Jabar Hari Ini: Terbongkarnya Gudang Gas Oplosan-Pikap Seruduk Rumah

Jabar Hari Ini: Terbongkarnya Gudang Gas Oplosan-Pikap Seruduk Rumah

Tim detikJabar - detikJabar
Selasa, 19 Mar 2024 22:00 WIB
Nekat belajar mengemudi di jalanan menurun, Wahyudin menabrak rumah warga hingga jebol di Tasikmalaya. Diketahui mobil tersebut juga baru dibeli Wahyudin.
Pikap seruduk rumah warga di Tasikmalaya (Foto: 20Detik)
Bandung -

Sejumlah peristiwa mewarnai pemberitaan di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Selasa (19/3/2024). Mulai dari terbongkarnya pabrik gas LPG oplosan di Baleendah, Kabupaten Bandung, hingga apesnya Wahyudi baru belajar nyetir langsung tabrak rumah warga Tasikmalaya.

Berikut rangkuman Jabar Hari Ini:

Polisi Bongkar Ulah Culas Roy cs Oplos Gas LPG di Bandung

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polisi membongkar praktik kasus pengoplosan gas LPG ilegal di Desa Malakasari, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung. Sebanyak empat orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut.

Empat orang tersebut adalah K alias Roy (40), ET (30), FN (37), dan H alias DD (31). Empat orang tersebut memiliki peran yang berbeda-beda.

ADVERTISEMENT

Kapolresta Bandung Kombes Kusworo Wibowo mengatakan kasus tersebut berawal dari adanya laporan dari masyarakat. Mereka mengeluhkan gasnya cepat habis meski bukan pada waktunya. Gas yang dijual Roy cs pun terbilang cukup murah.

"Dari harga tabung gas 5,5 kilogram, harganya bisa murah senilai Rp 30 ribu. Sedangkan tabung 12 kilogram itu harganya bisa lebih murah Rp 60 harganya dibandingkan dengan harga normal," ujar Kusworo, di gudang penyalahgunaan LPG, Selasa (19/3/2024).

Kusworo menyebutkan dari informasi tersebut polisi langsung melakukan penyelidikan. Kemudian polisi langsung mencium keberadaan lokasi gudang penyalahgunaan LPG tersebut.

"Gudang ini milik tersangka K alias Roy. Gudang ini sudah 8 bulan disewa. Roy ini adalah salah satu pengusaha pemilik izin pangkalan gas subsidi," katanya.

Pihaknya menjelaskan sisa tabung gas subsidi 3 kg yang tidak terjual disuntikan ke tabung gas kosong 5,5 kg dan 12 kg. Aksi tersebut dilakukan oleh karyawan Roy, FN dan DD.

"Kemudian tersangka ET, tugasnya adalah mengepul tabung-tabung, kemudian menjual tabung-tabung hasil suntikan yang subsidi menjadi non subsidi," jelasnya.

Kusworo menyebutkan para tersangka bisa mendistribusikan sebanyak 140 tabung gas dalam sehari. Distribusi tersebut dilakukan ke wilayah Baleendah dan sekitarnya.

"Dijualnya ke warung-warung di seputaran Baleendah. Dimana awal mulanya tersangka alias Roy ini menawarkan ke warung-warung maupun ke restoran-restoran ke rumah makan yang membutuhkan gas," ucapnya.

Dia menambahkan atas perbuatan para tersangka tersebut negara mengalami kerugian hingga ratusan juta. Pasalnya mereka telah melancarkan aksinya sejak bulan Juni 2023.

"Setelah dihitung-hitung jumlah keuntungan yang dia dapat, dikalikan dengan banyaknya tabung gas yang sudah terdistribusi itu yang bersangkutan sudah menelan kerugian negara sebanyak Rp 700 juta," bebernya.

Atas perbuatannya, dua tersangka tersebut dijerat dengan pasal 53 Undang-undang Nomor 22 tahun 2001, tentang minyak dan gas bumi, tentang memperniagakan tanpa izin dan menyalahgunakan perniagaan, ancaman hukumannya 6 tahun dan denda Rp 60 miliar.

Bayi Ditinggal di Pangkas Rambut Cimahi Akhirnya Dibawa Pulang

Riuh soal seorang ibu muda yang melahirkan di dalam tempat cukur Warga Jalan Gunung Batu, RT 3/10, Kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi hingga enggan membawa pulang bayinya kini berakhir.

Bayi laki-laki yang dilahirkan pada Sabtu (16/3/2024) sekitar pukul 14.30 WIB itu kini kembali ke pangkuan orangtuanya setelah sempat diterlantarkan selama beberapa hari.

Sejak lahir bayi yang belum diberi nama itu dirawat oleh warga dan bidan di lokasi kejadian. Sebab sang ibu, FS, dan suaminya langsung pergi meninggalkan darah daging mereka di tangan orang lain.

"Betul sekarang bayinya sudah dibawa oleh orangtuanya, alhamdulillah akhirnya mau merawat anak mereka," kata Lurah Pasirkaliki, Andri Nurwantoro saat ditemui, Selasa (19/3/2024).

Proses pengambilan bayi oleh orangtuanya itu diawali dengan mediasi antara pihak Kelurahan Pasirkaliki, Dinas Sosial Kota Cimahi, hingga Babinsa dan Bhabinkamtibmas dengan pihak yang bersangkutan.

"Iya jadi awalnya kami undang dulu ke kelurahan untuk mediasi, memang cukup alot juga prosesnya. Mereka beralasan kan sibuk bekerja makanya anaknya diterlantarkan seperti itu," kata Andri.

Saat itu pasangan suami istri itu sempat bersikukuh tak mau membawa pulang darah daging mereka. Namun akhirnya keduanya luluh dan bersedia membawa pulang bayi tersebut.

"Alhamdulillah akhirnya tercerahkan, mereka mau bawa pulang anaknya. Mungkin salah satu faktornya karena sudah ramai dan viral juga. Mereka berjanji mengurus anaknya," kata Andri.

Sejak dilahirkan sampai akhirnya dibawa pulang orangtuanya, kondisi bayi tersebut sangat baik. Meskipun proses lahiran yang berlangsung secara tiba-tiba dan tanpa bantuan petugas medis.

"Kondisinya alhamdulillah baik. Mudah-mudahan selalu sehat juga kedepannya," kata Andri.

Api Hanguskan Musala Al Muhajirin UPTD Disnaker Ciamis

Musala Al Muhajirin di komplek UPTD KLH Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Ciamis hangus terbakar. Api melalap habis bangunan musala, Selasa (19/3/2024) sekitar pukul 05.59 WIB.

Kebakaran diduga disebabkan dari korsleting listrik. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun kerugian diperkirakan mencapai puluhan juta Rupiah.

Kabid Damkar Dinas Satpol PP Ciamis Fery Rochwandi membenarkan kebakaran tersebut. UPTD Damkar Ciamis menerima laporan dari penjaga kantor pukul 05.59 WIB. Petugas Damkar Ciamis tiba di lokasi pukul 06.06 WIB.

"Kami lakukan pemadaman bangunan Musala UPTD Dinas Tenaga Kerja. Api berhasil dipadamkan pukul 07.25 WIB. Tidak ada korban," ungkap Fery.

Peristiwa kebakaran itu bermula ketika salah seorang penjaga bernama Erwin sedang bersih-bersih di depan kantor UPTD Dinas Tenaga Kerja. Tiba-tiba melihat kepulan asap dari ruangan musala yang berukuran 8x5 meter tersebut.]

Musala Al Muhajirin di Komplek UPTD KLK Disnaker Ciamis Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar

Api melalap seluruh bagian musala hingga membumbung tinggi. Erwin pun kemudian melaporkan kebakaran tersebut ke UPT Pemadam Kebakaran Ciamis karena khawatir merembet ke bangunan yang lain.

"Petugas merespons laporan tersebut dan melakukan penanganan pemadaman. Dugaan sementara kebakaran terjadi akibat korsleting listrik," ungkapnya.

Fery menjelaskan, menurut keterangan di lokasi kejadian, musala tersebut sudah cukup lama tidak digunakan. Pada saat kejadian kebakaran, di dalam musala itu terdapat sejumlah barang seperti bangku dan meja.

"Informasinya memang musala itu sudah tidak dipakai. Tadi ketika kami melakukan penanganan ada banyak bangku dan meja di dalamnya," pungkasnya.

Reaksi Ponpes Al-Qur'aniyah soal Tarawih Kilat Usai Disentil MUI-Menag

Salat tarawih kilat yang dilaksanakan oleh jemaah di Ponpes Al-Qur'aniyah, Desa Dukuhjati, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu banyak menuai respons. Komentar itu diakui Ketua Yayasan Pondok Pesantren tidak memengaruhi salat tarawih yang sudah berjalan selama belasan tahun.

"Menurut saya mah biasa aja lah, namanya juga komentar kok. Komentar kan belum tentu bisa maen, iya kan? Biasa lah hal yang lumrah," kata Ketua Yayasan Ponpes Al-Qur'aniyah, Azun Mauzun dihubungi detikJabar, Selasa (19/3/2024).

Seperti diketahui, sejumlah lembaga turut mengomentari pelaksanaan salat tarawih yang memakan waktu sekitar 7 menit itu. Meski demikian, pihak Ponpes mengaku akan tetap melanjutkan kegiatan tarawih kilat itu dan tidak akan terpengaruh dengan komentar apapun.

