Gunungan Sampah di TPA Sarimukti Mengandung Gas Metana Tinggi

Gunungan Sampah di TPA Sarimukti Mengandung Gas Metana Tinggi

Bima Bagaskara - detikJabar
Sabtu, 16 Sep 2023 17:10 WIB
Badan Geologi saat mendatangi lokasi kebakaran TPA Sarimukti
Badan Geologi saat mendatangi lokasi kebakaran TPA Sarimukti (Foto: Istimewa)
Bandung -

Badan Geologi turun tangan membantu upaya pemadaman kebakaran TPA Sarimukti yang sudah tiga pekan lebih tidak kunjung padam. Badan Geologi menyebut ada kandungan gas metana tinggi di dalam gunungan sampah TPA di Kabupaten Bandung Barat itu.

Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengatakan, Badan Geologi mengirim tim ahli setelah mendapat permohonan untuk membantu upaya memadamkan api kebakaran TPA Sarimukti.

"Badan Geologi sesuai dengan permohonan bantuan dari BPBD Jawa Barat mengirimkan tim ahli berikut peralatan yang dapat membantu proses pemadaman sebagai tindakan tanggap darurat penanganan kebakaran," kata Hendra dalam keterangan yang diterima detikJabar, Sabtu (16/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, tim ahli Badan Geologi, kata Hendra, melakukan pemotretan dengan kamera thermal melalui drone untuk menangkap gambar tampak atas kondisi TPA Sarimukti dengan memanfaatkan suhu panas.

Selain itu dia menjelaskan, dilakukan juga pemeriksaan gas metana yang terdapat dalam gunungan sampah. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya ledakan atau kebakaran yang lebih besar akibat kandungan gas metana itu.

ADVERTISEMENT

"Kesimpulan dari hasil pemeriksaan gas metan tersebut terdapat beberapa lokasi dengan kandungan gas metana yang tinggi (>100%LEL) dan dapat terbakar apabila dipicu oleh adanya api," jelasnya.

"Kandungan gas metana tinggi itu ditemukan di tiga zona TPA Sarimukti yakni zona II, III ran IV. Adapun sumber gas metana diduga berasal dari bagian bawah timbunan sampah dengan kedalaman yang belum diketahui," sambungnya.

Setelah melihat langsung kondisi di lapangan, Hendra menyebut Badan Geologi mengeluarkan rekomendasi yang bisa dilakukan dalam upaya pemadaman api. Rekomendasi yang diberikan yakni dengan terus melakukan penyiraman air hingga seluruh titik api dan asap tidak muncul lagi.

"Penanganan titik api dan titik asap dengan menggunakan lumpur yang disemprotkan bisa dilakukan di zona I, serta dilakukan penyiraman secara rutin agar lumpur tetap dalam kondisi basah, hingga semua titik api dan titik asap yang muncul hilang," ujarnya.

Namun Hendra mengungkapkan, penanganan dengan menyiram air hingga lumpur itu tidak akan menghilangkan kandungan gas metana di dalam gunungan sampah.

"Penanganan titik api maupun titik asap ini tidak menghilangkan kandungan metan di bagian dalam (sumbernya). Sehingga tetap diperlukan kehati-hatian di dalam penanganan titik api maupun titik asap agar tidak lagi terbakar," tutup Hendra.




(bba/dir)


Hide Ads