Deretan Gunung di Jabar Hangus Dilalap Si Jago Merah

Round-Up Sepekan

Deretan Gunung di Jabar Hangus Dilalap Si Jago Merah

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 03 Sep 2023 18:00 WIB
Kebakaran hutan di Gunung Ciremai, Minggu (27/8/2023).
Kebakaran di Gunung Ciremai (Foto: Fathnur Rohman/detikJabar).
Bandung -

Api berkobar di sejumlah gunung di Jawa Barat. Para petugas harus bekerja keras untuk menjinakan api yang membara.

Terbakarnya Kawasan Gunung Ciremai

Areal hutan di Padabeunghar, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat dilaporkan terbakar pada Jumat (25/8/2023) petang. Hingga kini penyebab pasti dari insiden tersebut masih belum diketahui.

Dari sejumlah video yang beredar, kebakaran di areal hutan tersebut relatif besar. Bahkan kepulan asapnya dapat terlihat dari jarak yang cukup jauh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam rekaman berdurasi 19 detik yang sudah tersebar, diduga areal hutan di Kecamatan Pasawahan tersebut masih masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Terlebih titik lokasinya berdekatan dengan salah satu destinasi wisata alam Bukit Seribu Bintang (BSB).

Saat dikonfirmasi detikJabar, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan Indra Bayu membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan kebakaran yang melanda areal hutan itu berada di Kecamatan Pasawahan.

ADVERTISEMENT

"Ini sekitar Batu Luhur, jalur BSB. Arah Karang Dingding," kata Indra, Jumat (25/8/2023) malam.

Indra menyebut saat ini petugas gabungan dari sejumlah instansi terkait masih melakukan penanganan untuk memadamkan kebakaran. "Api masih dalam proses penanganan," ujar Indra.

Untuk sementara Indra belum dapat membeberkan luasan lahan maupun penyebab dari insiden kebakaran ini. Pihaknya tengah berjibaku untuk memadamkan kobaran api.

Apalagi, tambah Indra, sampai pukul 19.22 WIB, si jago merah yang membakar kawasan hutan tersebut masih menyala dengan kobaran api cukup besar.

"Sampai pukul sekarang dalam penanganan. Hal-hal lain diinfokan lebih lanjut," ucap

Kebakaran tersebut mengakibatkan area seluas 164,2 hektare pada kawasan tersebut hangus terbakar. Jumlah luasan terdampak itu merupakan data terbaru yang dipublikasikan BPBD Kabupaten Kuningan, Kamis (31/8/2023).

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Indra Bayu menjelaskan sejak Rabu (30/8/2023) kemarin, telah ada penambahan luasan area yang hangus terbakar sekitar 4,5 hektare dan 4,7 hektare dari semula 155 hektare. Hal ini disebabkan karena munculnya titik api baru di kawasan Blok Cirendang serta Blok Pajaten.

Kendati begitu, Indra memastikan titik api di dua loksi itu berhasil ditangani. Khususnya lokasi Blok Pajaten yang mana si jago merah telah dipadamkan oleh tim gabungan pada pukul 17.00 WIB. "Tim gabungan melakukan penyisiran dan mop up di Blok Pajaten," kata Indra, Kamis (31/8/2023).

Api Lalap Lahan Ilalang Gunung Batu Arjasari

Kebakaran lahan ilalang melanda area Gunung Batu, Desa Wargaluyu, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, Rabu (30/8/2023). Petugas Disdamkar saat ini masih berupaya memadamkan kobaran api.

Kapolsek Pameungpeuk, Kompol Imron Rosadi membenarkan adanya peristiwa tersebut terjadi di wilayahnya. Saat ini kebakaran masih dalam penanganan petugas gabungan.

"Iya (kebakaran) di Gunung Batu Desa Wargaluyu," ujar Imron, melalui pesan singkat kepada detikJabar, Rabu (30/8/2023).

Imron mengungkapkan kebakaran tersebut terjadi dari sore hari. Kemudian api langsung membesar dan membakar beberapa area.

"Kejadiannya mulai sore tadi menjelang maghrib api mulai membesar," katanya.

Pihaknya menyebutkan saat ini petugas gabungan tengah melakukan upaya pemadaman. Pasalnya lokasi kebakaran berada di medan pergunungan.

"Area yang terbakar di Gunung Batu, rumput ilalang, sampah sudah lama. Sekarang masih upaya pemadaman dari tim Damkar," jelasnya.

Kepala Disdamkar Kabupaten Bandung Hilman Kadar mengatakan, luas area yang terbakar sekitar 2.000 meter persegi. Pihaknya mengungkapkan kebakaran tersebut bermula saat adanya orang tidak dikenal (OTK) yang melakukan pembakaran. Kemudian api langsung membesar ke area lainnya.

"Berdasarkan informasi dari masyarakat adanya pembakaran sampahmajun oleh salah seorang masyarakat yang tidak dikenal," katanya.

Gunung Ranggagading Dibakar Usir Ular

Kebakaran melanda sebagian hutan di Gunung Ranggagading, Desa Buniwangi, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi. Kebakaran itu disebut disengaja untuk mengusir ular-ular besar yang ada di Gunung Ranggagading.

Hal itu disampaikan oleh Komandan Regu Posko VI Sukaraja Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Sukabumi Eman Sulaeman. Informasi tersebut, kata dia, didapat dari penuturan warga setempat.

"Setelah koordinasi dengan warga, kebakaran itu memang sudah biasa terjadi dan untuk menghindari adanya ular-ular besar, sengaja dibakar oleh warga untuk mengusir ular. Warga juga ada kebakaran itu terjadi seperti biasa nggak panik," kata Eman kepada detikJabar di Mako Damkar VI, Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Rabu (30/8/2023).

Dia mengatakan, mulanya kabar mengenai kebakaran itu ia terima dari grup Damkar Kota Sukabumi. Pihaknya pun sempat terjun ke lokasi namun akses menuju tempat kejadian kebakaran (TKK) sulit ditempuh.

"Langsung kita menuju TKK ternyata banyak kendala. Kendala di jalan menuju TKK sulit untuk kita tempuh. Kita tidak (melakukan pemadaman) karena medan jalannya pun sulit di gunung. Akhirnya kita mengambil kesimpulan untuk balik kanan," ujarnya.

Meski demikian, pihaknya masih melakukan pengawasan terhadap peristiwa kebakaran tersebut. Mereka pun sudah menyiapkan peralatan pemadam kebakaran jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

Hingga saat ini, kata dia, api terpantau masih menyala di hutan Gunung Ranga Gading. Menurutnya, lokasi kebakaran berada cukup jauh dari pemukiman.

"Upaya pengawasan terus dilakukan, kita lakukan konsultasi dan koordinasi dengan pihak desa yang datang. Kita juga memberikan solusi kepada beliau kalau kita dibutuhkan, kita siap mendatangi ke TKK di Kampung Sampai, Desa Buniwangi," katanya.

Kebakaran yang terjadi di hutan Gunung Ranggagading, Desa Buniwangi, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi telah padam. Api tersebut dibiarkan padam dengan sendirinya.

Pantauan detikJabar di lokasi sekitar pukul 10.00 WIB sudah tak terlihat lagi kepulan asap. Sementara itu, di tempat kejadian kebakaran (TKK) tersisa bekas batang dan pohon yang terbakar. Beberapa petani pun terlihat mulai beraktivitas.

Burhan (56) warga sekaligus petani setempat mengatakan, kepulan asap itu sudah tak terlihat sejak dini hari tadi. Menurutnya, api tersebut dibiarkan padam dengan sendirinya karena warga tak ada yang berani mendatangi lokasi pada malam hari.

"Api sudah padam sekitar pukul 01.00 WIB. Kalau malamnya itu kemarin sempat membesar apinya. Ya dibiarkan itu juga mati sendiri, warga nggak ada yang berani lah," ujar Burhan saat ditemui di lokasi, Kamis (31/8/2023).

Terbakarnya Hutan Pendidikan Gunung Walat

Kebakaran melanda Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor di Gunung Wakat, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jumat (1/9/2023). Berdasarkan data sementara, ada tanah seluas 10 hektare yang hangus terbakar.

Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna menceritakan kronologi kebakaran tersebut. Dia mengatakan, laporan kebakaran diterima pada pukul 11.00 WIB dan api semakin membesar pada pukul 12.00 WIB.

"Baik, kami di lokasi kejadian kebakaran tepatnya di Hutan Pendidikan IPB Fakultas Kehutanan Kabupaten Sukabumi. Sekitar antara pukul 11.00 WIB dan 12.00 WIB kita cek ke lokasi ternyata betul di lokasi dengan tim relawan dan polsek ini ada tiga titik (kebakaran), tiga desa dua kecamatan," kata Daeng kepada detikJabar, Jumat (1/9/2023).

Lebih lanjut, api semakin membesar dan membakar alang-alang dan semak belukar. Batang pohon pinus dan pohon damar pun tak terkecuali dilalap si jago merah. Dia mengungkapkan, api bersumber dari perbatasan kebun warga di Desa Karangtengah dan merembet ke hutan wilayah Desa Hegarmanah dan Desa Hegarmanah. "Desa Karangtengah titik awal dan merembet ke desa Hegarmanah," ungkapnya.

Asap dari bara api pun masih terlihat jelas di lokasi. Beberapa petugas melakukan penyisiran di berbagai titik. Diketahui, kebakaran itu terjadi di Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan; Desa Batununggal dan Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak.

Proses pemadaman cukup memakan waktu. Petugas mengaku kesulitan karena medan yang ditempuh ditambah tak bisa membawa alat pemadam kebakaran. Mereka melakukan pemadaman dengan cara tradisional.

"Kita dalam hal ini upaya pemadaman dengan alat seadanya, tradisional, dan di sini juga masih terdapat titik-titik yang apinya masih menyala. Kita kesulitan mengambil air," ujarnya.

"(Kendala) air susah membawa, dan pemadaman banyaknya pohon pinus yang sudah kering jadi api merembet ke atas. Titik api (yang jadi penyebab kebakaran) diduga masih dalam penyelidikan baik itu sengaja atau faktor lain," sambungnya.

Sementara itu, Pengelola Hutan Pendidikan Gunung Walat, Andriansyah menduga, kebakaran itu disebabkan oleh warga yang membuka lahan.

"(Dugaan) biasanya buka lahan untuk pertanian, (api) naik ke perbatasan ke sini. Jadi mereka bakar-bakar semak belukar. Tahun ini tiga kali, minggu kemarin dua kali," kata Andriansyah.

Halaman 2 dari 2
(sya/mso)


Hide Ads