Nama Wage Rudolf Soepratman atau yang lebih dikenal dengan WR Soepratman lekat di ingatan setiap anak bangsa sebagai pahlawan nasional. WR Soepratman berperan penting kala Indonesia ingin menggapai kemerdekaan.
Namun bagi keluarga besarnya, sosok WR Soepratman sebetulnya mulai agak terlupakan. Ada beberapa hal yang menjadi dasar pihak keluarga mengungkap fakta pahit itu.
Misalnya, masyarakat mis informasi soal tempat dan tanggal lahir komponis lagu kebangsaan Indonesia Raya tersebut. Keluarga melalui berbagai riset dan bukti-bukti otentik yang dimiliki, meyakini jika WR Soepratman lahir di Jatinegara, 9 Maret 1903. Sementara selama ini, masyarakat mengetahui jika WR Soepratman lahir di Purworejo pada 19 Maret 1903.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kekeliruan itu telah dikoreksi pihak keluarga di Ruang Indonesia Raya di Museum Sumpah Pemuda pada 22 September 2023 lalu," ujar Ketua Umum Yayasan WR Soepratman, Budi Harry J, saat dihubungi detikJabar, Jumat (10/11/2023).
Hal lain yang membuat keluarga agak kecewa terhadap kealpaan publik pada sosok leluhurnya itu yakni tidak ada yang tahu bahwa cagar budaya Taman dan Museum Benyamin Sueb di Jatinegara, merupakan tempat lahirnya WR Soepratman.
"Padahal ada buku 'Sedjarah Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, W.R. Soepratman Pentjiptanja'. Itu buku pertama dan paling autentik mengenai sejarah beliau yang ditulis oleh saudara iparnya sendiri, Oerip Kasansengari (1967), sekarang terancam punah," kata Budi.
Hari Pahlawan, kata Budi, menjadi momentum yang pas untuk menyegarkan kembali ingatan dan pengetahuan yang kurang tepat serta belum terungkap mengenai WR Soepratman. Termasuk soal lagi Indonesia Raya.
Menurut Budi, dewasa ini sama sekali tak ada yang ingat, mungkin belum tahu, kalau lagu Indonesia Raya yang asli gubahan WR Soepratman, versi 1-nya terdiri dari 3 stanza.
"Jadi kita inginnya yang 3 stanza juga dikenal masyarakat. Saat ini saya berusaha mau menggaungkan supaya versi aslinya dikenal dan diketahui generasi muda yang akan datang," tutur Budi.
Kenalkan Karya Lain WR Soepratman
Lagu kebangsaan Indonesia Raya, seolah menjadi bukti sahih bahwa darah seni mengalir dalam tubuh WR Soepratman. Padahal, lagi sakral itu dibuat kala Soepratman masih berusia sangat muda, 21 tahun.
Sedikit membahas awal penciptaan lagu Indonesia Raya, berawal ketika WR Soepratman membaca sebuah tulisan di majalah Timbul tahun 1924 silam. Di majalah itu, penulis menyiarkan sayembara berbunyi 'Dicari Warga Negara Kita yang Bisa Membuat Lagu Kebangsaan'.
Mengandalkan segenap keterampilannya, perlahan namun pasti lirik dan nada lagu itu mulai diperdengarkan pada tahun 1926 meskipun masih jauh dari kata sempurna. Lagu itu kemudian mendapat beberapa kali revisi hingga disempurnakan pada 1928.
Budi mengatakan ia dan keluarga bakal menjadikan momentum Hari Pahlawan yang pertama kali diperingati pada tahun 1959, untuk mengenalkan karya lain dari WR Soepratman.
"Jadi dalam rangka Hari Pahlawan, nanti malam kita juga akan mengadakan konser lagu-lagu ciptaan WR Soepratman yang sudah diaransemen ulang oleh keturunan dari kakak kandung WR Soepratman, Ngadini Soepratini," kata Budi.
Ialah Antea Putri Turk, cicit buyut dari Ngadini Soepratini. Ia bakal membawakan 13 lagu gubahan WR Soepratman semasa hidupnya. Lagu itu telah diaransemen ulang sebelum diperdengarkan pada publik.
"Ada 13 lagu yang akan dibawakan. Di antaranya itu ada 2 lagu yang hanya berbentuk lirik tapi melodinya itu nggak ada, judulnya 'Indonesia Hai Iboekoe' dan 'Indonesia Tjantik', lagu yang baru saja ditemukan," kata Budi.
(dir/dir)