Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta berencana meningkatkan status ke level dari siaga ke tanggap darurat atas bencana longsor di Gunung Anaga di Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta.
Ditingkatkannya level itu atas dasar rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM yang sudah melakukan penelitian, dan evaluasi terhadap bencana yang terjadi pada tanggal 4 Januari lalu hingga beberapa longsor susulan. Pihaknya juga mengevaluasi kejadian sebelumnya serta hasil analisis kontur tanahnya.
Baca juga: Lara Jawa Barat Disergap Bencana |
"Hasil penjelasan dari PVMBG dan usulan saat rapat tadi serta melihat kondisi saat ini, berdasarkan aturan yang ada, peristiwa bencana tanah longsor Gunung Anaga statusnya akan kita naikkan dari siaga menjadi tanggap darurat bencana," ujar Pj Bupati Purwakarta Benni Irwan usai rapat bersama seluruh unsur terkait termasuk perwakilan warga yang terdampak, Rabu (17/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Benni menjelaskan jika nanti statusnya sudah dinaikkan, Pemkab Purwakarta bisa melakukan intervensi lebih baik kepada masyarakat yang terdampak. Bakal ada upaya-upaya lebih lanjut yang akan dilakukan seperti menyiapkan lokasi atau hunian sementara yang lebih representative untuk masyarakat di pengungsian.
"Status dinaikkan semata-mata agar penanganan lebih maksimal dan masyarakat betul-betul lebih aman," katanya.
Benni menambahkan, untuk meningkatkan status dari siaga menjadi tanggap, Pemkab Purwakarta akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan BPBD Provinsi Jawa Barat serta BNPB.
"Kita perlu dukungan penuh dan support dari BPBD Provinsi dan BNPB. Dinaikkan status menjadi tanggap juga bertujuan agar publik jadi lebih paham dengan kondisi saat ini," pungkas Benni.
Sementara sebanyak 210 rumah warga terdampak masuk zona kuning bencana tanah longsor Gunung Anaga. Jumlah itu tersebar di Desa Cisarua dan Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
"Sebanyak 210 rumah warga, yakni 68 rumah di Desa Cisarua dan 142 rumah warga di Desa Sukamulya masuk dalam zona kuning longsor Gunung Anaga," katanya
Benni menjelaskan, hasil observasi dari pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, jika intensitas hujan masih tinggi sama seperti waktu peristiwa pada 4 Januari 2024 lalu, wilayah yang masuk zona kuning berpotensi terjadi longsor susulan.
"Jadi kalau hujannya masih tinggi akan terjadi longsor susulan yang kemungkinan dampaknya lebih besar dari peristiwa longsor yang pertama," ungkap Benni.
Selain itu, rumah warga yang berada di wilayah zona kuning direkomendasikan untuk direlokasi. Namun saat ini tambah Benni, terkait relokasi permanen akan dibicarakan lebih lanjut.
"Tadi kita baru membahas relokasi sementara, yakni masyarakat diminta untuk mengungsi, baik di tempat pengungsian yang disediakan pemerintah atau mengungsi ke rumah saudara," pungkasnya.
Seperti diketahui, bencana longsor Gunung Anaga di Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta terjadi pada Kamis, 4 Januari 2024 lalu.
Akibat bencana tersebut ribuan warga dari dua desa yaitu Desa Sukamulya dan Desa Cisarua Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, terdampak dan harus mengungsi ke tempat pengungsian hingga saat ini.
(sud/sud)