Sejumlah peristiwa mewarnai pemberitaan di Jawa Barat hari ini, Selasa (9/1/2024). Mulai dari viralnya praktikum pria nikahi 2 wanita di Tasikmalaya, hingga bencana alam yang terjadi di berbagai wilayah di Jabar.
Berikut rangkuman Jabar Hari Ini:
Praktikum Poligami di Tasikmalaya yang Tuai Sorotan
Video pernikahan seorang pria di Tasikmalaya dengan dua wanita sekaligus alias poligami viral di medsos. Ternyata, akad dan resepsi pernikahan itu hanya sebatas kegiatan praktikum di SMK Duta Pratama Indonesia yang berlokasi di Kelurahan Cipawitra, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala SMK Duta Pratama Indonesia Lasiman menjelaskan, kegiatan praktikum pernikahan itu digelar pada Kamis 14 Desember 2013 lalu. Ia menyatakan bahwa praktikum tersebut bagian dari implementasi dari kurikulum Merdeka.
Namun, pada praktikum tersebut konsepnya diubah. Praktik pernikahan itu melibatkan semua siswa mulai dari kelas X, XI dan kelas XII. Praktikum pernikahan juga digelar di luar ruangan.
"Biasanya memang hanya kelas XII dan digelar di dalam ruangan, tapi kali ini kita gebyarkan dengan melibatkan semua siswa dan digelar outdoor," kata Lasiman, Selasa (9/1/2024).
Semua persiapan pelaksanaan praktikum pernikahan itu dilakukan oleh siswa-siswi. Mereka mengambil peran masing-masing. Mulai dari mendesain undangan, membuat catering, merias pengantin, perhitungan pembiayaan hingga mengorganisir acara atau bertindak sebagai wedding organizer.
Sementara terkait konsep pernikahan yang mensimulasikan penikahan poligami alias satu pengantin pria dan dan dua pengantin perempuan, Lasiman mengatakan hal itu merupakan inisiatif dari anak didiknya. "Nah jadi memang itu anak-anak yang mengkonsep. Pada H-2 kami guru-guru baru tahu ternyata ada 2 pengantin perempuan," kata Lasiman.
Saat itu, anak-anak menyusun skenario pernikahan antara seorang pria dengan dua perempuan adik kakak. "Ketika itu anak-anak diberi pemahaman oleh guru agamanya, bahwa tidak boleh menikahi perempuan adik kakak. Akhirnya diubah ceritanya menjadi seorang pria menikah dengan dua perempuan saudara sepupu," kata Lasiman.
Dia mengaku meminta maaf atas kekeliruan atau kesalahan persepsi yang terjadi di masyarakat akibat video praktikum tersebut. "Tentu kami meminta maaf seandainya menimbulkan ketidaknyamanan atas video itu," kata Lasiman.
Cianjur Tetapkan Status Darurat dan Siaga Bencana Banjir-Longsor
Pemkab Cianjur menetapkan status darurat bencana banjir dan longsor di tiga kecamatan. Selain itu, status siaga juga diberlakukan di seluruh wilayah hingga April 2024.
Kepala BPBD Kabupaten Cianjur Asep Sukma Wijaya mengatakan, pasca banjir dan longsor pada Kamis (4/1/2024), pihaknya langsung menetapkan status darurat bencana.
"Untuk tiga kecamatan, yakni Ciranjang, Bojongpicung, dan Haurwangi kita tetapkan status darurat banjir dan longsor. Penetapannya selama 7 hari. Habis berlakunya Kamis (11/1) lusa," kata dia, Selasa (9/1/2024).
Menurutnya selain status darurat, Pemkab Cianjur juga menetapkan status siaga bencana banjir dan longsor untuk setiap kecamatan di Cianjur.
"Yang tiga kecamatan statusnya darurat, sedangkan kecamatan lain statusnya siaga bencana. Berlakunya (status siaga) hingga April 2024," kata dia.
Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, dalam penanganan bencana, pihaknya menekankan untuk mitigasi dan pencegahan.
"Jangan sampai setelah kejadian bencana dan berdampak besar baru penanganan. Contohnya jembatan ada retak, langsung tangani biayanya akan kecil. Tapi kalau dibiarkan dan setelah ambruk baru ditangani akan besar biayanya, belum lagi dampak ke masyarakat jadi tersendat aktivitasnya," kata dia.
Oleh karena itu, lanjut Herman, dirinya menginstruksikan seluruh camat dan kepala desa untuk melakukan pengecekan, terutama daerah yang rawan bencana banjir dan longsor.
"Saya minta untuk dilakukan pencegahan, dicektebingan dan seluruh infrastruktur. Kalau ada indikasi atau potensi bencana, segera dilaporkan untuk ditangani. Jadi kota akan mencegah, supaya tidak terjadi bencana yang menyebabkan dampak secaramateril, korban, ataupun dampak ke aktivitas masyarakat,"pungkasnya.
Keluhan Korban Banjir Karawang
Penyakit gatal-gatal dan nyeri lambung mulai diderita para penyintas bencana banjir di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang. Seperti yang dirasakan Teti (43).
Lingkungan tempat tinggal Teti salah satu wilayah yang paling parah terdampak banjir. Rumah milik Teti pun sempat terendam banjir dengan ketinggian sekitar dua meteran.
"Ini kebanyakan main air, jadi gatal-gatal setelah kebanjiran tiap hari main air terus," kata Teti saat diwawancara detikJabar di Posko Kesehatan Bencana Banjir Kantor Desa Karangligar, Kabupaten Karawang, Selasa (9/1/2024).
Sekadar diketahui, banjir melanda wilayah tersebut sejak Rabu (3/1/2024). Ribuan jiwa tercatat mengungsi imbas ratusan rumah di Desa Karangligar terendam banjir. Meski kondisi berangsur surut, namun rumah Teti masih terendam. Sehingga terpaksa harus tertahan tinggal di posko pengungsian Kantor Desa Karangligar.
"Iya masih di pengungsian belum bisa pulang, rumah masih terendam air," kata dia.
Teti mengaku, selain gatal-gatal ia juga meriang, dan kerap diderita warga Karangligar setiap banjir melanda wilayah tersebut. "Selain gatal paling meriang, pusing, tiap banjir juga pasti sama kayak gini, paling meriang, gatal, buang air," imbuhnya.
Kepala Puskesmas Wanakerta Veronica menuturkan, pihaknya mencatat ada ratusan warga termasuk balita dan bayi yang terdampak banjir. Pihaknya melayani perawatan kesehatan bagi warga terdampak banjir.
"Kondisi kesehatan warga yang terdampak banjir tiap hari berbeda, termasuk jumlahnya, ada ratusan warga yang tercatat kami tangani," kata Veronica, kepada detikJabar.
Mayoritas orang dewasa, penyintas bencana banjir mengeluhkan gatal-gatal, dan nyeri lambung, dan beberapa balita dan bayi mengeluhkan batuk pilek. "Kalau orang dewasa itu rata-rata keluhan gatal-gatal karena mungkin terlalu sibuk berkegiatan mengevakuasi barang-barang di air sehingga kondisi tubuh lembab, dan jamur kulit tumbuh. Beberapa juga mengeluhkan nyeri lambung mungkin karena telat makan," ucapnya.
Selain itu, tercatat 162 balita, dan 42 bayi penyintas bencana banjir juga ditangani dengan keluhan batuk pilek selama di posko pengungsian. "Data pertama ada 162 balita yang ditangani mayoritas keluhannya adalah batuk pilek, termasuk ada juga 42 bayi, dan sekarang tinggal 7 bayi yang ditangani dengan keluhan batuk pilek," ungkap Veronica.
Selain itu, kata Veronica, Desa Karangligar termasuk desa yang memiliki angka stunting cukup tinggi, sehingga pihaknya memprioritaskan gizi dan asupan makanan bagi balita penderita stunting yang saat ini terdampak banjir.
"Di Karangligar ini angka stunting juga cukup tinggi, kita punya sistem untuk bisa memantau di manapun mereka mengungsi, dan selama musim banjir tetap ditangani, kita harus memikirkan apa yang tidak terpikirkan. Kita perhatikan asupan gizi nya, makannya karena mereka ini tidak bisa makan sembarang makanan," pungkasnya.
Longsor Tutup Akses Jalan 2 Desa di Ciamis
Tanah longsor menimbun jalan penghubung antar deras di Desa Mekarmulya, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Peristiwa itu terjadi saat hujan mengguyur wilayah tersebut sejak Senin (8/1/2024) sore.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Kini jalan yang menghubungkan Desa Mekarmulya dan Desa Sidamulih tidak dapat dilalui. Akses warga pun sementara tertutup.
Anggota FK Tagana Ciamis Baehaki Efendi membenarkan kejadian tersebut. Tebing sawah dengan ketinggian 20 meter dan panjang 40 meter longsor menutupi jalan. Tebal material tanah yang menutupi jalan sekitar 1,5 meter.
"Akibat terus diguyur hujan, tebing sawah longsor kemudian menutup seluruh badan jalan penghubung antar desa di Pamarican," ujar Baehaki kepada detikJabar, Selasa (9/1/2024).
Baehaki menuturkan jalan tersebut merupakan akses satu-satunya warga Desa Mekarmulya dan anak sekolah untuk menuju pusat Pemerintahan Kecamatan Pamarican, sekolah dan pasar.
"Jalan yang tertutup ini akses warga untuk ke sekolah, ke pasar dan pusat pemerintahan kecamatan," kata Baehaki.
Mengingat pentingnya akses jalan tersebut, sehingga membutuhkan penanganan cepat dengan menggunakan alat berat, mesin pompa dan karung sebagai penahan tebing.
"Kejadian ini sudah kami laporkan, diharapkan secepatnya Pemkab Ciamis menerjunkan alat berat untuk membersihkan material tanah yang menutup jalan," pungkasnya.
Siswa SD di Tasik Belajar Beralas Lantai Tanpa Meja dan Kursi
Nasib miris harus dirasakan siswa Sekolah Dasar Negeri Tamanggung, Desa Toblongan, Kecamatan Bojongasih, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Mereka hampir 10 tahun belajar dalam kondisi memprihatinkan. Selain ruang kelas alami kerusakan, mebeler seperti bangku dan meja rusak parah hingga tidak layak pakai.
"Jadi kami ini sekitar 75 mebelernya rusak nggak bisa dipakai kaya kursi dan Meja," kata Asep Sugianto, guru perwakilan sekolah pada detikjabar, Selasa (9/1/24).
Asep mengungkap, kerusakan mebeler terjadi sejak 2014 lalu. Mebeler seperti bangku dan kursi sekolah tersebut rusak parah sehingga tidak bisa dipergunakan kembali. Akibatnya, siswa terpaksa harus belajar lesehan di lantai.
"Karena nggak ada mebeler siswa sebagian belajar lesehan. Sebagian besar mebeler berupa kursi dan bangku sudah dalam kondisi rusak parah dan disimpan di gudang. Akibatnya, kelas 3 dan kelas 5 harus belajar dengan lesehan," tambah Asep Sugianto.
Sedangkan untuk kelas lainnya, yakni kelas 1, 2, 4 dan 6, menggunakan mebeler kursi dan meja yang sudah diperbaiki seadanya. Itu pun satu meja dipakai oleh tiga siswa.
"Sejak tahun 2014 pak rusaknya. Sebagian besar mebeler sudah tidak bisa dipergunakan. Kalau yang masih bisa digunakan, bangku dipakai bertiga oleh siswa," ucap Asep Sugianto.
Selain mebeler yang rusak, ada permasalahan lainnya dialami oleh SDN Tamanggung, yakni kekurangan ruang kelas. Saat ini, dengan jumlah 83 siswa, ruang kelas yang tersedia hanya 4.
Asep menambahkan, sekolahnya sudah lama tidak mendapatkan bantuan rehab atau pembangunan ruang kelas baru. Ruang kelas yang ada, saat ini dipakai belajar oleh 4 kelas. Sedangkan kelas 3 terpaksa harus belajar di ruang rumah dinas Kepala Sekolah, tanpa mebeler apapun. Sedangkan kelas 2 terpaksa bergiliran dengan kelas 1.
"Berbagai upaya permohonan bantuan, sudah dilayangkan sejak lama. Namun hingga saat ini belum ada realisasi, kami mohon bantuan dan perhatiannya," kata Asep.
Sementara itu, Kabid SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Tasikmalaya Ahmad Solihin mengaku, tengah berupaya memberikan bantuan untuk sekolah tersebut.
"Kami akan upayakan tahun ini memberikan bantuan, di tengah anggaran minim," pungkas Ahmad Solihin.