Perjuangan Najib Lewat Racikan Kopi Ditemani Speda Onthel Klasiknya

Serba-serbi Warga

Perjuangan Najib Lewat Racikan Kopi Ditemani Speda Onthel Klasiknya

Wisma Putra - detikJabar
Rabu, 20 Sep 2023 07:01 WIB
Najib saat menjajakan kopi dengan sepeda onthelnya.
Najib saat menjajakan kopi dengan sepeda onthelnya (Foto: Wisma Putra/detikJabar).
Bandung -

Jalan Mujahidin, Kota Bandung nampak sepi dari lalu lalang pengendara yang melintas. Dari kejauhan tepat di dekat Lapang Softball Lodaya terlihat sepeda onthel diparkirkan dekat mobil pikap penjual es kelapa muda.

Sepeda onthel itu sudah disulap menjadi tempat untuk berjualan kopi keliling. Bukan kopi sobek, kopi yang dijual oleh penjual kopi keliling itu kopi asli yang digiling.

Beragam peralatan kopi sederhana tersimpan di bagian belakang sepeda yang sudah disulap menjadi meja. Ada kompor gas mini, beragam jenis kopi, poci aluminium, moka pot danlainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

detikJabar berkesempatan berbincang dengan penjual kopi keliling tersebut. Dia merupakan seorang pemuda bernama Najib dan usianya masih berumur 20 tahun.

"Kopi a? Mau kopi apa? Ada kopi susu atau kopi apa," kata Najib saat membuka perbincangan dengan detikJabar, Selasa (19/9/2023).

ADVERTISEMENT

Kopi yang dijual Najib di sepeda antiknya murah dan terjangkau, dari mulai Rp 8 ribu untuk es kopi susu kemasan 200 ml hingga espresso dan jenis kopi lainnya.

Jenis kopi yang disajikan di sepeda onthel milik Najib beragam dari mulai Kopi Puntang, Kopi Ciwidey hingga Kopi Gayo.

"Kopinya sudah digiling di tempat paman, jadi tinggal menyajikan aja di sini, kalau digiling manual di sini repot," tuturnya.

Pria asal Logam, Buahbatu ini mengaku, lebih memilih berwirausaha dan berjualan kopi keliling setelah merasakan pahit dan manisnya menjadi karyawan.

Meski usaha kopi keliling ini join dengan sang paman, Najib mengaku, lebih leluasa berjualan kopi keliling dibandingkan bekerja di tempat kerja sebelumnya.

Selain itu, walau penjualan kopi kelilingnya naik turun dan tidak stabil, Najib mengaku, lebih nyaman berjualan seperti itu.

"Pernah bekerja di aksesoris mobil dan menjadi bagian pick up di perusahaan marketplace. Kerja seperti ini waktunya lebih fleksibel," ujar Najib.

Najib mengaku, dia berjualan dari jam 8 pagi dan pulang sekitar jam 7 malam atau selepas isya.

Menurut Najib, di kala weekday pembeli kopi di sepeda onthelnya tak seramai saat akhir pekan, meski demikian tetap disyukurinya.

"Hari biasa mah ya gini, kalau hari libur seperti hari Selasa ramai," tambah Najib.

"Penghasilan juga nggak tentu, kalau dapat Rp 100 ribu, sebagian distorkan ke paman," pungkasnya.

(wip/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads