Mata Komariah (60) nampak berkaca-kaca. Rasa gembiranya tak bisa dia pendam kala anaknya, Mia (38) mendapatkan bantuan modal dari Kementerian Sosial (Kemensos).
Bantuan modal diberikan Mensos Tri Rismaharini kepada Mia di Gedung Sabuga, Jalan Tamansari, Kota Bandung pada Rabu (20/9/2023). Mia mendapatkan bantuan modal berupa gerobak untuk jualan mi instan.
Komariah tak henti mengusap matanya, saat berbincang dengan Risma. Dia mendapatkan banyak wejangan hidup dari mantan Wali Kota Surabaya ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Senang banget, alhamdulillah. Sedih, sampai berkaca-kaca," kata Komariah kepada detikJabar.
Bantuan gerobak ini memang dibutuhkan Komariah dan Mia. Sebab, dia selama ini berjualan kopi dengan gerobak yang sudah dalam kondisi rusak.
"Gerobaknya sudah rusak, gak bisa dipindah-pindah, kalau sekarang bisa dibawa pulang gerobaknya," ujar Mia.
Tak hanya diberi bantuan begitu saja, dia dan sang ibu juga mendapatkan pelatihan ragam menu mi instan. "Ada pelatihan, menu-menu mi, mi kuah dan goreng, juga ada pelatihan membuat batagor," ucap Mia.
Bagi Risma, bantuan ini sebagai modal untuk warga agar lebih mandiri. Dia pun berpesan agar warga bisa mengelola keuangan dan menyimpan untuk bekal masa depan.
"Kalau bapak ibu, naudzubillah ya saya gak kepingin, tiba-tiba sakit, bapak ibu punya simpanan atau putra putri bapak ibu mau sekolah, ibu punya uang," ujarnya.
Dalam hal ini, Risma juga sempat mencontohkan adanya penjual mi instan yang setiap harinya mendapatkan untung Rp 500 ribu. Jika dikalikan 30 hari, keuntungan bisa berlipat ganda.
Oleh karena itu, Risma berpesan agar keuntungan yang didapat bisa dikelola dengan baik. Jangan sampai, keuntungan dibelanjakan barang konsumtif seperti motor hingga mobil.
"Jangan dihabiskan, harus ditabung, kita harus biasakan menabung. Jangan nanti kalau udah punya uang banyak, beli motor, beli tv, kalau untuk produktif oke," jelas Risma.
"Jadi bapak ibu nantinya akan kita latih dalam mengelola keuangan. Kalau untungnya Rp 100 ribu, bisa dipakai makan berapa, bisa dipakai tambahan modal dan harus bisa menyimpan uang," tambahnya.
Risma tak hentinya memberikan semangat kepada warga yang hadir di Gedung Sabuga. "Ayo semangat, tidak ada keberhasilan dan kesuksesan tanpa kerja keras. Ya bapak ibu, bisakan?" tambah Risma.
Tahan untuk Liburan
Tak hanya itu, Risma juga menyebut jika belum waktunya liburan, jangan dulu liburan. Hal itu juga, dilakukan oleh dirinya.
Di mana seorang staf dari Kemensos bertanya kepada dirinya, ketika dia akan melakukan kunjungan kerja ke Manggarai Barat dan turun di Bandara Labuan Bajo.
"Dari Labuan Bajo 6 jam, ibu tahu gak? Saya gak tahu Labuan Bajo seperti apa. Saya ditanya, kenapa ibu gak berhenti sebentar lihat Labuan Bajo untuk rekreasi, belum saatnya saya senang-senang, karena warganya banyak yang membutuhkan bantuan, saya gak tahu meski turun di Bandara Labuan Bajo saya gak tahu Labuan Bajo," tutur Risma.
Risma menolak tawaran stafnya untuk melihat Labuan Bajo karena masih banyak warga yang butuh bantuan. "Kenapa karena belum saatnya saya untuk senang-senang. Nanti bapak ibu yang miskin sudah mantap sebagian besar (kaya) baru saya senang-senang," tuturnya.
Risma menyebut, mengapa banyak warga asing yang datang ke Indonesia untuk berliburan dan umurnya sudah tua. Hal itu karena mereka sudah memiliki banyak tabungan yang dinikmatinya di masa tua.
Risma berharap prinsip itu dapat dilakukan oleh warga yang mendapatkan bantuan dari Kemensos ini. "Bapak ibu juga begitu, kalau belum sejahtera, belum bisa beli rumah, jangan dulu senang-senang," ujarnya.
"Kalau belum saatnya senang-senang jangan dulu, itu ada saatnya, mau ke Bali, mau ke Labuan Bajo, jangan dulu. Itu ada saatnya, kalau belum waktunya jangan sampai anak-anak kita bisa sekolah dan sesuai cita-citanya, silahkan. Kita tugas orang tua itu, anak-anak tidak minta dilahirkan, tapi kita harus bertanggungjawab, kita harus berpuasa demi mereka," pungkasnya.
(wip/dir)