Jabar Hari Ini: Teror Ulat Bulu di Dusun Plaosan Cirebon

Jabar Hari Ini: Teror Ulat Bulu di Dusun Plaosan Cirebon

Tim detikJabar - detikJabar
Senin, 18 Des 2023 22:00 WIB
Serangan ulat bulu di Desa Sampiran, Kabupaten Cirebon
Serangan ulat bulu di Desa Sampiran, Kabupaten Cirebon (Foto: Devteo Mahardika/detikJabar)
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Senin (18/12/2023). Salah satunya warga dibuat geger serangan ulat bulu yang terjadi di perkampungan Kabupaten Cirebon. Berikut rangkuman Jabar hari ini:

Serangan Ulat Bulu di Cirebon

Ulat bulu menyerang perkampungan di Dusun Plaosan, Desa Sampiran, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon. Tak hanya di jalanan, ulat bulu juga sampai masuk ke rumah-rumah warga.

Kepala Dusun Plaosan, Abas Riadi menuturkan, aktivitas warga menjadi terganggu karena ribuan ulat bulu itu berada di sepanjang ruas jalan utama. Sehingga mengharuskan warga sekitar harus memutar jalan yang lebih jauh. "Di sepanjang jalan ini dipenuhi ulat bulu ini dari kebun pohon jati," kata dia kepada detikJabar, Senin (18/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Serangan ulat bulu ini datang secara tiba-tiba dan terjadi sejak tiga hari yang lalu. Diketahui, pohon jati yang ada di ruas jalan utama penghubung antara Desa Cirebon Girang menuju Dusun Plaosan. Warga pun mulai resah dengan serangan ulat bulu ini, sebab keberadaannya mulai menjalar dan masuk ke rumah-rumah warga.

Salah seorang warga, Maesitoh (38) menuturkan tidak sedikit juga ulat bulu ini sudah mulai berdatangan ke rumah miliknya yang jaraknya tidak jauh dari kebun jati sarang dari koloni ulat bulu.

ADVERTISEMENT

"Udah tiga hari ini ulat bulu udah masuk ke dalam rumah sampai anak saya takut karena banyak pisan ulat bulunya," kata dia kepada detikJabar, Senin (18/12/2023).

Dia mengaku jika serangan bulu selalu ada pada setiap tahunnya, akan tetapi pada tahun ini jumlahnya lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. "Biasanya ada tiap tahun ada cuma nggak sebanyak sekarang, sekarang banyak banget," ucapnya.

Dia menceritakan kepada detikJabar, sudah beberapa hari ini tidak berani beraktivitas di luar rumah akibat adanya serangan ulat bulu. "Saya nggak berani keluar rumah udah dua hari ini, baru sekarang berani keluar," terangnya.

Tidak hanya itu, dengan adanya serangan ulat bulu ini membuatnya tidak nyenyak saat tidur. Hal ini diakibatkan banyaknya ulat bulu yang sudah memasuki kediamannya.

Akhirnya Pemadam Kebakaran (Damkar) Cirebon pun melakukan penanganan dengan menyemprotkan cairan detergen dan obat pembasmi ke pohon-pohon jati yang menjadi sarang ulat bulu.

Petugas Damkar Kabupaten Cirebon, Sigit P mengatakan pihaknya mengerahkan sejumlah unit mobil pemadam kebakaran untuk menyemprotkan cairan detergen dan cairan pembasmi ulat bulu ke lokasi yang menjadi sarang ribuan ulat bulu.

"Penggunaan air dicampur detergen sama obat ulat bulu ini untuk mematikan ribuan ulat bulu ini, satu unit mobil damkar ini berisikan 3.500 liter," ujarnya saat ditemui detikJabar di lokasi kejadian, Senin (18/12/2023).

"Kami menyemprotkan cairan ini di kebun jati yang luasnya sekitar satu hektare di ruas jalan utama menuju Dusun Plaosan," tambahnya.

Viral Pendaki Buat Tenda di Shelter Gunung Gede Pangrango

Perilaku oknum pendaki di Gunung Gede Pangrango kembali disorot. Kali ini oknum pendaki malah mendirikan tenda di shelter. Padahal lokasi tersebut harusnya menjadi tempat persinggahan untuk beristirahat sejenak pendaki dan dilarang mendirikan tenda di sana.

Ulah nakal pendaki itu direkam salah seorang pendaki bernama Hendra hingga videonya viral di media sosial. Dalam video berdurasi 9 detik itu terlihat pada shelter Air Panas 2 terdapat tenda berwarna hitam dengan tali berwarna oranye yang didirikan oknum pendaki.

Hendra, pendaki asal Cianjur, mengatakan video tersebut diambil pada 12 Desember 2023 saat dirinya mendaki Gunung Gede Pangrango. "Kejadiannya Minggu kemarin (tanggal 12 Desember 2023). Saya sedang mendaki, saat hendak istirahat di shelter malah ada yang mendirikan tenda," ujar dia, Senin (18/12/2023).

Menurutnya karena bangunan shelter tersebut sudah penuh oleh tenda, dia pun terpaksa langsung meneruskan pendakian dan beristirahat di lokasi lainnya. "Iya jadinya lanjut mendaki. Tidak sempat saya tanya juga kenapa mendirikan di sana. Saya hanya sempat video sebentar kemudian lanjut pendakian," ucapnya.

Hendra mengaku sangat menyayangkan ulah pendaki tersebut, sebab seharusnya shelter digunakan untuk peristirahatan sementara bukan lokasi mendirikan tenda.

"Padahal 5 menit sebelum dan sesudah shelter ada lahan tanah yang datar dan cenderung luas, bisa untuk mendirikan tenda. Jadi sangat disayangkan juga ulah pendaki tersebut," kata dia.

Sementara itu, Kepala Balai Besar TNGGP Sapto Aji, mengatakan shelter bukan tempat mendirikan tenda, tetapi untuk beristirahat sebelum melanjutkan pendakian.

"Memang tidak boleh mendirikan tenda di shelter. Lagian dia punya tenda, seharusnya tidak mendirikan di dalam shelter. Ada lokasi yang sudah disiapkan untuk mendirikan tenda," ucap dia.

"Saya berharap para pendaki lebih mengikuti aturan. Apalagi jika perilakunya merugikan pendaki lainnya," pungkasnya.

Bungkus Obat Saset Berserakan di Jalanan Setapak Bukit Senyum

Ribuan bungkus bekas obat saset berserakan di sebuah jalan setapak tidak jauh dari kawasan Bukit Senyum, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.

Dilihat detikJabar pada Senin (18/12/2023) obat dengan berbagai rasa itu terlihat bekas pakai masih tertempel satu sama lain. Selain plastik saset juga terlihat boks bekas bungkus obat tersebut juga berserakan di sekitar lokasi.

Keberadaan bekas bungkus obat saset itu awalnya diketahui dari unggahan salah seorang warganet di akun media sosial miliknya. "Seperti berada di dunia Komik'ss tidak jauh dari pusat kota palabuhanratu" tulis pemilik akun Dede.S di beranda media sosialnya.

Tempat ditemukannya obat saset itu berada jauh dari permukiman warga, berada di pinggir jalan umum. Beberapa warga menyebut lokasi itu memang kerap dijadikan tongkrongan oknum pelajar.

"Sering lihat banyak pelajar sekolah menengah di sekitaran situ, nongkrong di gonggo (jembatan kecil untuk gorong-gorong). Kalau melintas, ada juga yang parkir motor sampai ke dalam jalan setapak," kata Hamim, salah seorang warga yang melintas kepada detikJabar.

Hamim mengaku tidak tahu secara pasti aktivitas para pelajar di lokasi tempat berserakannya bekas obat saset itu. "Kurang tahu pasti, namun memang saat ini sedang ramai kabar kalau pelajar mengkonsumsi obat saset jenis itu dengan jumlah banyak," tuturnya.

Mengetahui hal ini, Kepala KCD Wilayah V, Kota/Kabupaten Sukabumi, Dinas Pendidikan Jawa Barat Lima Faudiamar mengatakan pihaknya akan membuat edaran kembali kepada sekolah untuk mengaktifkan kembali guru Bimbingan Konseling (BK) terkait fenomena tersebut.

"Kita akan membuat surat edaran kembali baik SMK, SMA, negeri maupun swasta agar lebih memperhatikan siswa-siswa yang diduga (terkait penyalahgunaan obat). Kita fungsikan guru BK konseling, agar dipantau ke sehariannya di dalam sekolah," kata Lima.

"Untuk kegiatan mereka pulang sekolah, para kepsek agar menugaskan para guru untuk memantau di titik-titik rawan yang nongkrong atau apa agar siswa segera pulang ke rumah seperti itu. Utamanya maksimalkan fungsi guru BK," sambung Lima.

Tidak hanya kewajiban pendidik, Lima juga akan meminta para orang tua untuk memperhatikan pergaulan para pelajar tersebut selepas sekolah. "Ketika sudah lewat misalkan pulang ke rumah, tidak menutup kemungkinan si siswa itu keluar lagi, nah itu saya yang belum kepikiran mekanisme seperti apa, mungkin imbauan ke orang tua agar memerhatikan anaknya, ketika keluar lagi (dari rumah)," jelasnya.

Lima mengatakan tidak hanya memperhatikan penyalahgunaan obat saset tersebut. Tapi juga obat-obatan lain yang mungkin saja dikonsumsi oleh para pelajar termasuk penggunaan lem.

"Bukan obat jenis itu saja tapi dengan yang lainnya misalkan lem, sampai lem pun saya imbau agar jangan sampai itu terjadi. Sampai saat ini satuan pendidikan belum memberikan laporan utuh terkait penyalahgunaan barang itu. Artinya kita ada mitigasi sejak awal," pungkasnya.

Unpad Bakal Teliti Cikal Bakal Logo Persib

Persib Bandung telah mengubah hari jadi klub dari 14 Maret 1933 menjadi 5 Januari 1919. Perubahan tersebut dilakukan setelah manajemen klub menggandeng tim peneliti Universitas Padjajaran (Unpad) untuk mengkaji kapan sebenarnya klub berjuluk Maung Bandung ini lahir.

Setelah mendapati hari jadi klub, tim peneliti juga bakal mengkaji soal logo dan warna jersey di masa-masa awal Persib Bandung Berdiri.

Ketua Tim Peneliti Hari Jadi Persib, Prof Kunto Sofianto mengatakan, penelitian terkait logo hingga warna jersey sebenarnya sudah dilakukan berbarengan dengan penelitian hari jadi yang telah diumumkan.

"Sebetulnya sudah, cuman sekarang sedang disusun. Nanti ada histografis secara umum, ini kan baru hari jadi Persib dan logo dan jersey, kami juga sekarang 3-4 bulan ke depan akan menerbitkan sebuah buku yang lengkap dari lahir sampai kontemporer," kata Prof Kunto, Senin (18/12/2023).

Dari penelitian yang telah dilakukan terkait logo klub, Kunto menjelaskan, Persib baru menggunakan logo sekitar tahun 1957. Menurutnya pemakaian logo Persib saat itu dipengaruhi dari logo yang digunakan oleh klub-klub Eropa.

"Zaman-zaman awal itu tidak pakai logo, Belanda juga tidak pakai logo, tahun 1957 baru (pakai logo), saya kira itu pengaruh dari global klub-klub Eropa, kalau dulu gak ada, sederhana saja," ujarnya.

Sedangkan untuk warna jersey menurutnya, Bandoengsch Inlandsch Voetbal Bond (Perserikatan Sepakbola Bumiputra Bandung) yang jadi cikal bakal klub Persib memakai warna jersey merah-hitam dan hitam-putih. Baru kemudian di tahun 1936, jersey klub ini memakai warna biru bulao.

