Akhir Tragis Macan Tutul Jawa di Gunung Lancang Garut

Jabar Sepekan

Akhir Tragis Macan Tutul Jawa di Gunung Lancang Garut

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 08 Jun 2025 19:00 WIB
Potret bangkai macan tutul yang ditemukan di hutan Garut
Potret bangkai macan tutul yang ditemukan di hutan Garut (Foto: Istimewa).
Garut -

Aroma anyir kematian menyelinap di antara semak belukar Gunung Lancang, Desa Cikondang, Kecamatan Cisompet, Garut, Rabu pagi (4/6/2025).

Sejumlah warga yang tengah menyusuri tepian hutan dikejutkan oleh temuan bangkai seekor satwa besar. Setelah mendekat, jelaslah wujudnya seekor macan tutul jawa terbujur kaku, nyaris tak utuh.

Satwa itu diperkirakan sudah mati selama lebih dari sepekan. Bagian tubuhnya membusuk, menyisakan tulang dan potongan kulit. Identitasnya bukan sembarang hewan Panthera pardus melas, predator puncak ekosistem Jawa yang keberadaannya kian langka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Panjangnya 1,2 meter dengan berat 40-50 kilogram," kata Kapolsek Cisompet, AKP Misno Winoto, saat dikonfirmasi detikJabar, Rabu siang.

Ia menyebut, dari hasil pemeriksaan, macan tutul itu diketahui berjenis kelamin betina dan berumur sekitar 2 tahun.

ADVERTISEMENT

Namun yang membuat lebih miris, dugaan penyebab kematian satwa langka ini adalah jerat kawat alat sederhana yang kerap dipasang petani untuk menghalau hama babi hutan.

"Tubuhnya sudah membusuk, menyisakan tulang dan sebagian kulit," ujar Misno.

"Jerat semacam ini biasanya digunakan untuk menangkap hama babi hutan yang sering merusak kebun," ungkapnya lebih lanjut.

Petaka ini menambah panjang daftar kematian tragis satwa liar di Pulau Jawa akibat jerat. Dalam kasus ini, kata Misno, jerat diduga kuat dipasang oleh oknum tak bertanggung jawab.

Tim gabungan dari TNI-Polri dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah V Garut langsung diterjunkan ke lokasi. Proses evakuasi dilakukan secepat mungkin, mengingat kondisi bangkai yang sudah dalam fase lanjutan pembusukan.

"Kami mengingatkan warga untuk tidak memasang jebakan yang bisa membahayakan satwa langka," pungkas Misno.




(ral/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads