Cuaca Buruk, Puluhan Perahu Nelayan Jateng Tertambat di Cikembang Sukabumi

Cuaca Buruk, Puluhan Perahu Nelayan Jateng Tertambat di Cikembang Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Senin, 11 Mar 2024 17:30 WIB
Penampakan sejumlah perahu nelayan Jateng yang tertambat di Teluk Cikembang, Sukabumi.
Penampakan sejumlah perahu nelayan Jateng yang tertambat di Teluk Cikembang, Sukabumi (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar).
Sukabumi -

Puluhan perahu diesel milik nelayan asal Jawa Tengah terpaksa melepas jangkar di sekitar Pantai Cikembang, Desa Pasir Baru, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.

Kedatangan puluhan perahu itu sempat membuat warga setempat kaget, karena nyala lampu dan suara mesin diesel dari perahu-perahu tersebut sempat membuat riuh pesisir pantai tempat warga tinggal.

"Kaget ya, biasanya jumlah perahu yang lepas jangkar itu hanya belasan atau paling banyak 20 perahu. Tapi tadi malam ada banyak kelap-kelip lampu dari perahu mereka, jumlahnya sekitar 80-an," kata Jaka Suherman, warga setempat kepada detikJabar, Senin (11/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Jaka, hal semacam itu sebetulnya hal biasa, karena para nelayan mencari tempat yang aman untuk berlindung. Kondisi perairan yang tidak menentu membuat mereka berhenti dari aktivitasnya.

"Jadi kalau untuk nelayan sih paham ya karena mereka mengamankan diri dan perahunya, kebetulan di teluk kita bisa berlindung ya nggak apa-apa sih, hanya bunyi-bunyi dari mesinnya saja sampai ke warga agak sedikit bising," ujar Jaka.

ADVERTISEMENT

"Kemarin saya coba tanya ke ABK nya yang ada keluar, berenang ke pantai. Keterangan mereka ternyata di tengah sana itu cuaca sangat buruk untuk minggu-minggu ini, jadi mereka menepi ke Teluk Cikembang, Cisolok itu untuk mengamankan perahunya dari badai," sambung Jaka.

Jaka menjelaskan, mayoritas nelayan berasal dari Cilacap, Jawa Tengah. Ditambah perahu nelayan lokal sekitar 10 perahu.

"Kebanyakan dari Jawa Tengah, mereka nelayan dari sana yang terpaksa masuk ke sini karena memang cuaca buruk. Ya ada badai di tengah jadi mereka tidak bisa ngambil ikan," tutur Jaka.

Jaka menyebut kondisi sepekan ini gelombang memang ekstrim, sehingga nelayan lokal memilih tidak melaut. Kondisi ini tentunya menyulitkan para nelayan dari luar daerah yang terlanjur masuk ke perairan Sukabumi.

"Kalau beberapa hari ini kan air pasangnya itu lumayan, gelombangnya tinggi. Bahkan ini mempengaruhi ombak di pesisir biasanya enggak nyampe ke tepi bale-bale nelayan, sekarang sudah mulai sampai ke bale ombaknya," kata Jaka.

Salah seorang nelayan asal Jateng yang ditemui detikJabar membenarkan kondisi ombak yang tinggi di luar wilayah teluk. Mereka sendiri mengandalkan kiriman dari taoke atau pemilik perahu untuk suplay bahan makanan.

"Kita dikirim untuk biaya makan, karena melaut juga sulit ya karena kondisi cuaca di tengah cukup ekstrim. Akhirnya sementara menepi, kami menunggu situasi cuaca membaik baru kami berangkat lagi melaut," kata salah seorang nelayan yang mengaku bernama Sukir.

Ia menjelaskan perahu yang mereka jenis penangkap ikan menggunakan jaring Kursin dengan jumlah ABK sebanyak rata-rata 10 orang. "Perahu jaring Kursin, rata-rata satu perahu 8 sampai 10 orang," pungkasnya.

(sya/mso)


Hide Ads