Warga Loji Sukabumi Dambakan Jembatan Penyeberangan di Sungai Cidadap

Warga Loji Sukabumi Dambakan Jembatan Penyeberangan di Sungai Cidadap

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Senin, 05 Feb 2024 17:19 WIB
Warga perlihatkan derasnya arus Sungai Cidadap Sukabumi.
Warga perlihatkan derasnya arus Sungai Cidadap Sukabumi (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar).
Sukabumi -

Puluhan pelajar di Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi terpaksa menyebrang dengan cara berenang atau ditarik menggunakan ban dalam bekas mobil demi menuntut ilmu. Derasnya air sungai, juga pernah menelan korban jiwa warga saat coba menyebrangi sungai tersebut.

Kisah itu diceritakan Budi Genda, warga Kampung Naringgul, Desa Loji, Kecamatan Simpenan. Menurutnya peristiwa itu terjadi pada 2006 silam, kala itu seorang ustaz hendak menyebrangi sungai yang saat itu kondisinya surut.

"Masih saudara saya, Ustaz Solihin saat itu menyebrang dari Pasir Pogor mau ke Babakan Pendeuy. Tiba-tiba arus sungai membesar dan almarhum terbawa arus, jasadnya ditemukan di pesisir laut. Beliau pengelola pondok pesantren," ungkap Budi, Senin (5/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikatakan Budi selain pelajar, ada ratusan warga yang setiap hari menyebrang dengan cara serupa. Lintasan sungai selebar 10 meter di waktu surut dan 20 meter saat meluap itu menghubungkan dua kampung di dua desa yang berbeda.

"Aktivitas warga yang mau ke kota lewat sungai ini, ke kebun ke sawah. Paling utama anak sekolah tiap hari berangkat jam 06.00 WIB pagi, kalau orang tua belum berangkat ke kebun mereka diseberangkan. Pulangnya begitu lagi, nyeberang sungai lagi,"ujar Budi.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, akses jalan lingkungan terputus hingga batas sungai. Kalau ada jembatan dijelaskan Budi akses itu akan hidup seiring dengan aktivitas perekonomian warga, bertani, bercocok tanam di kebun hingga ke kawasan pasar terdekat.

"Kalau ada jembatan ini jalan hidup. Akses jembatan sebenarnya ada, namun jaraknya jauh, sekitar lebih dari 4 kilometer lewat (Kampung) Babakan Wareng. Kalau lewat sini langsung lebih ringkas, hanya sekitar 1 kilometer ke pusat pendidikan dan pasar," jelasnya.

Menurut Budi, keberadaan jembatan memang sudah menjadi impian warga sejak berpuluh tahun silam. Namun hingga kini harapan itu tidak kunjung terwujud karena kurangnya dukungan dari pemerintah setempat.

"Sudah sering kita keluhkan, kondisi seperti ini sudah sejak saya lahir bahkan sebelumnya di jaman orang tua, kakek nenek saya belum pernah dibangun. Saya saja lahir tahun 1971 belum pernah ada jembatan, harapan ya tentunya jembatan di lokasi ini segera dibangun," ungkap Budi.

Pembangunan jembatan di kawasan ini sebenarnya pernah menjadi janji politik salah seorang calon kepala desa. Namun sayangnya, calon tersebut gagal tepilih, bukti keseriusan niat sang calon kades tersebut terlihat dari dua beton pancang jembatan gantung yang berdiri di lokasi tersebut.

"Tahun 2020 saat pemilihan kades, ini mau dibangun oleh salah satu peserta Pilkades, namun tidak menang ya akhirnya terbengkalai. Kalau dia dapat mungkin sudah ada jembatan gantung," tutur Budi.

Komentar Kades

Dikonfirmasi detikJabar, Kepala Desa Loji Papang Suherlan menjelaskan, pihaknya memang sudah mendapat laporan soal kondisi jembatan itu sudah lama. Namun ia kebingungan karena jenis pembangunan berupa jembatan.

"Kita kesulitan anggaran, kalau untuk perenacanaan ada namun kembali ke persoalan anggaran itu kan jembatan termasuk konstruksi dan lain sebagainya," kata Papang.

Papang menjelaskan, ruas sungai yang kerap diseberangi warga menghubungkan dua desa, yakni Desa Cidadap di Kampung Cikadaka dan Desa Loji di Kampung Naringgul. Aktivitas warga termasuk pelajar disebut Papang juga termasuk padat.

"Hasil penelusuran, mereka ini bolak-balik antara Cikadaka - Naringgul kurang lebih 80 orang untuk pelajar SD jadi untuk sebaliknya juga banyak anak-anak yang dari Kampung Naringgul ke Cikadaka untuk mendapatkan pendidikan di sekolah agama. Kalau aktivitas warga keseluruhan sekitar 300 lebih," paparnya.

Papang juga mengatakan, ia pernah mendapat informasi jika jembatan di wilayah tersebut akan dibangun oleh perusahaan swasta sebagai bentuk CSR. Kabar itu ia peroleh juga dari Desa Cidadap.

"Kabarnya akan dibangun oleh salah satu perusahaan swasta, hanya perusahaan apa saya lupa namanya," pungkas Papang.

(sya/mso)


Hide Ads