Tenggelamnya Pesawat di Sungai Cimanuk yang Menelan Nyawa

Jabar X-Files

Tenggelamnya Pesawat di Sungai Cimanuk yang Menelan Nyawa

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Minggu, 26 Nov 2023 10:00 WIB
Bangkai pesawat Cessna yang jatuh di Indramayu
Bangkai pesawat Cessna yang jatuh di Indramayu (Foto: Sudirman Wamad/ detikJabar)
Indramayu -

Sekitar pukul 14.50 WIB pada Senin 22 Juli 2019 lalu, warga di Desa Lamaran Tarung, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat digemparkan adanya tragedi pesawat jatuh di Sungai Rambatan Cimanuk. Selain badan pesawat rusak, peristiwa itu menelan korban jiwa dimana satu awak pesawat tewas setelah terseret arus sungai.

Tim Jabar X-File detikJabar, merangkum tragedi pesawat jatuh yang ditumpangi dua orang awak pesawat. Ketika itu, beberapa saksi mata kepada petugas kepolisian menjelaskan bahwa sebelum terjatuh, pesawat Cessna sempat oleng hingga menabrak sebuah tiang listrik sebelum akhirnya jatuh ke Sungai Cimanuk.

"Keterangan dari saksi itu pesawat Cessna sempat oleng, kemudian menabrak kabel listrik dan terjatuh ke sungai," kata AKBP M Yoris Maulana Marzuki yang saat itu menjabat sebagai Kapolres Indramayu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sesaat setelah kejadian, warga melihat ada dua orang awak yang keluar dari bangkai pesawat tersebut. Keduanya merupakan siswa penerbangan AAA Pilot School Cirebon. Yaitu Arthur Arfa dan Muhammad Salman Alfarisi.

Namun, Arthur Arfa ketika itu berhasil diselamatkan oleh warga yang berada tak jauh dari lokasi kejadian. Sayangnya, satu awak lainnya, Muhammad Salman Alfarisi sempat dikabarkan hanyut terbawa arus sungai.

ADVERTISEMENT

Dalam keterangannya, Head of Trainning Angkasa Aviation Academy Capt Bulkan saat itu menyebut bahwa kedua orang tersebut menjadi awak yang saat itu terjatuh di sungai Cimanuk. Bulkan mengatakan dalam latihan tersebut, Arthur Arfa bertindak sebagai pilot in command (PIC) dengan 115 jam terbang. Sedangkan Salman Alfarisi sebagai safety pilot stage training mutual memiliki 105 jam terbang.

Arthur Arfa yang berhasil diselamatkan ketika itu langsung dievakuasi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Namun, di sisi lain, petugas gabungan Polres Indramayu, BPBD, tim SAR dan Polairud Jabar masih melakukan pencarian terhadap awak Salman Alfarisi yang terseret arus sungai.

"Satu siswa atas nama Salman Alfarisi masih dalam proses pencarian (evakuasi). AAA akan menginformasikan kembali sesuai perkembangan terbaru," kata Bulkan.

Hingga pada Selasa 23 Juli 2019, tim SAR gabungan terus berupaya melakukan penyisiran sungai. Selain di titik jatuhnya pesawat, dengan menggunakan rubber boat petugas yang terbagi beberapa tim menyebar di sejumlah titik. Bahkan, sejumlah petugas memantau di sekitar pintu air sungai.

Tak berselang lama, sekira pukul 09.35 WIB di hari kedua insiden pesawat jatuh, Juru Bicara Kantor SAR Bandung, Joshua Banjarnahor saat itu mengkonfirmasi bahwa korban berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Personel Polri dan BPBD melakukan pencarian pesawat latih jenis Cessna yang tenggelam di Sungai Cimanuk, Cantigi, Indramayu, Jawa Barat, Senin (22/7/2019). Pesawat latih yang diawaki dua orang siswa dari AAA Pilot School Cirebon tersebut jatuh dan tenggelam di Sungai Cimanuk dan belum ditemukan. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/wsj.Personel Polri dan BPBD melakukan pencarian pesawat latih jenis Cessna yang tenggelam di Sungai Cimanuk, Cantigi, Indramayu, Jawa Barat, Senin (22/7/2019). Pesawat latih yang diawaki dua orang siswa dari AAA Pilot School Cirebon tersebut jatuh dan tenggelam di Sungai Cimanuk dan belum ditemukan. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/wsj. Foto: Dedhez Anggara/Antara Foto