"Nggak (dievaluasi), tetap seperti biasa, kita dengan keyakinan kita akan tetap melaksanakan tarawih kilat, tidak terpengaruh tidak memengaruhi," tegas Azun.

Salat tarawih kilat ini lanjut Azun sudah berjalan cukup lama sekitar sejak 15 tahun lalu. Namun, ia menanyakan para petinggi yang baru mempersoalkan sekarang.

Apalagi sambung Azun, pelaksanaan salat tarawih kilat sudah sesuai dengan rukun dan syaratnya salat. Seperti tumakninah dan sebagainya. Ia menegaskan, jika harus menyudahi salat tarawih kilat itu harusnya sudah dilakukan sejak lama.

"Terus yang dipermasalahkan tuh apa? Jemaah sendiri aja tidak protes, iya kan? Kenapa mereka protes," ungkap Azun.

Bagi Azun, kehebohan ini seringkali muncul apalagi setelah ramai di media mainstream atau media sosial lainnya. Namun, kali ini komentar tidak hanya dari kalangan masyarakat melainkan juga banyak yang dilontarkan oleh petinggi.

"Oh lebih-lebih ganas komentar-komentarnya, cuma para petingginya diam kalau tahun kemarin mah, tahun sekarang kan para petinggi nih, PBNU, MUI, Kementerian Agama, Menteri Agama kan?," ujarnya.

Kendati demikian, setelah hebohnya salat tarawih kilat itu, Ponpes Al-Qur'aniyah mengaku belum mendapat upaya konfirmasi apapun dari pihak manapun. "Tidak ada, mereka hanya komentar dari luar kok, tidak ada (konfirmasi). Oh siap saya akan baik-baik komunikasi baik-baik, ya silaturahmi," pungkasnya.

Sekedar diketahui, Ponpes Al-Qur'aniyah dikabarkan sudah melaksanakan salat tarawih dengan cepat sejak tahun 2009 atau 2010 silam. Dalam pelaksanaannya, untuk 23 rakaat (tarawih dan witir) mereka hanya membutuhkan waktu sekitar 7 menit.

Apesnya Wahyudi Saat Belajar Nyetir, Tak Bisa Belok Lalu Tabrak Rumah

Masyarakat di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat kembali dibuat gempar dengan peristiwa kecekalaan lalu lintas. Usai motor terbang hingga nyangkut di genting atau rumah warga Kecamatan Culamega, kali ini pikap tabrak ke rumah warga.

Kecelakaan itu dialami pengendara pikap bernama Wahyudi (26) warga Desa Karyamandala, Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (18/3/24). Pikap yang baru dibelinya menghantam rumah warga yang berada di bawah jalan. Akibatnya, kendaraan pikap itu penyok, kaca depan pecah serta dinding ruang tamu milik warga jebol. Kecelakaan terjadi di Jalan Desa Mandalahayu, Kecamatan Salopa.

"Ada lagi peristiwa kecelakaan yang memang jadi perhatian masyarakat. Kecelakaan kendaraan bak terbuka di Kecamatan Salopa yang alami kecelakaan Tunggal," kata Iptu Aripin, Kanit Gakkum Satlantas Polres Tasikmalaya pada detikjabar di kantornya Selasa (19/3/24).

Wahyudi masih belajar mengendarai pikap. Awalnya, dia ditemani temanya Isep (34) belajar mengemudi di lapangan.

Namun karena merasa sudah bisa, Wahyudi meminta Isep menemaninya berkendara di jalanan desa. Sempat lancar melintasi jalanan lurus, Wahyudi panik juga saat menuruni jalanan menikung. Alhasil, kendaraanya hilang kendali justru menabrak dinding rumah warga hingga jebol.

"Jadi pengendara bernama Wahyudi ini punya rezeki, beli lah pikap. Dia belajar mengemudi ditemani Isep temanya sekaligus instruktur. Sempat belajar di lapangan tapi Wahyudi merasa bisa minta pindah di jalan. Nah pas jalanan menikung mungkin karena belum mahir, justru malah nabrak rumah warga," kata Aripin.

Akibat kejadian ini, pikap rusak dan kacanya pecah. Sementara dinding ruang tamu rumah warga jebol. Beruntung tidak satu pun penghuni dalam rumah. Pengendara Wahyudi alami luka ringan saja. "Gak ada luka parah. Hanya Wahyudi luka ringan, penghuni selamat," kata Aripin.

Proses evakuasi kendaraan berlangsung dramatis. Masyarakat bahu membahu megangkat pikap serta ditarik truk.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads