Seribuan warga dari dua desa yaitu Desa Sukamulya dan Desa Cisarua kecamatan Tegalwaru, Purwakarta, masih bertahan di sejumlah lokasi pengungsian dan rumah kerabatnya pasca-longsor Gunung Anaga pada 4 Januari 2024 lalu.
Menurut data di pos pengungsian, hingga hari ini, Jumat (12/1/2024), sebanyak 316 jiwa mengungsi di SDN 2 Sukamulya, pengungsi di mushola AL-Fallah sebanyak 14 KK atau 53 jiwa, dan sisanya sekitar 700 jiwa mengungsi ke rumah kerabat atau saudara.
Mereka tersebar di sejumlah titik mulai dari SDN 2 Sukamulya, fasilitas umum, rumah warga hingga banyak yang mengungsi ke luar desa di sekitar titik longsor. Mereka belum diperbolehkan kembali ke rumahnya masing-masing karena kondisi cuaca dan kondisi gunung titik longsor belum memungkinkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita pantau dari waktu ke waktu curah hujan yang belum berkurang, pagi hari cenah jam dua ke atas hujan hadir lagi, dengan intensitas bervariasi antara wilayah, khusus di Tegalwaru di sore hari curah hujan tinggi sehingga ada pergeseran tanah lagi, longsor lagi tambah beban dampak longsor sebelum yang terjadi tanggal 4 Januari," ujar Benni Irawan PJ Bupati Purwakarta saat melihat kondisi pengungsian, Jumat (12/01/2024).
Benni menyebutkan, tidak banyak perubahan kebijakan atas penanganan bencana alam ini. Pasalnya, ia sudah sejak awal meminta masyarakat untuk mengosongkan titik sekitar lokasi longsor, ia juga meminta agar masyarakat bersabar demi keamanan dan kenyamanan.
"Tidak banyak perubahan kebijakan pengendalian, dari awal kita sudah minta ke masyarakat untuk tidak berada di lokasi terdampak titik potensi terjadi longsor susulan. Sesungguhnya kita ingin masyarakat kembali ke sediakala menempati rumah masing-masing dengan aktivitas seperti sediakala, tapi dengan curah hujan seperti ini belum kita izin kan. Mereka boleh melihat rumahnya pada pagi hari dengan catatan kondisi cuaca cerah," katanya.
Sampai saat ini, Kabupaten Purwakarta masih berstatus siaga Bencana, Benni belum menaikkan level ke tingkat awas. Ia menunggu hasil analisa yang dilakukan pihak-pihak terkait untuk menentukan status atau kebijakan ke depannya.
"Masih siaga tanggap darurat, kita lihat perkembangan ke depan apakah status di tingkatkan atau sebagainya tergantung di lapangan, kita tunggu hasil dari BNPB yang melakukan kajian, itu akan menentukan kebijakan ke depan dan statusnya. Itu akan mempengaruhi apa yang akan kita peroleh," pungkasnya.
(sud/sud)