Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Maman Surahman memaparkan, temuan tiga individu baru macan tutul tersebut merupakan hasil pemantauan timnya selama enam bulan kemarin. Dari 36 kamera trap yang dipasang di 18 lokasi, lima kamera di antaranya berhasil merekam keberadaan macan tutul tersebut.
"Ini menjadi kabar gembira untuk kita semua, bahwa hasil pemantauan tim kami selama enam bulan kemarin berhasil menemukan ada tiga individu baru macan tutul Jawa di kawasan Gunung Ciremai. Yang berarti, kehadiran tiga individu macan tutul yang baru tersebut telah menambah jumlah populasi kucing besar Panthera Pardus Melas di Taman Nasional Gunung Ciremai ini," ungkap Maman kepada awak media di Balai TNGC, Rabu (15/11).
Menurut Maman, sebelumnya telah teridentifikasi sedikitnya ada empat individu macan tutul penghuni Gunung Ciremai. Keempatnya terdiri dari dua individu hasil lepasan yaitu pada tahun 2019 satu ekor macan tutul kumbang jantan bernama Slamet Ramadan dan pada tahun 2022 lalu macan tutul betina bernama Rasi, ditambah dua individu penghuni asli Gunung Ciremai yang pernah tertangkap kamera pantau.
"Dari hasil inventarisasi kami kemarin berdasarkan pengambilan data dan informasi dari kamera trap, ada indikasi tiga individu macan tutul tersebut sepintas mempunyai beberapa pembeda dengan macan tutul sebelumnya seperti dari pola tutul, bentuk dan ukurannya. Jika benar, berarti populasi macan tutul di kawasan Gunung Ciremai saat ini sekitar tujuh ekor," ujar Maman.
Terkait kemungkinan tiga individu macan tutul tersebut merupakan hasil perkawinan antara Slamet Ramadan dan Rasi atau dengan penghuni sebelumnya, Maman menduganya bukan. Ini berdasarkan hasil analisa morfologi dan kondisi fisik tiga individu macan tutul tersebut yang sudah dewasa.
"Seperti kita ketahui, Slamet Ramadan dirilis tahun 2019 dan Rasi tahun 2022 kemarin. Artinya sejak kehadiran Slamet sudah empat tahun yang lalu, kalaupun terjadi perkawinan dengan Rasi atau penghuni sebelumnya maka kemungkinan anaknya sekarang tidak sebesar itu. Mungkin saja mereka penghuni asli Gunung Ciremai yang baru terdeteksi sekarang," ungkap Maman.
Namun demikian, kata Maman, dengan ditemukannya tiga individu baru macan tutul Jawa di kawasan Gunung Ciremai tersebut diharapkan menjadi perhatian semua pihak terutama masyarakat di sekitar kawasan Gunung Ciremai untuk turut serta menjaga dan melestarikannya. Dengan cara tidak mengganggu satwa mangsa macan tutul seperti burung, babi hutan, kera dan lainnya.
"Sangat tidak dibenarkan masyarakat melakukan perburuan terhadap satwa di kawasan TNGC. Apalagi terhadap satwa mangsa yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup satwa predator seperti macan tutul ini. Dikhawatirkan, jika satwa mangsanya ini tidak ada maka bisa dipastikan macan tutul ini akan turun ke perkampungan dan terjadi konflik antara satwa dan manusia," ujar Maman.
Oleh karena itu, Maman mengajak kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian alam dan satwa di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai ini agar bisa dinikmati oleh anak cucu kita kelak. "Jangan sampai generasi yang akan datang hanya bisa mendengar ceritanya saja bahwa dulu di Gunung Ciremai pernah ada macan tutul," pungkasnya. (orb/orb)