Tugu Simpang Lima, adalah salah satu bangunan ikonik di Kabupaten Garut. Tapi, tahukah detikers, kisah di balik pembuatan monumen yang telah ada sejak awal tahun 1990-an itu. Tugu Simpang Lima ternyata menyimpan makna yang sakral bagi rakyat Garut.
Selain untuk warga Garut, Tugu Simpang Lima juga tidak asing di mata para pelancong, yang berkunjung ke perkotaan Garut. Tugu Simpang ini, lokasinya strategis dan menjadi gerbang menuju kawasan perkotaan Garut, dari berbagai penjuru.
Tugu itu, berada di kawasan Jalan Otista, Kecamatan Tarogong Kidul. Bentuknya lonjong. Panjangnya sekitar 15 meter, dan hampir seluruh bangunan dipenuhi tumbuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika dilihat dari jalanan, tugu tersebut juga cukup menjulang tinggi. Menjadi ciri khas dari Tugu Simpang Lima, adalah patung lima orang pahlawan, yang menyambut setiap orang yang datang dari perbatasan Garut-Bandung.
Tugu Simpang Lima menjadi penghubung lima jalan utama di Kabupaten Garut. Mulai dari jalan dari Bandung (Jalan Otista), Jalan menuju kawasan wisata (Jalan Patriot), jalan menuju kota (Jalan Cimanuk dan Jalan Pataruman), serta Jalan Pembangunan yang mengantar ke kantor pemerintahan.
Dengan penjelasan tersebut, maka sudah bisa tergambar, jika kawasan yang lebih banyak disebut dengan nama Simlim ini, menjadi salah satu pusat keramaian yang ada di Garut. Belum lagi, surga kuliner yang hadir tiap sore hingga malam hari, bikin daerah ini semakin ramai.
Tapi, tahukah detikers, sejarah di balik monumen Simpang Lima yang melegenda ini? Sejarawan asal Garut, Warjita mengatakan, jika Tugu Simpang Lima sudah eksis sejak awal tahun 1990-an. Dewan Harian Cabang (DHC) Angkatan 45 Garut, adalah komunitas di balik hadirnya Monumen Simpang Lima.
"Pertama kali muncul atas inisiatif dari DHC 45 Garut di tahun 1990," kata Warjita kepada detikJabar, Jumat (10/11/2023).
Warjita menuturkan, usulan itu dikemukakan Sekretaris DHC 45 Ubun Syachbun. Menurut pihak DHC 45 saat itu, monumen di kawasan yang sekarang menjadi Simpang Lima itu perlu didirikan sebagai simbol keberhasilan perjuangan dan perlawanan rakyat Garut terhadap penjajah.
"Diusulkan lah pembangunan monumen tersebut, dan disetujui oleh Bupati Garut saat itu, Bapak Momon Gandasasmita," katanya.
Seingat Warjita, monumen tersebut kemudian rampung dikerjakan pada sekitaran tahun 1992. Sejak diresmikan langsung oleh Bupati Momon, Tugu Simpang Lima kemudian menjelma menjadi salah satu bangunan ikonik di Garut. Tugu Simpang Lima sendiri menjadi ikonik karena terdapat 5 patung manusia yang menjadi ciri khasnya.
"Ini adalah simbol dari 5 unsur pejuang kemerdekaan dari Garut. Yaitu para ulama, TNI, pemuda, laskar rakyat dan kaum perempuan," pungkas Warjita.
(mso/mso)