Haru Selimuti Pemakaman Mumuh dan Edwin, Anggota KPPS yang Wafat

Haru Selimuti Pemakaman Mumuh dan Edwin, Anggota KPPS yang Wafat

Yuga Hassani, Whisnu Pradana - detikJabar
Senin, 19 Feb 2024 14:10 WIB
Keluarga Berdoa di Depan Pusara Anggota KPPS KBB yang Meninggal dunia
Keluarga Berdoa di Depan Pusara Anggota KPPS KBB yang Meninggal dunia (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Bandung Barat - Mumuh Muchroni (58) dan Edwin Hadyana (53) meninggal dunia usai mengawal jalannya Pemilu 2024 di Jawa Barat. Keduanya yang merupakan anggota KPPS di tempatnya masing-masing kini telah dikebumikan.

Mumuh merupakan petugas KPPS di TPS 04, Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Sedangkan Edwin merupakan Ketua KPPS di TPS 35, Cileunyi, Kabupaten Bandung.

Keduanya dimakamkan pada Senin (19/2/2024). Mumuh dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) dekat tempat tinggalnya di Kampung Babakan Cianjur, Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, KBB. Sedangkan Edwin dimakamkan di esa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung.

Suasana pemakaman Mumuh maupun Edwin diselimuti haru. Bahkan di pemakaman Mumuh, beberapa anggota keluarga masih berdiam di depan pusara mendiang Mumuh. Mereka menangis sesenggukan sembari melafalkan doa-doa untuk almarhum.

"Insyaallah keluarga sudah ikhlas. Mau bagaimanapun, memang sudah takdirnya seperti ini," kata Aldi Faisal (27), keponakan Mumuh.

Di sisi lain, Ketua KPU KBB, Ripqi Ahmad Sulaeman turut hadir pada prosesi pemakaman tersebut. Ia menghaturkan belasungkawa atas meninggalnya Mumuh yang mengawal jalannya pemungutan suara.

"Kami turut berbelasungkawa atas meninggalnya Pak Mumuh Muchroni. Almarhum merupakan KPPS yang ikut menjadi pahlawan demokrasi menyukseskan pemilu 2024," kata Ripqi.

Mumuh meninggal empat hari setelah pemungutan suara karena penurunan kondisi kesehatan. Ripqi memastikan sebelum bertugas, petugas kesehatan telah melakukan skrinning terhadap setiap penyelenggara pemilu

"Untuk cek kesehatan, semua termasuk Pak Mumuh juga sudah dan hasilnya dinyatakan sehat. Mungkin faktornya karena kelelahan saat bertugas sebagai KPPS kan," kata Ripqi.

Ia mengakui tugas penyelenggara pemilu sejak 2019 memang sangat berat. Namun banyak petugas yang terlalu memaksakan bekerja padahal kondisi tubuhnya sudah menunjukkan tanda kelelahan.

"Jadi harusnya beliau ini beristirahat, nah malah memaksakan. Sebetulnya tidak jauh seperti 2019, memang tugasnya berat apalagi sekarang sudah masuk rekapitulasi kan ya," ucap Ripqi.

Pihaknya saat ini sedang berkoordinasi dengan pemerintah daerah KBB terkait pemberian santunan bagi penyelenggara pemilu termasuk linmas yang meninggal dunia.

"Kita sedang koordinasi dengan pemda soal besaran santunannya. Karena kan antara pemda dengan KPU nanti akan berbeda. Kita sedang komunikasi," kata Ripqi.

Suasana haru juga terlihat saat proses pemakaman Edwin. Kerabat korban, Ragawihana mengatakan temannya tersebut dirawat di rumah sakit diduga mengalami kelelahan.

"Beliau dirawat pasca pencoblosan, Kamis itu masih beres-beres TPS. Jam 6 pagi hari Jumat masuk rumah sakit. Meninggalnya Minggu jam 16.20 WIB. Sekarang dimakamkan," ujar Raga.

Proses pemakaman Ketua KPPS di CileunyiProses pemakaman Ketua KPPS di Cileunyi Foto: Yuga Hassani/detikJabar

Raga menjelaskan korban memiliki riwayat penyakit beberapa tahun lalu. Namun kata dia, tidak sampai dirawat di rumah sakit.

"Riwayat sakit mungkin pusing biasa. Ada juga dulu beberapa tahun lalu ada penyakit jantung. Tapi gak sampai di rawat," katanya.

Dia menambahkan korban meninggalkan istri dan dua anaknya. "Meninggalkan istri, sama anak dua. Aktivitas almarhum wiraswasta. Almarhum alhamdulillah orang baik. Dia warga yang bertanggung jawab. Dekat sama warga," jelasnya.

Sementara itu, Camat Cileunyi, Cucu Endang mengaku turut berbela sungkawa atas kejadian tersebut. Menurutnya korban merupakan seorang pahlawan.

"Telah pulang ke rahmatulloh bapak Edwin sebagai pahlawan demokrasi yang telah gugur, telah melaksanakan tugasnya selaku ketua PPS TPS 56 di desa Cileunyi Wetan," kata Cucu.

Cucu menyebutkan terdapat beberapa petugas yang mengalami sakit saat pencoblosan. Beberapa orang tersebut telah sembuh.

"Yang sakit ada empat orang sebagai pelaksana kegiatan pencoblosan. Tapi sudah pulang ke rumah, yang meninggal baru kang Edwin ini," bebernya.


(dir/dir)


Hide Ads