Merana Warga Kebonpedes Kala AIr Bersih Sulit Didapat

Kabupaten Sukabumi

Merana Warga Kebonpedes Kala AIr Bersih Sulit Didapat

Siti Fatimah - detikJabar
Selasa, 05 Sep 2023 04:30 WIB
Warga mengambil air dari kolam masjid
Warga mengambil air dari kolam masjid (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Sukabumi -

Sebanyak 150 jiwa dari 75 Kepala Keluarga (KK) di Desa Kebonpedes, Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi mengalami krisis air. Air sumur di tiap rumah disebut mengandung zat besi yang tinggi sehingga tak layak untuk digunakan dan mengancam kesehatan warga.

Nurah (50) warga Kampung Gunungbatu mengatakan, krisis air bersih itu sudah dialami sejak puluhan tahun. Air yang ada di dalam rumahnya terkadang berwarna kuning hingga kehitam-hitaman.

"Sudah lama krisis air bersih, sudah puluhan tahun, dari dulu juga airnya peureu nggak bisa buat masak. Ke toilet juga bikin kuning kotor. Air mandi pakai air itu, kepaksa," kata Nurah kepada detikJabar, Senin (4/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain airnya yang berwarna kuning, di musim kemarau ini debit air pun berkurang drastis. Dia mengaku kesulitan mendapatkan air dan akhirnya harus menggunakan air galon atau air kolam dekat masjid.

"Buat masak, minum beli di warung air galon. Sehari teh karena ibu nggak ada anak jadi sehari cukup satu galon. Kalau ada anak pasti lebih banyak. Sekarang ngambil di kolam," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Warga lain, Ade Deni (63) juga mengalami hal serupa. Menurutnya, warga sudah kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Sumur yang dimilikinya dangkal ditambah tak ada mata air di tempatnya tinggal.

"Nyari air bersih susah di mana terpaksa kalau minum masak pakai air galon. Air sumur kuning dalamnya cuma 3 meter, airnya dangkal. Dari pertama tinggal di sini juga sudah seperti itu dan mata air kan nggak ada di sini," kata Ade.

"Kalau lagi bagus dipakai mandi, kalau kuning hitam nggak dipakai, selama sebulan ini ngambil dari kolam masjid yang kondisinya juga nggak jauh beda. Sebelum kemarau juga gitu (ngambil dari kolam masjid)," sambungnya.

Pihaknya berharap, ada bantuan bagi warga di kampungnya. "Ya harapannya mudah-mudahan ada bantuan bikin sumur bor, kalau lebih dalam kan lebih bagus lagi airnya," ucap dia.

Sementara itu, Kepala Desa Kebonpedes Dadan Apriandani mengatakan, wilayah Kampung Gunungbatu dahulunya merupakan rawa sehingga airnya mengandung zat besi tinggi.

"Kondisi air di sini kadar airnya kelihatannya banyak zat besi karena kuning kehitam-hitaman karena di sini dulunya bekas rawa. Kalau di belakang 20-25 meter (kedalaman sumur) tiga bulan sulit air," kata Dadan.

Pihaknya pun mengakui sudah menerima banyak keluhan dari masyarakat. Sementara ini, ia melakukan penyaringan dari air kolam masjid bagi warga yang membutuhkan.

"Masyarakat sangat mengeluh sekali dengan adanya krisis air bersih. Saat ini masyarakat kebanyakan sudah mau tiga bulan ngambil airnya dari kolam karena kekeringan. Kalau mau satu toren itu kita harus nunggu seminggu. Kadang-kadang ada air tetapi airnya tidak layak untuk minum. Jadi masyarakat saat ini kebanyakan air minumnya beli air galon atau air mineral," ungkapnya.

"Ngambil air sementara masyarakat di kolam ini, kolam mushola. Ini air dari sungai Cimuncang, untuk mengairi sawah juga makanya kita juga berbagi sama petani. Kadang-kadang petani membutuhkan untuk lahannya ini ditutup,

Jika kondisi ini berlanjut, pihaknya khawatir akan semakin memberatkan ekonomi warga. Selain itu, kandungan besi dalam air juga dapat mengancam kesehatan warga.

"Kekhawatirannya dengan keadaan ekonomi, masyarakat lagi terbirat-birit kalau beli air galon setiap hari. Ke depannya kita juga takut ada indikasi penyakit gatal-gatal, semakin sini kan semakin panas, air sungai juga semakin berkurang," ujarnya.

"Tadi juga warga saya mendengar, insyaallah saya juga mau berjuang keinginannya ada bantuan untuk sumur bor. Mungkin ke depannya untuk instalasinya, kita juga dari pemerintah desa untuk mensupport saluran ke masyarakat," tutup Dadan.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads