Lebih dari belasan pohon yang ada di Jalan Buahbatu, Kota Bandung, Jawa Barat dijadikan sebagai tempat untuk memasang alat peraga kampanye calon legislatif (caleg). Hal tersebut mendapatkan perhatian serius dari Walhi Jabar.
Direktur Eksekutif Walhi Jabar Iwang mengatakan, jika calon tersebut tidak memiliki etika karena telah mengeksploitasi pohon.
"Kalau calon-calon yang punya pengetahuan, meskipun bukan calonnya yang melakukan publikasi, tentunya mereka itu memiliki intruksi kepada tim kampanyenya untuk hindari aktivitas seperti itu. Mestinya ya, mestinya seperti itu," kata Iwang dihubungi via sambungan telepon, Rabu (6/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagi kami, apapun dalil atau dasar untuk mengkampanyekan bentuk baliho, bentuk poster atau apapun yang bersifat mengeksploitasi pohon dengan cara di paku atau diikat itu tidak dianjurkan atau kita anggap itu etika tidak baik," tegasnya.
Iwang yang menyayangkan aksi itu menilai seharusnya hal tersebut tidak terjadi.
"Isu ini sudah terjadi sejak lama dan ini harus jadi perhatian serius di mana para kandidat tidak melakukan metode atau konsep kampanye seperti itu. Terlepas bukan si orang yang sedang mengikuti kontestasi, tapi (oleh) relawan-relawan, tentunya memiliki satu mekanisme atau manajemen setiap kandidat tidak melakukan eksploitasi lingkungan salah satunya pohon," ungkapnya.
Dengan masih adanya kejadian ini, Iwang meminta kepada para calon untuk mencabut poster atau balihonya yang dipasang di pohon.
"Siapapun yang melakukan itu, baik tim kampanye atau relawan maka kami sangat mengecam kegiatan-kegiatan publikasi dan kampanye di pohon," terangnya.
Pihaknya juga meminta pemerintah untuk memberi tindakan tegas, terhadap baliho atau poster yang dipasang calon di pohon.
"Pemerintah juga (harus turun tangan), menurut saya jika memiliki etika santun terhadap lingkungan bahwa pendekatan itu harus diterbitkan. Tidak hanya di tingkat pilpres, legislatif juga dan pemilihan daerah itu juga harus ditertibkan," pungkasnya.
Gunakan Media Ramah Lingkungan
Masa kampanye Pemilu 2023 atau pemilihan calon presiden (capres) dan pemilihan calon legislatif (caleg) saat ini sudah berlangsung. Walhi Jabar pun meminta kepada para kandidat agar menggunakan media kampanye yang ramah lingkungan dan bukan menimbulkan timbulan sampah.
Direktur Eksekutif Walhi Jabar Iwang mengatakan, spanduk atau baliho yang dipasang oleh para caleg berpotensi menimbulkan timbulan sampah baru. Pihaknya ingin, para kandidat lebih memanfaatkan teknologi informasi dalam berkampanye.
"Sekarang zaman gadget, bagaimana para kandidat yang sedang berkontestasi ini lebih maksimalakan melakukan kampanye tidak memunculkan timbulan sampah," katanya.
Iwang menyebut, Pemkot Bandung khususnya Pemprov Jabar harus memperhatikan hal ini secara serius. Dikhawatirkan jika masa kampanye berakhir, pemilik spanduk atau baliho itu tak bertangungjawab dikemudian hari sehingga menimbulkan timbulan sampah baru.
"Itu harus diikat oleh aturan pemerintah, Pemerintah Kota Bandung dan Provinsi Jawa Barat bagaimana lihat situasi praktek kampanye yang dilakukan para kandidat yang tidak ramah lingkungan," tuturnya.
Iwang menyebut, jika alat peraga kampanye tersebut tidak dapat dimanfaatkan dengan baik dikemudian hari dan berakhir menjadi sampah, dia tegaskan jika hal tersebut tidak ramah lingkungan.
"Menurut kami itu tidak ramah lingkungan, karena setiap kandidat seperti setelah masa tenang, apakah ada upaya penarikan media kampanye dari para kandidat dan wajib bertangungjawab dengan diolah kembali atau menghindari media kampanye yang bisa menimbulkan timbulan sampah," jelasnya.
"Pada masa tenang itu bagaimana tim publikasi ini untuk menarik poster dan media kampanye bisa diolah lagi oleh mereka," pungkasnya.
(wip/tey)