Kepala Dinas Kesehatan KBB, Hernawan Widjajanto mengatakan jajanan lain yang informasinya turut dikomsumsi siswa SDN Jati 3 yakni kerang ijo.
"Kemarin sudah diuji lab untuk sampel cimin. Nah kita juga akan ambil sampel makanan kerang ijo yang informasinya kemarin juga dikonsumsi anak-anak," ujar Hernawan saat dihubungi detikJabar, Jumat (6/10/2023).
Hal itu, kata Hernawan, untuk mengetahui adanya kemungkinan mikrobiologi seperti yang ada di sampel cimin yang menyebabkan keracunan massal hingga seorang di antaranya meninggal dunia, diperparah oleh riwayat thalasemia.
"Ini juga sebagai bentuk antisipasi bahwa jajanan yang dikonsumsi anak-anak itu harus higienis. Untuk uji sampel kerang ijo sendiri, masih berkaitan dengan keracunan di sekolah tersebut karena informasinya banyak dikonsumsi anak-anak sebelum jajan cimin," ujar Hernawan.
Sementara di dalam cimin yang menyebabkan keracunan massal di SDN Jati 3, Hernawan mengatakan dari bahan baku terigu, tepung tapioka, serta bumbu keju positif bakteri Bacillus Cereus.
"Ketiga sampel ini (terigu, tepung tapioka, dan bumbu rasa keju) positif mengandung bakteri bacillus cereus. Jadi bukan dari bumbu pedas seperti kecurigaan awal," kata Hernawan.
Hernawan mengatakan biasanya uji laboratorium terhadap sampel makanan yang menyebabkan kejadian luar biasa dilakukan dalam dua tahap, yakni mencari kandungan mikrobiologi serta zat kimia.
"Tapi uji lab untuk 7 sampel bahan baku cimin yang kita kirim, hanya uji mikrobiologi saja tidak dengan zat kimianya. Dan itu sudah cukup jelas bahwa penyebabnya bakteri bacillus cereus," ujar Hernawan. (yum/yum)