Beringasnya Dani Ompong, Dadang Buaya, dan Samson

Kaleidoskop 2023

Beringasnya Dani Ompong, Dadang Buaya, dan Samson

Tim detikJabar - detikJabar
Jumat, 22 Des 2023 09:00 WIB
Dadang Buaya, preman kahot dari Garut berbuat onar lagi. Dia membacok dua orang warga tak berdosa hingga mengalami luka parah.
Dadang Buaya (berbju tahanan), preman terkenal di Garut. (Foto: Hakim Ghani/detikJabar)

Hari Minggu (24/4/2023) menjadi hari yang tidak terlupakan bagi Heri (45). Kepala bagian belakangnya tiba-tiba ditampar oleh preman inisial E alias Samson, padahal saat itu Heri tengah mengurus jenazah tetangganya.

Saat itu kondisi sekitar lokasi kejadian tengah ramai, Heri bersama tiga orang lainnya sedang berniat mengangkat jenazah. Sampai kemudian tanpa basa-basi, Samson datang dan langsung dihajar Samson.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya padahal enggak ada apa-apa, enggak punya dosa kenapa tiba-tiba dipukul. Itu (kejadiannya) pada saat saya mengurus meninggalnya tetangga, saya dipukul di belakang kepala dua kali," lirih Heri, warga Kampung Cihurang, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, kepada detikJabar, Kamis (27/4/2023).

Seperti biasa, warga tidak ada yang berani memberikan perlawanan, karena Samson dikenal temperamental. Begitu juga dengan Heri, ia hanya melongo usai dihajar Samson. "Enggak melawan, situasi juga sedang ramai. Hanya percuma di lawan juga enggak akan benar," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Preman Samson memang pemarah dan kerap mengamuk tidak jelas, informasi dihimpun dari warga pria berbadan kekar itu sudah sering kali menang ketika diserang keroyokan. Baru-baru ini ia juga dibacok di kedua tangannya, dilihat detikJabar, bekas bacokan itu masih terlihat saat dia bertelanjang dada di Polres Sukabumi.

Kades Cidadap, Deden Anta bercerita Samson pernah diminta pergi dari Kampung Cihurang, diketahui ia punya istri dan anak di Sukabumi. Namun selang berapa lama, ia kembali lagi ke kampung dan berbuat onar.

"Sempat diminta pergi ke Sukabumi mengungsi ke rumah mertuanya sekitar tahun 2020 ternyata balik lagi mungkin pihak keluarga berpikir dia bakalan berubah. Ketika datang ke sini awal-awal ada perubahan pakai pakaian koko, pakai sarung, ke masjid," cerita Deden.

Deden menceritakan, sikap Samson hanya bertahan selama beberapa saat. Ia kembali berubah usai berguru ke daerah Banten.

Samson (baju kuning) ditangkap polisi usai mengamuk dan rusak rumah warga di Kabupaten Sukabumi.Samson (baju kuning) ditangkap polisi usai mengamuk dan rusak rumah warga di Kabupaten Sukabumi. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)

"Tiba-tiba jadi berubah beda, ngalap ilmu lagi. Merusak tembok perusahaan, mobil, dua bulanan yang lalu. Karena katanya dia kerap mendapat bisikan-bisikan, udah begitu eh, tambah alot. Dia juga kerap memarahi orang enggak jelas pakai bahasa kasar," tuturnya.

"Malam takbiran kemarin dia marahin ustaz, sedang menghitung zakat ke untuk disetor ke BAZIS jam 00.00 WIB, saat jam 01.00 WIB pak ustaz dan sekretarisnya tiba-tiba dimarahin, enggak ada masalah apa-apa. Omongan kasar keluar katanya sia, sia begitu," kata Deden menambahkan.

Tidak lama usai menyebar teror E alias Samson, preman asal Kampung Cihurang, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, ditangkap polisi usai merusak dua rumah warga.

Samson terlihat dijemput KBO Reskrim Polres Sukabumi, Iptu Ruskan Hermawan yang datang bersama anggotanya. Saat kedatangan petugas, Samson yang saat itu tengah berhadap-hadapan dengan warga terlihat manut saat diminta masuk ke dalam kendaraan polisi. "Kami bawa ke Polres," singkat Ruskan kepada detikJabar, Rabu (26/4/2023).

Kedatangan polisi membuat warga mengurungkan niatnya mengepung Samson. Pantauan detikJabar, saat itu, warga terlihat membawa berbagai jenis alat pemukul hingga pacul untuk menghakimi Samson yang kerap membuat warga resah.

Samson diketahui sempat membuat onar di kampungnya, dua rumah warga di rusak. Kaca jendela rumah warga pecah akibat dihantam batu besar. Pemilik rumah mengaku tidak tahu penyebab Samson tiba-tiba mengamuk.

"Datang sekitar jam 20.00 WIB (Rabu), dia marah teriak-teriak terus lempar-lempar batu ke atas genting pakai batu besar. Setelah itu melempar kaca jendela. (Penyebab) enggak tahu, sebelumnya juga tidak ada masalah. Jadi dia itu sering ngancam, teriak-teriak," kata Deuis, pemilik rumah.

Saat pelaku datang, Deuis sedang berada di dalam rumah bersama suaminya. Ia juga menyebut suaminya Heri pernah dipukul oleh pelaku hingga beberapa kali tanpa alasan yang jelas.

"Suami saya juga pernah di pukul beberapa kali, tidak tahu alasannya apa. Harapannya, saya itu ingin tenteram, setelah begitu sama keluarga saya jadi waswas. Enggak bisa kemana-mana saya kan harus cari apa cari apa, masa harus diam di rumah terus. Kalau ketemu di luar pasti ngancam," pungkasnya.


(sya/orb)


Hide Ads