"Itu Bandoengsch Inlandsch Voetbal Bond itu pertama dikatakan merah dan hitam, lalu ada warna lain hitam dan putih, celananya putih, mulai 1936 itu (biru) bulao. Itu penelitiannya sangat berat," tegas Kunto.

Untuk meneliti itu semua, Kunto mengaku tim peneliti sempat ditawarkan oleh CEO PT Persib Bandung Bermartabat Glenn Sugita untuk terbang ke Belanda mencari arsip-arsip lama yang mencatat tentang sejarah Persib Bandung.

"Awalnya pak Glenn itu minta kalau mau ke Belanda, tapi kami mempertimbangkan bahwa semua arsip dan data itu sudah dipindahkan ke Arsip Nasional Indonesia. Jadi tidak perlu dan apabila kami ke Belanda juga bisa lebih dari sebulan, ini target waktunya juga harus selesai 6 bulan," ujarnya.

"Kebetulan memang Belanda itu tidak memberitakan, berita itu dari pribumi yang punya semangatnya, itu kan dari (koran) Kaoem Moeda itu terbitan Bandung, dari situ diberitakan semua kegiatan-kegiatan," lanjutnya.

Selanjutnya, Kunto menyebut hasil penelitian baik terkait hari jadi atau logo dan jersey akan dicetak. Namun menurutnya, hal itu jadi kewenangan manajemen Persib Bandung.

"Nah itu kan sudah diserahkan ke PT Persib, sudah hak PT Persib. Nanti ada Histografi dan akan dicetak secara lengkap, dan ini baru penelitian hari jadi, berikutnya jersey dan logo. Dan nanti ke depannya mungkin beberapa bulan lagi akan dicetak dan pasti akan dipublish," pungkasnya.

Kota Bandung Masuk 10 Besar Best Food Cities Versi Taste Atlas

Kuliner Kota Bandung kembali diakui dunia. TasteAtlas, salah satu laman yang membahas hidangan tradisional dan restoran otentik di dunia menetapkan Bandung berada di posisi ke-10 kategori 100 Best Food Cities (Makanan Kota Terbaik).

Seperti diketahui, TasteAtlas telah membuat katalog lebih dari 10.000 makanan dan minuman. Dilihat detikJabar, Senin (18/12/2023) dari laman TasteAtlas, Kota Bandung meraih posisi kesepuluh dari 100 kota dengan poin 4,66.

Selain Bandung, kota di Indonesia lainnya yang masuk dalam daftar ini adalah Jakarta, Surabaya, Padang, Ubud, Malang, Yogyakarta, hingga Seminyak.

Kota Bandung juga berhasil mengalahkan kota-kota besar di dunia yang juga terkenal dengan kuliner menggugah selera. Sebut saja Beijing, Buenos Aires, Bangkok, dan Paris.

Tertulis juga sajian kuliner khas Bandung yang jadi favorit adalah batagor, mi kocok, kupat tahu, dan soto Bandung. Bajigur dan Bandrek juga masuk sebagai minuman rekomendasi Taste Atlas.

Bahkan saking enaknya, batagor ditempatkan sebagai peringkat pertama camilan paling terkenal di Indonesia. Batagor adalah pangsit ikan goreng yang disajikan dengan saus pedas tradisional.

Sementara itu ada pula siomay, yang menduduki peringkat pertama dari Top 100 Southeast Asian Street Foods (jajanan di Asia Tenggara). Hidangan Indonesia yang terdiri dari pangsit dan olahan ikan yang dibentuk kerucut ini biasanya disajikan dengan dikukus.

"Di Indonesia, siomay adalah hidangan sehari-hari yang sangat disukai oleh mahasiswa. Ini adalah makanan pokok umum di pusat jajanan (food court outdoor tradisional Indonesia)," tulis TasteAtlas.

Meski demikian, ini bukan pertama kalinya kuliner di Indonesia menoreh prestasi di kancah internasional. Sebelumnya, sate yang berhasil masuk ke dalam daftar makanan terpopuler di dunia versi TasteAtlas. Bangga kan, detikers?

(aau/iqk)


Hide Ads