Pemkot Bandung Uji Coba TPST Gedebage

Pemkot Bandung Uji Coba TPST Gedebage

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Rabu, 06 Des 2023 22:45 WIB
TPST Gedebage mulai beroperasi, ditargetkan bakal selesaikan 60 ton sampah kota Bandung.
TPST Gedebage mulai beroperasi, ditargetkan bakal selesaikan 60 ton sampah kota Bandung. Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar
Bandung -

Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Gedebage kini telah beroperasi. Diakui Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna operasional TPST ini masih dalam tahap uji coba.

Ia mengatakan operasionalnya memang belum 100% optimal, namun kini sudah mulai digunakan sambil terus diakselerasi. Diperkirakan pada masa uji coba ini TPST bisa menyelesaikan 10 ton sampah.

"Masa uji-cobanya, alhamdulillah ini sudah berjalan. Walaupun ini sekarang kan baru 10% lah berjalan ya. Idealnya kan ini nanti bisa menyelesaikan 60 ton sampah. Mesin gibrig baru berjalan empat, mungkin besok lusa sudah 6 gibrig jalan. Saat ini yang penting bisa operasional, sambil jalan diperbaiki lagi," ucap Ema saat pantauan, Rabu (6/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ema mengatakan saat ini terdapat 175 biopon untuk magotisasi yang sudah terbangun. Namun, pengerjaannya masih bertahap, sehingga saat ini ada sembilan biopon yang dipergunakan secara optimal.

"Ideal belum, karena magotisasinya juga kan baru sembilan biopon yang kita gunakan. Setelah kita lihat di lapangan, ada banyak masukan-masukan dari para ahli magot, masih ada beberapa yang harus diperbaiki," katanya.

ADVERTISEMENT

Ema mengatakan magot ini memerlukan tempat tinggal yang lebih sejuk namun juga jangan sampai mudah terkena air hujan. Sehingga nantinya biopon magot akan diberi paranet atau jaring yang biasa untuk atap rumah tanaman, supaya terjaga dari terik dan radiasi sinar matahari secara berlebihan.

"Jadi jangan pakai terpal, karena magot konon katanya tidak bisa berproses makan dalam kondisi haneut (hangat) apalagi panas. Paranet ini mudah-mudahan dalam waktu 1-2 minggu harus tuntas. Kemudian juga jangan sampai ada tampias air hujan. Jadi magot itu ternyata tidak nyaman dengan panas, tidak nyaman dengan air. Memang agak oloh-oloh (banyak permintaan) makhluk ini. Tapi ya Allah menciptakan makhluk itu pasti dengan kenyamanan masing-masing," ujar Ema.

Nantinya, Ema akan meminta asosiasi kafe dan resto di Kota Bandung untuk membuat kesepakatan mengumpulkan sampah sisa makanan untuk jadi makanan para magot ini.

Magot kualitas unggulan ini setelah menjadi magot dewasa akan bermigrasi alami dan masuk ke ruang insektarium. Di ruang ini, magot akan menjadi larva, kepompong, dan kemudian lalat Black Soldier Fly (BSF) yang tidak akan membawa penyakit.

"Kemudian tadi saya lihat, ini jangan sampai terakses oleh tikus dan burung, karena bisa habis itu magot. Makanya nanti harus ditembok lagi pinggirnya dan harus dipaving block supaya pekerja juga di sini harus nyaman," ujarnya.

Sehingga di TPST ini pengolahan sampah organik akan menggunakan metode maggotisasi, sedangkan sampah anorganik akan dibawa ke Lawe untuk diolah menjadi RDF (Refuse Derived Fuel).

"Kita inginnya semua sampah organik restoran di Kota Bandung dibawa ke sini. Nanti bisa dicampur antara sampah pasar dan sampah restoran. Satu kotak biofon idealnya mencapai 1 kwintal, makin banyak makanan makin banyak magotnya," ujarnya.

Ema menyebut berbagai skema telah dilakukan Pemkot Bandung untuk bisa mengolah sampah. Mulai dari hangar maggot di 151 Kelurahan, Kang Empos untuk 20 persen KK di setiap Kelurahan dan skema lainnya.

"Sampah organik sisa makanan sehari bisa kita olah 20 ton sehari untuk bisa menyelesaikan sampah organik sisa makanan. Kita juga punya hangar di 151 Kelurahan itu bisa mengolah 151 ton jadi total bisa mengolah 171 ton sampah organik kalau semua sudah efektif," katanya.

"Jadi kalau kita mau mereduksi sampah 550 ton, sudah 40 persen dapat terolah dengan maggot ini. Belum lagi Kang Emposnya jalan, kalau itu selesai di Bandung ada 20 persen KK di Kota Bandung menurut saya ini logis. Walaupun ini baru berjalan 10 persen," tambah Ema.

Ema juga menegaskan, kehadiran TPST Gedebage tidak akan menimbulkan pencemaran lingkungan di wilayah tersebut.

"Dan ini juga tidak cemaran lingkungan, dengan teknologi yang dipakai tidak akan menjadi cemaran lingkungan. Karena sudah dibahas terkait itu," ujar dia.

Saat ini Pemkot juga masih memiliki kuota 13.000 rit ke TPA Sarimukti atau sekitar 65.000 ton. Melihat perkembangan yang ada, Ema optimis sebelum akhir tahun TPST Gedebage akan beroperasi secara maksimal dan status Darurat Sampah segera berakhir.

"Sudah banyak alternatif, kalau terjebak satu alternatif kita akan susah. Semoga semua berjalan lancar," ungkapnya.

(aau/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads