Perusahaan penerbangan helikopter di Pulau Dewata, Fly Bali, kini mengantongi Air Operator Certificate (AOC) dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Melalui sertifikat operator udara itu, layanan helikopter Fly Bali kini menjangkau hingga ke non pariwisata.
"Per hari ini, sertifikatnya sudah keluar. Layanan lebih luas. Nggak hanya pariwisata. Jadi, kami siap menjalankan misi-misi yang diperlukan baik dari instansi pemerintah maupun swasta," kata Business and Development Fly Bali, Ryan Nathanael Purba, saat ditemui detikBali di kantornya, Rabu (6/3/2025).
Ryan mengatakan AOC memberikan akses atau lisensi resmi ke operator helikopter untuk penerbangan non pariwisata, yakni dengan membawa beban di bawah helikopter atau disebut eksternal load. Misalnya, mengangkut logistik atau benda tertentu yang digantung dengan kabel saat helikopter di udara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ryan mencontohkan salah satu misi, yakni penerbangan khusus bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Kalimantan. Misi itu pernah dilakukan Fly Bali sebelum mengantongi AOC.
"Helikopter yang pernah kami pakai untuk misi (bersama) BNPB di Kalimantan itu tipe Bell 206 L3 (Long Ranger). Kapasitas enam tempat duduk," ungkap Ryan.
Setelah mengantongi AOC, Fly Bali kini menjadi salah satu operator berlisensi untuk dikerjasamakan dalam misi khusus bersama instansi tertentu, seperti Badan SAR Nasional (Basarnas) atau BNPB.
Menurut Ryan, ada helikopter Bell 206 L3 untuk melayani permintaan misi penerbangan khusus itu. Helikopter tersebut baru datang sekitar akhir Januari 2025 atau beberapa pekan sebelum AOC diterbitkan.
"Sekarang kami punya dua nih Bell 206 Long Ranger. Ya namanya Long Ranger, bisa (terbang) jarak jauh," terang Ryan.
Namun, Ryan menegaskan, Fly Bali masih fokus pada layanan pariwisata dan hal lain yang berkaitan meski AOC sudah dikantongi untuk melayani misi penerbangan khusus. Menurutnya, pangsa pasar wisata udara dengan helikopter di Bali masih menjanjikan.
Ryan mengungkapkan masih banyak orang yang memanfaatkan Fly Bali untuk berwisata. Sebab, dengan dua armada helikopter Bell 206 itu, Fly Bali dapat tetap melayani penumpang yang ingin berwisata saat harus melayani penerbangan misi khusus.
"Jadi, kami hanya melebarkan sayap saja. Dengan sertifikat itu kami one step ahead," jelas Ryan.
Sebagai informasi, Fly Bali memiliki sebanyak empat helikopter aktif untuk aktivitas wisata dan misi khusus. Selain dua helikopter Bell 206 L3, ada juga Bell 505 dan Robinson R66. Bell 505 dan Robinson adalah helikopter dengan kapasitas empat penumpang.
(dpw/dpw)