Direktur Pengelolaan Prasarana PT KAI Heru Kuswanto mengatakan, PT KAI juga sudah melakukan peninggian jalur. Bilamana terjadi banjir KA tetap bisa melintas.
"Semarang sudah kita petakan rawan banjir, sudah kita naikan 60 cm, Semarang Utara rendah ini, insya Allah kalau tinggi air seperti banjir kemarin kita sudah antisipasi," kata Heru di Stasiun Bandung, Jumat (5/4/2024).
Tak hanya wilayah Semarang yang memiliki rawan bencana banjir. Pihaknya juga menyoroti wilayah lainnya, salah satunya yang rawan terjadi bencana longsor.
"Longsor juga sudah kita antisipasi, ya. Ada petugas ekstra untuk daerah yang kita sebut perhatian khusus ya," tambah Heru.
Seperti di wilayah Daop 2 Bandung, untuk meminimalisir potensi bahaya akibat bencana yang mungkin dapat mengganggu perjalanan KA, PT KAI melakukan normalisasi saluran air dari tumpukan sampah, membuang lumpur keluar rumija (ruang milik jalan), perkuatan penahan tanah pada lokasi rawan amblas dengan retaining wall maupun bronjong dan penanaman 5000 pohon akar wangi.
PT KAI juga menempatkan Alat Material Untuk Siaga (AMUS) di 14 titik yaitu di Stasiun Bandung, Kiaracondong, Cicalengka, Cibatu, Ciawi, Tasikmalaya, Banjar, Cimahi, Padalarang, Cianjur, Cibeber, Rendeh, Purwakarta dan Cibungur.
Juga menyiapkan petugas penilik jalan (PPJ) ekstra 60 orang, penjaga jalan lintas (PJL) ekstra 36 orang, dan petugas posko daerah khusus ekstra 32 orang. Petugas dan perlengkapan tersebut disiagakan untuk mengamankan perjalanan KA di sepanjang lintas KA untuk memantau apabila terjadi kondisi yang dapat menghambat perjalanan KA.
Sementara itu, pengguna KA pada mudik Lebaran tahun ini diprediksi mencapai 4 juta penumpang. Angka tersebut baik 13 persen dari tahun sebelumnya. Tak hanya sarana prasarana, pihaknya memastikan tidak akan terjadi penumpukan penumpang di stasiun.
"Penumpukan nggak akan terjadi, orang datang ke stasiun sudah punya tiket dan belum miliki tiket, mereka akan datang pada jam-jam yang sudah ditentukan, relatif terkendali," jelas Heru.
(wip/orb)