Peningkatan tersebut sudah mulai terjadi sejak usai waktu berbuka puasa. Mereka datang bergerombol melintas di kawasan Nagreg. Kepadatan pun sempat terjadi di Jalan Bypass Cicalengka hingga Jalan Raya Nagreg. Kemudian polisi pun sempat memberlakukan contra flow.
Koordinator Data dan Kehumasan Dishub Kabupaten Bandung, Ruddy Heryadi mengatakan para pemudik biasanya melintas pada malam hari. Biasanya mereka memilih perjalanan malam hari guna menghindari kemacetan.
"Rata-rata dari tahun ke tahun biasanya mereka lebih memilih perjalanan malam hari. Bahkan mencapai ke jam sahur atau jam pagi-pagi," ujar Ruddy, saat ditemui detikJabar, di Pos Induk Dishub Kabupaten Bandung, Nagreg.
Pihaknya menjelaskan peningkatan kendaraan akan terus terjadi hingga malam hari. Kata dia, terutama bagi pengendara roda dua.
"Jika dilihat dari komposisi mode split yang kami hitung, bahwa untuk roda empat sebetulnya sudah mengalami peningkatan dibanding tahun lalu. Yang belum mencapai puncaknya adalah sepeda motor. Maka motor akan terus mengalami peningkatan," katanya.
Ruddy mengungkapkan data kendaraan pada malam hari terus mengalami peningkatan. Bahkan pada malam hari data kendaraan mencapai puluhan ribu.
"Kondisi lalin di Nagreg pada H-5 ini jika dilihat dari hitung arus yang laksanakan di pos induk, volume kendaraan sampai pukul 9 malam ini mencapai 50 ribu kendaraan," jelasnya.
Menurutnya saat ini pemudik dengan menggunakan sepeda motor masih menjadi primadona. Data dari rekap pun menunjukkan didominasi oleh sepeda motor.
"Dengan persentase melebihi 57 persen. Sehingga kami memprediksi persentase sepeda motor akan semakin meningkat di malam hari sampai nanti puncak arus mudik," ucapnya.
Dia memprediksikan puncak arus mudik akan terjadi, Sabtu (6/4/2024) besok. Pasalnya beberapa pekerja sudah mulai libur.
"Karena waktu libur sudah tiba, hari kerja sudah berakhir pada hari ini. Maka kemungkinan ada peningkatan pada malam hari ini sampai besok. Kita masih tetap memprediksi puncak arus mudik di hari Sabtu," pungkasnya. (yum/yum)