Panas terik matahari yang mulai menyengat permukaan kulit serta ditemani hilir mudik kendaraan melaju di sepanjang Jalan Cikutra.
Nampak tak jauh dari Taman Makam Pahlawan terdapat aneka gorengan yang baru saja diangkat dari penggorengan persis di depan Gang Cukang Kawung oleh seorang pria bernama Sukarto yang ternyata sudah menjual gorengan selama 25 tahun.
Pria asal Indramayu yang telah menginjak usia 49 tahun ini sudah merasakan beberapa generasi menjadi penjual gorengan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah dari jualan 100 perak sampai sekarang jualan 5.000/4 gorengan kan, dari tahun 1998," katanya pada detikJabar.
Mulanya, Sukarto berkeliling di daerah Cikutra berjualan gorengan dari satu tempat ke tempat lainnya. Namun seiring berjalannya waktu berjualan di depan gang Cukang Kawung menjadi pilihan yang tepat baginya, sebab faktor usia menjadi salah satu pertimbangannya.
"Dulu keliling, nah baru ke sini (pindah ke Bandung) tahun 2002, mangkal di sini jarak 4 tahun lah setelah pindah. Keliling mikul-mikul pake ginian (menunjuk pada gerobaknya). Pas lama-lama udah pada kenal, nah cape keliling baru berjualan di sini, dan kondisi umur juga, sudah jadi diem di sini. Langganan yang biasa keliling kan lewat di sini sudah pada tahu," ungkap Sukarto.
Sebelum membuka usaha berjualan gorengan, Sukarto sempat menjadi kuli panggul di salah satu perusahaan besar yang berada di Bekasi. Hingga di sanalah ia mulai untuk belajar membuat gorengan dan berkeinginan membuka usaha berjualan gorengan.
"Dulu saya di Bekasi kerja di Unilever nganter-nganterin sabun, manggul gini di gandongan dari mobil ke toko, terus kan jaman dulu mah belum ada sistem online-online, sales teh pembayarannya masih cash, masih itu nunggu salesman. Hampir tiap hari kan seminggu tiga kali nganterin ke toko itu teh di Bekasi nah disitu bapak mulai ngeliatin tukang gorengan yang kebenaran tukang gorengannya sekampung sudah kenal," kata Sukarto
"Lama-lama sambil bantu nungguin sales di toko, saya belajar, udah punya modal insyaallah saya jualan gitu. Kemudian pas saya sudah punya modal sedikit, saya keluar kerjanya dan merintis bikin ginian," lanjutnya.
Penghasilan yang didapat oleh Sukarto ayah 3 anak ini berkisar Rp 2.000.000 - 2.500.000, namun keuntungan yang didapatnya terkadang tidak menentu dalam sehari ditambah dengan harga bahan baku yang dijual tidak konsisten setiap waktu.
"Alhamdulillah cuman omset gede sekarang kebutuhan juga gede. Omset 2.000.000 atau 2.500.000 kadang-kadang, minimal dapet 2.000.000 dalam sehari. Belanja sekarang enggak tentu dan jaman sekarang kan terkadang satu jam, dua jam pada naik gak bisa ditentukan omset minimal 2.000.000 dapat jadi ambil untuk beli bahan sekitar 100.000 atau 200.000 tapi itu gak tentu, kadang-kadang dibawain uang segini sampai pasar naik semua," kata Sukarto.
Sukarto mulai berjualan gorengan pada pukul 06.30 hingga pukul 21.00, namun kadang kala tidak menentu menunggu gorengannya ludes habis baru ia beranjak dari tempat berjualannya dan pulang ke rumah.
"Dari jam 06.30 sampai jam 20.00, alhamdulillah habis terus cuman bedanya paling kalau lagi rame pisan jam 18.00 udah habis, kalau seumpamanya lagi rada sepi sampai jam 21.00, jam 20.00. Kalau habis ya habis aja alhamdulillah pokoknya sehabisnya," pungkasnya.
(yum/yum)