Korban Ketika itu terlihat mengambang di permukaan sungai dengan radius sekitar 50 meter dari posisi pesawat jatuh. Dengan menggunakan perahu karet petugas kemudian menuju lokasi untuk melakukan evakuasi.

Dalam video saat itu, jasad Salman yang diangkat dari perairan terlihat kaku. Calon pilot tersebut masih mengenakan kemeja putih dengan celana hitam sebelum akhirnya dievakuasi ke rumah sakit.

"Korban atas nama Salman ditemukan dalam keadaan meninggal. Korban ditemukan pada pukul 09.35 WIB," kata Joshua Banjarnahor via pesan singkat yang saat itu menjabat sebagai Juru Bicara Kantor SAR Bandung.

Di sisi lain, petugas juga berupaya mengevakuasi bangkai pesawat bangkai pesawat bernomor registrasi PK-WUG Cessna 172 itu. Bripka Ahmad Musoleh yang saat itu sebagai Koordinator Tim Penyelam Ditpolairud Polda Jabar mengatakan sudah membuat sketsa awal untuk mengangkat bangkai pesawat itu. Rencananya, petugas menggunakan beberapa drum plastik berkapasitas 200 liter.

Lima drum itu ditempelkan di empat bagian pesawat, yakni dua drum diletakkan di sayap, kemudian dua drum di ekor pesawat, dan satu drum di depan pesawat. Sementara, tim penyelam bertugas menggantikan air dalam drum dengan udara untuk mengangkat bangkai pesawat dari dasar sungai. Selain itu, petugas juga menyiapkan alat berat untuk memperlancar jalannya evakuasi.

Proses evakuasi bangkai pesawat itu berlangsung sekitar satu jam setengah, dari pukul 13.00 WIB dan rampung sekitar pukul 14.30 WIB. Kondisi pesawat mengalami kerusakan, terutama pada bagian depan. Proses pengangkatan pesawat teregistrasi PK-WUG Cessna 172 itu dibantu alat berat.

"Kita sudah letakkan lima drum berisi air di badan pesawat, rencana nanti ada beberapa drum tambahan. Nanti drum itu akan kita tembakan udara melalui kompresor," kata Ahmad di lokasi kejadian.

Sebelumnya, pesawat latih tersebut melakukan kontak pertama dengan tower Kertajati dengan posisi menuju Indramayu pada pukul 07.17 UTC. Pada pukul 08.13 UTC, tower Kertajati mendapat informasi dari kru pesawat PK-WUJ bahwa PK-WUG telah mengalami insiden di area Indramayu.

Henry Poerborianto yang ketika itu bertugas sebagai Investigator penerbangan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengaku belum bisa memastikan lamanya waktu investigasi. Pihaknya tengah mengumpulkan data dari beberapa pihak, termasuk penyelidikan terhadap bangkai pesawat tersebut.

Pihaknya akan meminta keterangan beberapa pihak seperti dari operator pesawat dan pemandu lalu lintas udara. Sementara itu, untuk penyelidikan lebih lanjut puing-puing pesawat bakal diboyong ke Bandara Cakrabuana Kota Cirebon.

"Puing-puing pesawat kita akan bawa ke Cirebon (Bandara Cakrabuana)," kata Henry.

KNKT mengaku belum bisa memastikan penyebab jatuhnya pesawat latih Cessna yang diawaki dua siswa dari Angkasa Aviation Academy (AAA) Pilot School Cirebon itu. "Masih kita periksa detilnya. Belum bisa kita jelaskan secara rinci. Nanti akan ada laporan awal, bentuknya hanya faktual bukan analisis," katanya.

(yum/yum)


Hide Ads