Tumpukan sampah terpotret menumpuk di sejumlah titik di Sungai Cimanuk. Sampah-sampah yang dibuang di tempat yang diduga ilegal ini, dikhawatirkan menjadikan Sungai Cimanuk menjadi 'tempat sampah' terpanjang di Garut.
Hal tersebut diungkap Yayasan Tangtudibuana, komunitas sosial yang bergerak di bidang lingkungan. Dalam ekspedisi yang digelar beberapa kali di sepanjang Desember 2024 dan Januari 2025, mereka menemukan banyak tumpukan sampah di Sungai Cimanuk, khususnya yang berada di kawasan perkotaan Garut.
"Dari hasil penyusuran, kami melihat banyak titik-titik sampah, yang ada di bantaran sungai. Khususnya di titik-titik jembatan," ungkap Ketua Volunteer Yayasan Tangtudibuana, Agus, kepada detikJabar, Kamis, (9/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tumpukan sampah di Sungai Cimanuk, terakhir kali dilihat saat Tangtudibuana, yang berkolaborasi dengan organisasi lain, melakukan penelusuran, pada Rabu, (8/1/2024) siang kemarin.
Hasilnya, kata Agus, pihaknya menemukan banyak titik tumpukan sampah di bantaran sungai. Khususnya, yang dekat dengan permukiman warga, dan beberapa kawasan industri.
"Kami berharap kepada semua pihak, khususnya kepada pemerintah dan yang lain, agar dapat memperhatikan Sungai Cimanuk. Karena ini jadi wajah dari Kabupaten Garut," ucap Agus.
Sementara Ketua Yayasan Tangtudibuana, Usep Ebit Mulyana menuturkan, berdasarkan hasil penelusurannya, setidaknya ada tiga sumber sampah yang menumpuk di bantaran Sungai Cimanuk.
Pertama, dari muara sungai anak sungai atau Sub DAS Cimanuk. Kedua, dari tempat pembuangan sampah ilegal, serta yang ketiga bersumber dari jembatan yang dilintasi Sungai Cimanuk di kawasan perkotaan.
![]() |
"Kami menelusuri Sungai Cimanuk sekitar 3 kilometer di kawasan perkotaan. Ada lima muara Sungai, yaitu Cilutung, Cikamiri, Cipeujeuh, Ciwalen dan Cikendi," kata Usep.
Lima Titik Limbah di Sungai Cimanuk
Lima muara anak sungai ini, menyumbang sampah ke Sungai Cimanuk. Tidak terkecuali, limbah cair yang diduga dari industri kulit di kawasan Sukaregang yang dialirkan dari Sungai Ciwalen.
"Ini bukan sepele, karena faktanya di lapangan kami menemukan ikan-ikan asli dari Sungai Cimanuk pun ikut mati karena limbah tersebut," ucap Usep.
Dalam penelusurannya, Ebit juga menemukan sedikitnya lima titik tempat pembuangan sampah yang diduga ilegal, di bantaran Sungai Cimanuk. Jenis sampah yang banyak ditemukan, adalah sampah rumah tangga dan sampah industri.
Ebit berharap agar Pemkab mengambil langkah pencegahan dan pemulihan. Sebab, Sungai Cimanuk dianggapnya merupakan wajah dari Garut. Yang paling penting, adalah fungsi itu sendiri yang bermanfaat bagi masyarakat.
"Jangka pendeknya, bisa melakukan pencegahan dulu. Minimal di titik-titik pembuangan sampah, dipasang CCTV untuk memantau aktivitas pembuangan sampah," ucap Ebit.
"Untuk langkah pemulihan ini, memang tidak mudah dan perlu sebuah kerja besar, yang melibatkan banyak pihak," pungkas Ebit.
(yum/yum)