Luka Tusuk dan Cuan Manis Jasa Sol Sepatu di Indramayu

Luka Tusuk dan Cuan Manis Jasa Sol Sepatu di Indramayu

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Senin, 02 Okt 2023 07:00 WIB
Agus tukang sol sepatu di gang gemol samping bekas pasar Mambo Indramayu
Agus tukang sol sepatu di gang gemol samping bekas pasar Mambo Indramayu (Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar)
Indramayu -

Di Gang Gemol yang berada persis samping bekas Pasar Mambo, Kelurahan Lemahabang, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Agus duduk di jengkok kayu. Tangan kanannya terlihat sibuk menusuk jarum sol ke bagian sepatu yang ditaruh dipangkunya.

Sesekali Agus juga terlihat menegangkan otot saat menarik tali sol dalam sepatu yang direparasinya.

Hampir 24 tahun, Agus menjalani usaha turun temurun itu di bawah lapak sederhana bersama beberapa tukang sol sepatu lainnya yang berjejer di sana. Fokus Agus di saat bekerja harus terhenti untuk menjawab calon pelanggan lain yang datang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari tahun 1999 kalau gak salah, soalnya Pasar mambo tutup tahun 1995," ujar Agus kepada detikJabar, Selasa (26/9/2023).

Menjejerkan sepatu bekas beserta peralatan sol sepatu di lapak legendaris itu jadi kebiasaan Agus sejak masih remaja. Kepiawaiannya menguatkan kembali sepatu yang rusak karena sering mengikuti ayahnya dulu yang juga sebagai tukang sol sepatu di gang Gemol itu.

ADVERTISEMENT

Bukan hanya Agus, empat sampai enam lapak yang berjejer itu pun rupanya sama-sama usaha yang diturunkan oleh orang tuanya dulu saat pasar masih aktif. Bahkan beberapa di antaranya masih saudara dan kerabat Agus.

"Yang di sini tinggal anak-anak pa Ujang saja. Ada juga pak Usman. Iya itu ada anak dan cucu juga sama usahanya. Jadi aman persaingan juga," ungkapnya.

Agus mengaku, jasa sol sepatu di gang Gemol nyaris tidak pernah sepi pelanggan. Meski sering tertusuk jarum namun, penghasilan jadi tukang sol sepatu cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari istri dan kedua anaknya.

Tidak semua permintaan reparasi diterimanya. Terkadang Agus terpaksa menolak karena memiliki risiko tinggi yang bisa merugikannya.

"Pulang seringnya bawa luka tusuk jarum sol. Kelihatannya sih enak kerjanya tapi ada resiko juga," jelas Agus.

"Jadi siasatnya kita lihat barang dulu sekira bisa di perbaiki ya diperbaiki kalau ada yang ga bisa ya bilang biar ga kena risiko," imbuhnya.

Dalam sehari, Agus bisa menerima jasa 5 sampai sepuluh pasang reparasi sepatu atau sandal. Ia biasanya membanderol harga termurah dari Rp15 ribu sampai Rp20 ribu saja.

"Kalau lagi rame bisa tembus 200 ribu,. Cukup stabil per-hari nya. Kalau sepi paling sembilan puluh ya di bawah seratus ribu lah," kata Pria berusia 48 tahun itu.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads