BRIN Pastikan Sehelai Rambut di Sukabumi Milik Harimau Jawa, Tapi ...

BRIN Pastikan Sehelai Rambut di Sukabumi Milik Harimau Jawa, Tapi ...

Bima Bagaskara - detikJabar
Sabtu, 23 Mar 2024 14:25 WIB
Kawasan Situ Habibi, di area itu terdapat Gua Batu Bokor dan Sungai Gunting, yang konon menjadi habitat harimau jawa.
Kawasan Situ Habibi, di area itu terdapat Gua Batu Bokor dan Sungai Gunting, yang konon menjadi habitat harimau jawa. Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar
Bandung -

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memastikan sehelai rambut harimau yang ditemukan di Cipeundeuy, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi adalah milik harimau jawa.

Kepastian itu disampaikan BRIN dalam sebuah jurnal Oryx, terbitan Cambridge University Press pada 21 Maret 2024 berjudul "Is the Javan tiger Panthera tigris sondaica extant? DNA analysis of a recent hair sample (Apakah harimau jawa Panthera tigris sondaica masih ada? Analisis DNA dari sampel rambut terbaru)".

Wirdateti, Peneliti mamalia, Ahli Utama Pusat Riset Biosistematik dan Evolusi BRIN saat dikonfirmasi membenarkan kabar terbaru mengenai penelitian sehelai rambut yang diduga harimau jawa di Sukabumi. Dia kemudian menceritakan proses penelitian sehelai rambut tersebut hingga kemudian dipastikan merupakan milik harimau jawa yang sudah dinyatakan punah sejak 1980-an silam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau hasil itu jadi kita ceritanya dari BKSDA Jabar dikasih sampel rambut satu helai yang diduga harimau jawa. Kami lakukan survei di Cipendeuy, Sukabumi dan ketemu dengan yang katanya melihat harimau itu Mas Ripi, dan kami melihat lokasinya, dan kami melihat yang katanya juga ada cakaran di batu," ucap Teti sapaannya, Sabtu (23/3/2024).

Teti mengungkapkan, awalnya peneliti BRIN datang ke lokasi untuk mencari tahu kronologis penemuan sehelai rambut diduga harimau jawa yang ditemukan pada tahun 2019 lalu. Menurutnya kronologis penemuan penting didapat untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

ADVERTISEMENT

"Itu ketemunya kan tanggal 19 Agustus (2019) dan ke sana (ke lokasi) September (2022), makanya saya tanya benar nggak itu dapatnya dari alam. Itu sebenarnya bukan hutan tapi jalan kampung yang belum diaspal tapi," ujarnya.

Diceritakan, saat itu Ripi yang mengaku melihat seekor harimau diduga harimau jawa menemukan sehelai rambut di sebuah pagar bambu. Selain itu, tim peneliti juga mencari keberadaan jejak harimau dan bekas cakaran.

"Waktu kami ke sana pagarnya sudah roboh. Jadi saya menyusuri saja dia melompat di mana dan tapaknya dimana, terus ya mungkin menurut saya kalau itu dapat di sana, mungkin bukan cuma satu helai mungkin lebih," ucap Teti.

Setelah itu, baru tim peneliti melakukan identifikasi melalui pencocokan Deoxyribo Nucleic Acid (DNA). Awalnya, Teti mengaku tim peneliti kesulitan mengidentifikasi sampel rambut tersebut karena sudah tersimpan lama dalam plastik.

Untungnya kata Teti, sehelai rambut yang diduga harimau jawa ditemukan dalam keadaan utuh lengkap dengan akarnya. Hal itu menurutnya membantu proses identifikasi.

"Alhamdulillah itu sampel itu kebawa sampai ke akar, karena DNA kan ada di ujung rambut di akar. Untung ada tapi memang kami melakukan berulang-ulang melakukan ekstrak untuk mendapatkan gen target itu harus berulang," jelasnya.

Proses pencocokan pun dilakukan dengan membandingkan sampel sehelai rambut diduga harimau jawa dengan sampel milik subspesies harimau lain dari Sumatra dan sampel milik macan tutul.

Dari penelitian yang dilakukan, Teti menuturkan pohon filogenetik atau pohon evolusi menunjukkan bahwa sampel diduga rambut harimau jawa, tidak termasuk dalam kelompok yang sama dengan spesimen harimau sumatra hingga macan tutul.

"Jadi dari kelompok itu, harimau jawa mendekat ke macan tutul, tapi kelompoknya yang dekat tapi kalau secara genetik itu lebih dekat ke harimau sumatra, jauh ke macan tutul. Berarti kan ini bukan harimau sumatra," ungkapnya.

Barulah kemudian tim peneliti mengambil sampel rambut harimau jawa yang tersimpan di Museum Zoologicum Bogoriense, Bogor. Di sana kata dia terdapat dua sampel yakni harimau jawa dari Jawa Barat dan Jawa Timur.

"Barulah saya ambil untuk meyakinkan, harus punya kontrol spesies yang sama dari Jawa, kebetulan kami punya di museum Zoologicum Bogor, ada spesimen lama harimau dari Jabar dan Jatim," katanya.

Tim peneliti kemudian kembali mengambil sampel harimau sumatra baik yang sudah lama maupun yang masih baru. Hasilnya, didapat jika sehelai rambut diduga harimau jawa di Sukabumi masuk dalam kelompok yang sama dengan spesimen harimau jawa yang ada di museum.

"Di situ kemudian kami analisa lagi, itu ternyata rambut dugaan harimau jawa ini, mengelompokkan dengan spesimen harimau jawa Barat ini (dari museum). Di situlah saya yakin benar ini harimau jawa, rambut ini," ungkap Teti.

Namun, Teti belum bisa menjelaskan apakah setelah dipastikan sehelai rambut di Sukabumi itu milik harimau jawa, hewan karnivora yang sudah lama dinyatakan punah itu benar-benar masih ada hingga sekarang.

"Ada di alam atau tidak, saya tidak tahu karena tidak ada bukti. Tetapi dari laporan menyatakan, saya yakin itu (helai rambut) harimau jawa," tutup Teti.

(bba/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads