192 warga Kampung Cigombong, RT 04/13, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mesti berbagi ruang satu sama lain di dalam pengungsian.
Mereka terdampak bencana pergerakan tanah yang terjadi pada 19 Februari lalu. Sepuluh hari berselang, dampaknya kian meluas menyebabkan delapan rumah serta satu sekolah ambruk.
Salah satunya Somratuh Sahada. Wanita 51 tahun itu kini mesti tinggal di pengungsian bersama warga lainnya lantaran rumahnya rusak akibat bencana pergerakan tanah itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya sekarang tinggal di pengungsian dulu, soalnya rumah saya sudah ambruk jadi nggak mungkin ditinggali lagi," kata Somratuh saat berbincang dengan detikJabar, Kamis (29/2/2024).
Somratuh dan anak serta cucunya sudah sejak awal mengungsi. Awalnya ia mengungsi ke rumah tetangganya yang tidak terdampak. Namun kini, ia dipindahkan ke pengungsian yang dipusatkan pemerintah desa di Masjid Agung Desa Cibedug.
"Awalnya di tetangga, terus sekarang sama warga lainnya yang rumahnya terancam di pindahkan ke pengungsian. Di pengungsian ini ya baru semalam sekarang, nggak tahu sampai kapan," kata Somratuh.
Sementara suaminya, saban malam berjaga di kampung tempat mereka tinggal. Beruntung barang-barangnya masih sempat dievakuasi, kendati tak ada yang tersisa lagi dari konstruksi rumahnya.
"Kalau barang-barang itu dari hari pertama kejadian itu sudah dipindahkan sedikit-sedikit. Sekarang disimpan di rumah saudara, kalau rumah ya diikhlaskan saja," kata Somratuh.
Awalnya kerusakan rumah yang ia tinggal bersama suami, anak, serta cucunya itu hanya retak-retak saja. Namun setiap hari, kerusakannya kian parah selaras dengan terus bergeraknya tanah.
"Jadi yang pertama tahu itu suami, jam setengah 3 pagi ada suara sepertu bangunan ambruk. Kemudian di lihat tembok rumah saya juga retak. Setiap haru retaknya semakin besar, terus sekarang ya ambruk," kata Somratuh.
Bukannya tak bersyukur, namun Somratuh berharap pemerintah lebih perhatian padanya serta pengungsi yang lain. Ia membutuhkan alas tidur yang lebih tebal, terlebih di pengungsian banyak lansia serta balita.
"Ya inginnya dikasih alas tidur lebih bagus lagi, kalau ini cuma tikar kan. Kasihan yang sudah sepuh sama balita kedinginan terus sakit badannya. Tapi alhamdulillah yang sakit belum ada," kata Somratuh.
Sementara itu, Kepala Desa Cibedug, Engkus Kustendi mengatakan Kampung Cigombong kini jadi zona merah bencana. Warga dilarang mendekat lantaran pergerakan tanah terus terjadi.
"Sekarang jadi zona merah, tidak boleh ada yang mendekat karena berbahaya. Untuk warga yang laki-laki memang jaga di sana, tapi di titik yang amannya," ucap Engkus.
(dir/dir)