Eks Pegawai Perusahaan Minyak Sukses Usaha Sate Maranggi di Pangandaran

Eks Pegawai Perusahaan Minyak Sukses Usaha Sate Maranggi di Pangandaran

Aldi Nur Fadilah - detikJabar
Minggu, 31 Mar 2024 19:15 WIB
Sate Maranggi Kang Ruddy di Pangandaran
Sate Maranggi Kang Ruddy di Pangandaran. Foto: Aldi Nur Fadilah/detikJabar
Pangandaran -

Ruddy Efendy (51) warga Pasir Kiara, Desa Karangbenda, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, banting setir menjadi pengusaha satai maranggi. Sebelumnya, Ruddy bekerja di pertambangan minyak.

Ia kemudian banting setir menjadi pedagang satai maranggi di Pangandaran. satai yang dikenal Sate Maranggi Kang Ruddy saat ini cukup populer dan laris. Apalagi saat bulan suci Ramadan.

Ruddy mengatakan memang sebelumnya tidak pernah terpikirkan akan menjadi pedagang satai maranggi. Padahal sebelumnya sudah kerja di perusahan pertambangan minyak dengan gaji dollar Amerika.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu terakhir kerja di pertambangan minyak wilayah Kalimantan Timur tahun 2014. Saat itu saya memutuskan keluar total sepulang dari Makkah," kata Ruddy kepada detikJabar, saat ditemui pada Kamis (28/3/2024).

Menurutnya, saat kerja di pertambangan minyak gaji yang diterima berbentuk Dollar. "Kan perusahaanya punya Amerika, kita digaji Dollar waktu itu," ucap dia.

ADVERTISEMENT

Ia mengatakan ada satu hal yang membuatnya berpikir kembali untuk meneruskan pekerjaan sebagai pegawai tambang atau banting setir ke usaha lain. "Memang saat itu gaji sebagai pegawai tambang memang besar, namun ada satu momen yang mengingatkan saya untuk memilih usaha lain," ucapnya.

Setelah memilih keluar dari pertambangan minyak, Ruddy memilih pekerjaan sebagai koki dapur di sebuah restoran Jakarta. Keahliannya memasak terasah kembali saat kerja di bidang yang dulu digeluti.

"Alhamdulillah saya dipercayakan sebagai chief chef cook tahun 2014 di salah satu restoran di Jakarta, sampai bekerja itu tahun 2020. Kerjaan ini memang dulu saya sempat minati sekarang dijalani dengan serius," katanya.

Di tahun periode 2020, Ruddy mengaku sempat kesulitan karena COVID-19 waktu itu menerjang Indonesia. "Tahun 2021 akhirnya kita tinggalkan Jakarta karena tidak bisa bertahan zamannya pandemi," kata Ruddy.

Sate Maranggi Kang Ruddy di PangandaranSate Maranggi Kang Ruddy di Pangandaran Foto: Aldi Nur Fadilah/detikJabar

Jual Satai di Halaman Rumah

Untuk merintis usaha kuliner, Ruddy mencoba berjualan di depan halaman rumah dengan alat seadanya. Usaha yang Ruddy rintis itu satai maranggi

"Semula mencoba berdagang di kampung halaman di Pasir Huni Pasir Kiara, Karangbenda, Parigi. Bahkan, hanya memanfaatkan teras rumah dengan bermodalkan gerobak dan pembakaran," kata Ruddy.

Setahun pertama berjualan, Ruddy mengaku bersyukur karena banyak yang suka. Seiring berjalannya waktu membuka kedai di wilayah Parigi untuk pertama kalinya.

"Karena berjalan selama setahun lebih permintaan beli juga alhamdulillah banyak. Saya kemudian memberanikan diri untuk buka kedai satai maranggi di Parigi," ucapnya.

Tepatnya, pada 14 Agustus 2022 Ruddy mendapatkan dukungan dari salah satu pengusaha daging di Parigi. "Kemudian saya buka kedai di Karangbenda, Parigi. Alhamdulillah yang sekarang jualannya satai maranggi domba dan sapi," ucapnya.

Tahun 2022, bagi Ruddy merupakan awal mula pembukaan pertama usaha satai maranggi hingga berhasil diminati pencinta satai di Pangandaran. "Ya alhamdulillah saat ini pelanggan banyak. Selalu saja ada. Sehari untuk satu jenis daging bisa habis 25 kg untuk sapi, domba, ayam dan sebagainya," kata dia.

Bapak tiga anak dan satu cucu itu mengaku senang saat ini banyak yang menyukai satai maranggi resep miliknya. "satai maranggi domba di Pangandaran cuman di sini," katanya.

Berbicara soal omzet Kang Ruddy tidak terlalu ingin bicara banyak, dia menyebut bersyukur cukup untuk berbagai dengan sesama. "Kalau hitung-hitungan angka Rp 25 juta sampai Rp 35 juta per bulan bisa alhamdulillah," ucapnya.

satai Maranggi Kang Ruddy tidak hanya disajikan di kedai saja. Ia mengaku sudah mengikuti sejumlah festival atau undangan event di berbagai daerah.

"Sudah pernah buka stand di Berau Kaltim, Cikampek, dan Jakarta. Kalau di Pangandaran sering," katanya.

Di bulan suci Ramadan ini, kata Ruddy, pesanan untuk pembeli sudah banyak yang untuk pembukaan. "Sekarang alhamdulillah permintaan untuk buka Ramadan banyak juga," kata dia.

Ia mengatakan untuk jam operasional saat Ramadan buka setelah asar sekitar pukul 15.30 WIB hingga pukul 18.00 WIB. "Tutup sampai terawih saja, jam 20.00 WIB kami buka lagi sampai 23.00 WIB," katanya.

Untuk menu Ramadan, Kang Ruddy menyediakan salah satu menu khas Turki menggunakan nasi kebuli dengan topping daging kambing ataupun sapi. "Menu nasi kebuli banyak dipesan saat Ramadan ini," ucapnya.

Sate Mang Ruddy berlokasi di Jalan Raya Parigi, Desa Karangbenda, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat 46393.

Ada berbagai menu olahan daging domba, sapi dan ayam yang enak untuk dinikmati kulineran di Sate Kang Ruddy. Menunya sangat bervarian, mulai dari nasi goreng, soto dan satai.

Menu best seller yang dapat dicoba pengunjung di Sate Maranggi Kang Ruddy diantaranya satai maranggi domba Rp 40 ribu, satai maranggi sapi Rp 30 ribu, satai ayam Rp 15 ribu.

Kemudian, ada tongseng domba Rp 30 ribu, tongseng sapi Rp 25 ribu dan tongseng ayam Rp 20 ribu. Untuk olahan masakan lainnya, gulai domba Rp 30 ribu dan gulai sapi Rp 25 ribu, tengkleng Rp 30 ribu. Sementara itu, ada olahan daging lainnya seperti nasi goreng hingga mi berbahan daging domba, sapi dan ayam mulai Rp 20-30 ribu.

Jam Operasional Sate Maranggi Kang Ruddy buka hampir setiap hari, Senin-Minggu buka mulai pukul 09.30 WIB sampai dengan 21.30 WIB malam. Namun untuk hari Jumat tutup.

Sate Maranggi Kang Ruddy di PangandaranSate Maranggi Kang Ruddy di Pangandaran Foto: Aldi Nur Fadilah/detikJabar

Menyediakan Pembayaran Uang Digital QRIS BRI

Untuk mempermudah pembayaran yang efektif Ruddy menyediakan transaksi melalui QRIS BRI. Ia mengatakan untuk pelanggan yang tidak mau ribet dan membayar dengan harga pas sudah pasti pakai QRIS.

"Kalau yang pengin cepat dan tanpa kembalian suka banyak yang bayar pakai QRIS. Makanya saya sediakan QRIS BRI juga karena memang penggunanya banyak," ucap dia.

Sementara itu, Regional CEO BRI Bandung Sadmiadi mengatakan tujuan Qris adalah mempermudah sistem pembayaran digital. Selain itu, pihak BRI sangat mendukung dari adanya QRIS karena proses transaksi lebih cepat, mudah dan aman.

"BRI menyambut baik dengan adanya QRIS sebagai salah satu opsi alat pembayaran, QRIS juga membantu merchant BRI menyediakan pilihan pembayaran yang mudah karena merchant cukup menyediakan satu kode QR yang bisa digunakan untuk berbagai sumber dana baik melalui mobile banking maupun uang elektronik (e-wallet)," kata Sadmiadi saat dihubungi detikJabar.

Menurutnya, nilai perputaran transaksi melalui QRIS BRI naik sekitar 7 juta transaksi dari 1.9 juta di tahun 2022. "Tahun 2023 ini menjadi 8.9 juta transaksi yang dilakukan melalui QRIS," ucapnya.

(sud/sud)


Hide Ads