Bupati Majalengka Ungkap Makna di Balik Cita-cita 'Raharja'

Bupati Majalengka Ungkap Makna di Balik Cita-cita 'Raharja'

Erick Disy Darmawan - detikJabar
Jumat, 13 Okt 2023 17:39 WIB
Pemkab Majalengka
Foto: detikJabar/Erick Disy Darmawan
Majalengka -

Bupati Majalengka Karna Sobahi bicara tentang visi 'Majalengka Raharja'. Menurutnya, ini bukan lah identitas politik, melainkan mengandung makna dan filosofi yang mendalam.

Karna menjelaskan Raharja merupakan akronim untuk kata 'Religius, Adil, Harmonis, dan Sejahtera'. Meski istilah ini melekat dengan era kepemimpinan Karna-Tarsono, namun dia memastikan Raharja bukan merupakan identitas politik.

"Bukan identitas politik. Kan kita punya Majalengka Bagja Raharja, saya sudah tidak mengambil yang lain-lain (untuk visi Majalengka). Cuma saya cari akronim lain. Kalimat Raharja itu kan sudah dari dulu, jadi bukan yang baru," kata Karna dalam keterangan tertulis, Jumat (13/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut Karna menjelaskan 'raharja' merupakan penggalan kata dari kalimat Majalengka Sindangkasih Sugih Mukti Bagja Raharja. Adapun menurut KBBI, raharja berarti makmur dan sejahtera.

Dia pun menjelaskan makna luas di balik visi Majalengka Raharja. Menurutnya, religius, adil, harmonis, dan sejahtera merupakan 4 hal yang dicita-citakan untuk Majalengka.

ADVERTISEMENT

"Jelas filosofinya bagaimana kita membangun dalam 5 tahun ini dengan konsep filosofi terbentuknya masyarakat Majalengka yang religius, adil, harmonis dan sejahtera," ujar dia.

Untuk visi 'Religius', Karna menjelaskan seluruh aktivitas masyarakat diharapkan dapat dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan. Selain itu warga pun mampu menjalankan dan mengamalkan ajaran agama dengan didukung sarana dan prasarana keagamaan yang memadai.

"Tidak sulit (mengamalkan visi religius), karena kultur masyarakat Majalengka secara alamiah sudah religius seperti itu kan. Ditandai dengan jumlah penduduk muslim yang mayoritas lebih besar dari jumlah yang ada," ucap dia.

Kemudian adil, lanjut dia, memiliki makna perlakuan yang sama terhadap semua kalangan atau golongan tanpa adanya diskriminasi, sehingga tercipta suasana yang tentram, tertib, bebas dari ancaman, gangguan, ketakutan dan konflik sosial.

"Kita punya indeks pembangunan di Utara, Selatan dan Tengah, bagaimana pemerataan pembangunan yang berkeadilan sehingga tidak ada lagi masyarakat atau blok atau desa atau kecamatan yang dianaktirikan. Termasuk yang kalah dalam Pilkada enggak ada istilah itu (dianaktirikan), sama saja haknya diberikan sehingga prinsip keadilan diberikan," jelas dia.

Sedangkan untuk 'Harmonis', Karna berharap dapat terbangun sinergi, keterpaduan, keselarasan dan keserasian antara seluruh pemangku kepentingan. Dengan begitu hal tersebut bisa menjadi cerminan untuk masyarakat.

"Saya dengan Wabup, bagaimana agar Bupati dan Wakil Bupati rukun dan akur. Di kita alhamdulilah harmonis, beda dengan (daerah) yang lain kan," ujar dia.

"Kemudian dengan OPD (Organisasi Perangkat Daerah), saya hampir kemana-mana bersama OPD. Bukan apa-apa satu mobil bersama itu ada nilai tersendiri, di bus bersama itu ada nilai sendiri, yang menggambarkan harmonisasi baik program maupun kedekatan secara individual dan bersama," sambungnya.

Lewat visi 'Sejahtera', Karna ingin warga Majalengka bisa menjalani hidup yang berkecukupan. Selain itu juga bahagia secara lahir dan batin dengan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan hidup masyarakat.

"Kesejahteraan bermuara dari semua kegiatan," kata dia.




(akn/ega)


Hide Ads