manusia, "hari" bisa menjelma lebih dari sekadar unit waktu. Ia bisa jadi monumen, bisa jadi narasi, bisa jadi lentera. Seperti hari ini. Hari yang oleh sejarah diberi nama: Hari Kartini.

Bukan tanpa alasan hari ini ada. Bukan tanpa pertimbangan tanggal 21 April dipilih. Bahkan bukan hanya karena beliau memakai kebaya dan menulis surat. Lebih dari itu-ada makna besar yang menyelinap di balik sejarah ini.

Saudara-saudara,
Sejarah mencatat banyak nama besar perempuan Indonesia yang telah diakui sebagai Pahlawan Nasional. Tak kurang dari 16 nama selain Kartini: dari Cut Nyak Dien di Aceh, hingga Maria Walanda Maramis di Sulawesi Utara. Mereka semua adalah sosok luar biasa-pejuang, pendidik, pemimpin.

Lalu kenapa justru Kartini yang hari lahirnya kita peringati secara nasional?

Kenapa bukan Hari Dewi Sartika, yang mendirikan sekolah perempuan pertama di tanah Pasundan?
Kenapa bukan Hari Laksamana Malahayati, perempuan pertama di dunia yang memimpin armada laut?
Kenapa bukan Hari Rasuna Said, yang pidatonya mengguncang ruang sidang kolonial?

Pertanyaannya sederhana-namun jawabannya bukan perkara mudah.

Maka mari kita buka kembali lembaran sejarah. Bukan untuk mengagungkan yang satu dan mengecilkan yang lain, tapi untuk memahami satu hal: bahwa Kartini menawarkan sesuatu yang berbeda.

Kartini adalah pejuang gagasan.
Seorang inlander, perempuan Jawa yang dianggap lemah oleh sistem kolonial, mampu membelah langit kebodohan dengan pena. Dengan bahasa Belanda yang dikuasainya secara otodidak, ia menulis, menulis, dan terus menulis. Surat-suratnya bukan sekadar curhat, melainkan renungan tajam tentang pendidikan, perempuan, bangsanya, dan masa depan.

Ia menyurati sahabat-sahabatnya di Belanda dengan pemikiran-pemikiran yang pada zamannya sungguh melampaui batas. Dari balik tembok tradisi, Kartini menyuarakan dunia yang lebih adil, lebih berilmu, lebih manusiawi.
Dan dunia mendengarkan.

Buku "Door Duisternis tot Licht" (Habis Gelap Terbitlah Terang), yang merupakan kumpulan surat-suratnya, menjadi bestseller. Tahun 1912, pemerintah kolonial bahkan membentuk Yayasan Kartini, mendirikan sekolah untuk perempuan pribumi-dan semua itu bermula dari suara seorang gadis muda dari Jepara yang berani berpikir.

Itulah keistimewaan Kartini.
Dia bukan hanya tokoh lokal. Dia sudah go international bahkan sebelum Indonesia merdeka.

Hadirin yang berbahagia,
Jangan kita rangkum Hari Kartini hanya dengan lomba busana atau tumpeng semata. Itu boleh, itu bagian dari budaya. Tapi jangan kita lupa: Kartini adalah simbol ide. Simbol keberanian intelektual.

Jangan pula Hari Kartini dimonopoli oleh kaum Hawa saja. Kartini adalah inspirasi juga bagi kaum Adam. Dia menembus zaman bukan dengan kekuatan fisik, tapi kekuatan nalar dan nurani.

Dia menulis, dan tulisannya mengguncang dunia.
Dia berpikir, dan pikirannya menembus pagar kolonial.
Dia bermimpi, dan mimpinya kini menjadi realita pendidikan perempuan di negeri ini.

Maka pada hari ini, mari kita peringati Hari Kartini dengan cara yang lebih esensial:
Dengan menyalakan semangat berpikir, semangat belajar, semangat memberdayakan diri.
Dengan memperjuangkan akses pendidikan, kesetaraan hak, dan keberanian bersuara.

Kartini sudah membuka pintu.
Tugas kita sekarang adalah melangkah lebih jauh dari pintu itu.

Akhir kata,
Selamat Hari Kartini.
Semoga semangatnya tak hanya dikenang, tapi terus kita lanjutkan.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Itulah tadi beberapa contoh pidato Hari Kartini 2025 dengan berbagai tema. Semoga dapat memberikan inspirasi!




(par/par)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads