Petani Bandung Curhat soal Pupuk ke Cak Imin

Petani Bandung Curhat soal Pupuk ke Cak Imin

Yuga Hassani - detikJabar
Rabu, 03 Jan 2024 13:00 WIB
Calon Wakil Presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin melakukan dialog bersama para petani di komplek Stadion Si Jalak Harupat, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Rabu (3/1/2024).
Calon Wakil Presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin melakukan dialog bersama para petani di komplek Stadion Si Jalak Harupat, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Rabu (3/1/2024). (Foto: Yuga Hassani/detikJabar )
Kabupaten Bandung -

Calon Wakil Presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin melakukan dialog bersama para petani di komplek Stadion Si Jalak Harupat, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Rabu (3/1/2024). Kedatangannya tersebut dilakukan untuk mendengarkan keluhan para petani.

Pantauan detikJabar, para warga telah menanti kedatangan Cak Imin sejak pagi hari. Kemudian para petani menyambut Cak Imin dengan antusias. "Cak Imin Menang, Petani Sejahtera," teriak para petani.

Setelah itu para petani langsung melakukan sesi curhat kepada Cak Imin. Mereka mengeluarkan keluh kesahnya selama menjadi petani. Salah satu petani dari Kertasari Ujang Ruhiyat mengatakan saat ini harga pupuk melambung tinggi. Menurutnya harga tersebut bisa sampai jutaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harga pupuk melejit. Bahkan bisa sampai satu juta (rupiah), dulunya cuma 200 ribu (rupiah). Apalagi lagi pupuk subsidi gak ada. Jauh dengan harga sayur mayur," ujar Ujang, saat memaparkan pertanyaan kepada Cak Imin.

"Harga sayuran malah makin turun. Malah mahal bala-bala dibandingkan harga kol. Kol Rp 500 perak, harga bala-bala Rp 1.000 per biji," katanya.

ADVERTISEMENT

Ujang mengungkapkan ketika ada sayuran datang dari beberapa daerah langsung bisa menjual ke pasar. Namun, dirinya bisa kesulitan ketika menjual ke pasar yang ada di Bandung.

"Ini mah curhat aja pak. Kalau ada kol dari Jawa Tengah atau Sumatera. Mereka mah menjualnya ke pasar langsung. Terus laku, pakai tronton dan sebagainya. Eh kita dari Kertasari dan Pangalengan pas ngejual ke pasar malah gak laku. Ya dibalikin lagi aja," jelasnya.

"Kami petani kecil biaya produksinya mahal. Jadi saya minta bantuannya yang akan menjadi pemimpin negara ini. Semoga ada perubahan," tambahnya.

Petani dari Solokan Jeruk Irham Taufik menginginkan adanya pengendalian harga ketahanan pangan. Pasalnya dirinya merasakan ketika panen raya harga padi menurun. "Strategi atau kebijakan apa yg dilakukan untuk pengendalian harga pangan. Syukur-syukur pemerintah bisa mengcover ketika di musim panen raya dengan membeli gabah langsung dari para petani dengan harga ideal," kata Irham.

Dia meminta peningkatan sarana pertanian. Terutama adanya perbaikan jaringan-jaringan irigasi. "Supaya produktivitas tetap bagus, harus ditingkatkan dengan sarana dan prasarana pertanian. Kami perlu adanya perbaikan sarana atau jaringan-jaringan irigasi," bebernya.

Irham pun mengeluhkan tidak adanya generasi baru yang ingin menjadi petani. Maka dirinya meminta kebijakan mengenai hal tersebut. "Para petani membutuhkan generasi baru. Semakin sini minat menjadi petani berkurang. Kebijakan apa yang akan ditempuh ketika kurangnya minat milenial menjadi penerus petani," ucapnya.

Setelah itu Cak Imin langsung memberikan jawabannya kepada para petani. Dia menyebutkan persoalan para petani selalu menjadi persoalan yang besar.

"Persoalan pangan nasional dan nasib para petani kita. Problem yang muncul bahwa pangan kita seluruh kebutuhan pangan kita masih menggantungkan bukan pada produksi kita sendiri tapi masih impor negara lain," ucap Cak Imin.

Cak Imin mengaku prihatin ketika masyarakat mampu produksi beras, namun setiap tahunnya Indonesia harus impor beras. Kata dia, hal tersebut harus diberhentikan.

"Memprihatinkan lagi mampu produksi padi beras tapi tiap tahun masih harus impor. Emang ada yang hobi impor. Pertama harus kita slepet supaya tidak ada impor lagi," bebernya.

Cak Imin mengaku akan menyediakan pupuk sebanyak-banyaknya jika terpilih dalam ajang Pilpres mendatang. Hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan para petani. "Lebih utang buat beli alat pertanian. Tahun 2024-2029 kita harus mandiri pangan. Pupuk irigasi infrastruktur yang membangun irigasi harus difollow up dengan tepat," ungkapnya.

Menurutnya para petani sudah bekerja keras untuk mengabdi. Namun sebagian masih merasakan rugi. "Petaninya sabar sehingga pemerintah nya keenakan tidurnya. Kerja kita gak berat kalau taun masalahnya. Petani nyaman, petani menanam, petani untung dan bisa menabung. Kami diskusi dengan tim ahli kesimpulan negara punya perangkat penting kekuasaan bagaimana pertanian disangga. Amin menang, petani tidak boleh ada yang rugi," tegasnya.

Dia menambahkan para pemuda saat ini malas menjadi petani. Hal tersebut dikarenakan kurangnya ketertarikan dari anak muda. "Kami sudah hitung anggarannya untuk kaum muda yang mau berbisnis satu paket misal kredit anak muda, cara yang mudah, tanpa bunga, kalau modalnya sekarang banyak yang tersandera pinjaman online. Lagi kami hitung, semua korban pinjol akan ditangani serius oleh pemerintah. Pengelola pinjol kalau bisa kita kandangin semua," pungkasnya.

Impor Beras Harus Disetop

Dia juga menyoroti soal pemerintah yang masih membuka keran impor beras. Padahal negara Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki lahan pertanian yang luas.

"Iya kalau pertanian kita produktif, petani untung, kaum muda juga mau bertani, semakin banyak produksi yang berkualitas, kita tidak akan mengandalkan impor lagi," ujar Cak Imin.

Pihaknya menegaskan impor tersebut harus segera dihentikan. Kata dia, hal tersebut akan membuat para petani bisa lebih sejahtera.

"Impor kita harus hentikan, syukur-syukur sampai kita betul-betul mandiri di bidang pangan," katanya.

Imin menduga adanya mafia ketika sulit menghentikan impor beras. Makanya hal tersebut harus segera diberantas.

"Ya sebetulnya dari seluruh rangkaian problem yang tidak diatasi dengan baik ini, ada peran mafia, ada peran yang memanfaatkan kelemahan kita. Nah ini harus dislepet, harus dibersihkan, sembari revolusi agromaritim jalan," jelasnya.

Selain itu, pihaknya mengaku telah menyiapkan anggaran supaya para milenia bisa tertarik menjadi petani. Semuanya akan diberikan edukasi mengenai pertanian.

"Ya sebetulnya untuk kaum muda ini mulai dari skill, sekolah, bisnis, bekerja, makan, satu kesatuan, kita hitung Rp150 triliun," pungkasnya.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads