Kembalinya Para 'Penghuni' Pegunungan Sanggabuana

Kabupaten Karawang

Kembalinya Para 'Penghuni' Pegunungan Sanggabuana

Irvan Maulana - detikJabar
Selasa, 28 Nov 2023 21:30 WIB
Dokumentasi satwa langka di Gunung Sinalanggeng bekas tambang batu andesit
Dokumentasi satwa langka di Gunung Sinalanggeng bekas tambang batu andesit (Foto: Istimewa/dok Sanggabuana Conservation Foundation)
Karawang -

Beberapa hewan langka kembali muncul di Gunung Sinalanggeng, Pegunungan Sanggabuana, Desa Cintalanggeng, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang. Tim Rangger Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) Komarudin mengatakan, timnya menemukan banyak satwa langka berkembang biak di hutan tersebut.

"Berdasarkan hasil patroli kami dan juga melakukan dokumentasi satwa-satwa liar yang ada di Gunung Sinalanggeng, Minggu (26/11/2023) kemarin, kita dapati beberapa satwa langka kembali muncul dan berkembang biar di area hutan sekitar tambang itu," ujar Komarudin, saat dihubungi detikJabar, Selasa (28/11/2023).

Komarudin mengatakan berapa jenis satwa langka itu yakni elang brontok atau Nisaetus cirhatus, elang ular atau Spilornis cheela, punai pengantin atau Treron griseicauda, cekakak sungai atau Todiramphus chloris, cekakak Jawa atau Halcyon cyanoventris, serta kirik-kirik senja atau Merops leschenaulti, dan juga jenis burung kicauan lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Burung-burung itu termasuk satwa dilindungi sesuai dengan Permen 106 Tahun 2018 tentang jenis tumbuhan dan satwa dilindungi," kata dia.

Pihak SCF menemukan beberapa jenis satwa langka itu saat berpatroli di Gunung Sinalanggeng. Selain beberapa jenis burung, ia mengaku juga menemukan beberapa primata langka yang kembali menghuni dan berkembang biak di Gunung Sinalanggeng.

ADVERTISEMENT

"Selain puluhan burung, juga ada satwa dari jenis primata, yaitu lutung jawa atau Tracypithecus mauritius, dan juga monyet ekor panjang atau Macaca fascicularis," ujar dia.

Bahkan di beberapa tempat, di wilayah hutan Gunung Sinalanggeng, disebut masih terlihat kemunculan karnivora besar, atau macan tutul jawa, namun belum terdokumentasikan oleh pihak SCF.

"Di beberapa lokasi masih sering terlihat kucing hutan dan juga ditemukan jejak karnivora besar seperti macan tutul jawa. Tapi kami belum memasang kamera trap sehingga belum terdokumentasikan," imbuhnya.

Sebelumnya diketahui, sebagian kawasan hutan Gunung Sinalanggeng merupakan tambang batu andesit yang dikelola oleh salah satu perusahaan sejak tahun 2000. Dalam perjalanannya tambang batu andesit itu ditutup pada 2018.

Sementara itu aktivis lingkungan setempat Eris Suhendra mengatakan dari awal sebelum tambang batu andesit menghancurkan hutan Gunung Sinalanggeng, memang menjadi tempat bagi satwa langka, namun keberadaannya hampir hilang sejak tambang beroperasi.

"Dari dulu Sinalanggeng memang tempatnya banyak satwa langka. Hanya pas ada tambang saja semuanya hilang, dan sekarang terbukti, setelah tambang tak beroperasi satwa langka kembali berkembang biak," ujar Eris saat dihubungi detikJabar.

(iqk/iqk)


Hide Ads