Kasus cacar monyet atau monkey pox (Mpox) di Indonesia tengah diwaspadai. Mengingat akhir-akhir ini mulai ada penambahan jumlah suspek baik di DKI Jakarta maupun Jawa Barat.
Guna mencegah penyebaran virus cacar monyet yang meluas, kita tentu perlu tahu apa itu sebetulnya cacar monyet? Bagaimana ciri, pencegahan, dan pengobatannya? Berikut jawabannya dirangkum oleh detikJabar dari laman World Health Organization (WHO), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung.
Baca juga: 3 Warga Jabar Diisolasi gegara Cacar Monyet |
Cacar Monyet Adalah
Cacar monyet atau monkey pox (Mpox) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox, spesies dari genus Orthopoxvirus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cacar monyet dapat ditularkan ke manusia melalui kontak fisik dengan seseorang yang menular, dengan bahan yang terkontaminasi, atau dengan hewan yang terinfeksi.
Guna mengecek apakah betul seseorang terkena cacar monyet atau mpox, perlu dilakukan tes laboratorium dengan menguji bahan dari lesi kulit.
Mpox dapat menyebabkan ruam di kulit yang terasa menyakitkan, pembesaran kelenjar getah bening, dan demam. Kebanyakan orang pulih bisa sembuh total setelah diobati, namun pada beberapa kasus Mpox terasa sangat sakit.
Maka penanganan intensif harus dilakukan secepat mungkin. Gejala sekecil apapun tak bisa dianggap remeh karena mudah menyebar dan penderita bisa bertambah sakit.
Kasus mpox manusia pertama yang dilaporkan adalah anak laki-laki berusia sembilan bulan di Republik Demokratik Kongo pada 1970. Setelah pemberantasan cacar pada tahun 1980 dan berakhirnya vaksinasi cacar di seluruh dunia, cacar terus muncul di Afrika tengah, timur dan barat. Wabah global terjadi pada tahun 2022-2023.
Perbedaan Cacar Air dan Cacar Monyet
Jika pada cacar hanya terjadi perubahan kulit yang mengandung air, pada penyakit Mpox cacar membentuk lesi kulit atau menyebabkan perbedaan yang cukup terlihat pada tekstur kulit. Selain itu, kandungan cairannya pun mempunyai wujud dan warna yang berbeda antara cacar biasa dan cacar monyet.
Lesi kulit ialah bagian pada kulit tertentu yang mengalami kerusakan, pertumbuhan jaringan abnormal, atau penampilan yang berbeda dibandingkan permukaan kulit di sekitarnya. Lesi muncul dalam bentuk benjolan, bercak, luka, dan sebagainya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bandung, dr Ira Dewi Jani menyebut pada cacar monyet timbul lesi yang di dalamnya terdapat nanah, serta tengahnya ada titik menyerupai donat. Lesi kulit dapat muncul di bagian tubuh seperti:
-Telapak tangan dan telapak kaki
-Wajah, mulut, dan tenggorokan
-Daerah selangkangan dan genital
-Anus
Sementara benjolan kelenjar getah bening biasanya muncul pada beberapa bagian tubuh seperti:
-Belakang telinga
-Bawah rahang bawah
-Tulang selangka (di dada)
-Lipatan paha
Perlu diketahui, jika seseorang pernah terkena cacar air, bukan berarti ia kebal terhadap cacar monyet atau monkeypox.
Gejala Cacar Monyet
Gejala Mpox biasanya dimulai dalam seminggu tetapi dapat dimulai 1-21 hari setelah terpapar. Gejala berlangsung rata-rata 2-4 minggu atau bahkan lebih lama jika sistem kekebalannya lemah. Gejala umum dari mpox adalah:
-Ruam
-Demam
-Sakit tenggorokan
-Sakit kepala
-Nyeri otot (pegal-pegal)
-Sakit punggung
-Lelah atau tenaga minim
-Pembengkakan kelenjar getah bening
Ira mengatakan, gejala yang paling mudah diperhatikan adalah demam, pegal-pegal, dan sakit punggung. Kemudian muncul lesi kulit atau semacam ruam yang kemudian mirip cacar di beberapa bagian tubuh.
Pada beberapa orang, gejala pertama mpox adalah muncul ruam. Namun tak dipungkinri ada gejala yang berbeda terlebih dahulu.
Jika diawali dari ruam, wujudnya akan berupa luka pipih yang berkembang menjadi lepuh berisi cairan yang bisa terasa gatal atau menyakitkan. Saat ruam sembuh, lesi mengering, berkerak, dan mengelupas.
Penularan Cacar Monyet
Penularan mpox dari orang ke orang dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit menular atau lesi lain seperti di mulut atau pada alat kelamin.
Perlu diketahui, penularan cacar monyet tidak serta merta hanya dari aktivitas seksual. Penyebarannya melalui banyak cara seperti:
1. Tatap Muka (Bicara atau Bernapas)
Virus ini memang cara penularannya tidak melalui udara, tapi bisa melalui kontak erat. Droplet bisa memberi resiko penularan. Sehingga penderita monkey pox harus mendapat penanganan khusus di rumah sakit dan dilarang melakukan kontak fisik langsung dengan siapa pun.
2. Kulit ke Kulit (Bersentuhan dan Hubungan Intim)
Penularannya pun melalui skin to skin atau dari kulit ke kulit. Virus bisa masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang rusak, permukaan mukosa (misalnya oral, faring, okular, genital, anorektal), atau melalui saluran pernapasan.
Ira mengimbau bagi orang yang memiliki kontak erat dengan pasien monkeypox sebaiknya hindari bersentuhan secara langsung. Pasien juga bisa mencegah penularan dengan menggunakan baju panjang, asal jangan tergesek kulit untuk menghindari infeksi sekunder.
3. Kontak Mulut ke Mulut atau Mulut ke Kulit
Kontak yang mengarah pada hubungan intim seperti berciuman dan oral seks tentu cukup beresiko untuk terpapar cacar monyet. Mengingat gejalanya pun tak selalu langsung terdapat lesi kulit atau cacar, tapi bisa dari demam dan pegal-pegal pada tubuh terlebih dahulu. Sehingga orang dengan banyak pasangan seksual tentu akan berisiko lebih tinggi.
4. Hewan ke Manusia
Selain itu, penularan mpox dari hewan ke manusia terjadi dari hewan yang terinfeksi ke manusia. Bisa dari gigitan atau goresan, bermain dengan bangkai, atau memakan hewan. Tingkat sirkulasi virus pada populasi hewan tidak sepenuhnya diketahui dan penelitian masih berlangsung.
5. Kontak Benda Terkontaminasi
Orang-orang juga dapat tertular cacar dari benda-benda yang terkontaminasi seperti pakaian atau linen, melalui luka tajam dalam perawatan kesehatan, atau pada studio tatto.
6. Orang yang Rentan Tertular
Orang dengan mpox dapat menularkan penyakit ke orang lain sampai semua luka sembuh dan lapisan kulit baru telah terbentuk. Maka dari itu penanganan intensif sangat diperlukan untuk penderita.
Anak-anak, orang hamil dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah berisiko mengalami komplikasi dari mpox.
Orang yang hidup dengan HIV yang tidak terkontrol dengan baik atau diobati, akan lebih berpotensi penyakit parah jadi berkembang.
Pencegahan Cacar Monyet
Kebanyakan orang dengan mpox akan pulih dalam 2-4 minggu. Demi bisa memutus mata rantai penularan, Ira mengimbau agar masyarakat tetap menjaga jarak, menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), serta rajin cuci tangan. Berikut beberapa cara mencegah cacar monyet:
1. Terapkan PHBS
Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan dengan air dan dabun, atau menggunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol.
2. Hindari Kontak dengan Binatang
Menghindari kontak langsung dengan tikus atau primata dan membatasi pajanan langsung dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik.
Hindari juga kontak dengan hewan liar atau mengkonsumsi daging yg diburu dari hewan liar (bush meat).
3. Hindari Kontaminasi
Menghindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi, termasuk tempat tidur atau pakaian suspek cacar monyet. Barang-barang tidak dipakai bersama, tidak tidur dan makan bersama.
4. Terapkan Perilaku Seks Sehat
Menghindari perilaku seks dengan berganti-ganti pasangan dan pasangan yang menunjukan gejala.
5. Tingkatkan Daya Tahan Tubuh dan Update
Tingkatkan daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Terakhir tentu saja ikuti perkembangan info mengenai monkeypox di channel resmi Kementerian Kesehatan. Jangan termakan hoaks apalagi memberi stigma dan diskriminasi pada penderita.
Kapan Harus Mulai Periksa?
Identifikasi cacar bisa jadi sulit karena gejala yang terlihat serupa. Sehingga perlu analisa lebih lanjut dan perawatan sedini mungkin untuk mencegah penyebarannya.
Jadi, begitu punya tanda seperti cacar dan demam, segeralah periksa ke faskes terdekat. Sebab, orang dengan mpox bisa menjadi sangat sakit. Berikut beberapa dampak serius jika tidak ditangani:
1. Infeksi Kulit
Kulit bisa terinfeksi bakteri yang menyebabkan abses atau kerusakan kulit yang serius.
2. Komplikasi
Komplikasi lain bisa terjadi seperti pneumonia hingga infeksi kornea dengan kehilangan penglihatan.
3. Sakit Pencernaan
Rasa sakit atau kesulitan menelan, muntah dan diare yang menyebabkan dehidrasi parah atau malnutrisi.
4. Infeksi Darah
Sepsis atau infeksi darah dengan inflamasi yang meluas di tubuh bisa terjadi.
5. Sakit Saat Buang Air
Beberapa orang juga bisa mengalami pembengkakan rektum yang menyakitkan atau rasa sakit dan kesulitan saat buang air kecil.
Bagaimana Jika Ada Indikasi Cacar Monyet?
Jika curiga ada beberapa gejala cacar monyet dan sedang dalam perjalanan menuju ke faskes terdekat, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah penularan.
Cara-cara berikut ini mungkin sudah familiar, sebab tak beda jauh dengan pencegahan saat pandemi Covid-19 melanda:
1. Karantina
Karantina diri sendiri, baik barang dan ruang harus terpisah dengan penghuni rumah lainnya. Jaga kulit tetap kering dan terbuka.
Guna mencegah penyebaran ke orang lain, perawatan intensif perlu dilakukan di rumah sakit selama periode infeksi (dari mulai bergejala sampai lesi sembuh).
2. Cuci Tangan
Sering mencuci tangan dengan sabun dan air atau pembersih tangan, terutama sebelum atau sesudah menyentuh luka.
3. Pakai Masker
Pakai masker dan tutupi lesi saat berada di sekitar orang lain.
4. Jangan Sentuh
Hindari menyentuh barang di ruang bersama dan sering mendisinfeksi ruang bersama.
5. Mandi Air Hangat
Jika sebelum ke faskes ingin mandi, bisa dengan mandi air hangat.
6. Minum Obat
Saat rasa sakit mulai menyerang, sementara konsumsi obat bebas untuk rasa sakit seperti parasetamol (asetaminofen) atau ibuprofen. Namun obat ini bukan untuk dikonsumsi jangka panjang, sehingga solusinya adalah segera pergi ke rumah sakit untuk diberikan obat yang paling tepat.
7. Jangan Garuk Luka
Luka yang sengaja atau tak sengaja terkelupas (sebelum kering dan mengelupas sendiri) dapat memperlambat penyembuhan. Bahkan bisa menyebarkan ruam ke bagian lain dari tubuh, menyebabkan luka menjadi terinfeksi.
8. Tutup Luka Sementara
Dalam perjalanan menuju faskes, tutupi luka atau lesi kulit. Gunakan baju dan celana panjang namun jangan yang terlalu ketat.
Pengobatan Cacar Monyet
Pengobatan pada cacar berfokus pasa perawatan ruam, mengelola rasa sakit, dan mencegah komplikasi. Perawatan sedini mungkin sangat penting untuk menghindari masalah lebih lanjut.
Vaksin cacar dapat membantu mencegah infeksi. Seharusnya diberikan dalam waktu 4 hari setelah kontak dengan seseorang yang menderita cacar air (atau dalam waktu hingga 14 hari jika tidak ada gejala).
Namun stock vaksin masih terbatas, sehingga Kemenkes RI hanya melakukan vaksinasi pada beberapa orang yang beresiko saja. Seperti orang pernah kontak erat dengan suspek atau konfirmasi positif cacar monyet.
Kepala Dinkes Kota Bandung Anhar Hadian mengatakan orang bergejala monkey pox harus mendapat penanganan khusus di rumah sakit. Meskipun cacar monyet bukan penyakit yang mematikan, namun bukan berarti bisa disepelekan.
"Jadi ini sudah disiapkan Kemenkes pengobatannya, meskipun case fatality rate, angka kematiannya rendah. Tapi ini penyakit baru yang kita harus antisipasi sebaik mungkin," ujar Anhar.
Ia pun menghimbau agar masyarakat jika mengalami, melihat hewan atau manusia yang memiliki gejala tersebut, dapat segera melapor ke rumah sakit terdekat untuk kemudian dipantau dan diobati intensif.
(aau/mso)