Puji Pengolahan Sampah di TPST Oxbow, Luhut: Berstandar Bagus, 1 Jam 1 Ton

Puji Pengolahan Sampah di TPST Oxbow, Luhut: Berstandar Bagus, 1 Jam 1 Ton

Yudistira Perdana Imandiar - detikJabar
Rabu, 30 Agu 2023 09:47 WIB
Menko Marves RI, Luhut Binsar Pandjaitan saat mengunjungi TPST Cicukang Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung.
Foto: Yuga Hassani
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan tertarik dan berencana mengembangkan teknologi yang digunakan di TPST Oxbow Cicukang. Dalam kunjungannya ke Kabupaten Bandung, Luhut didampingi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Bupati Bandung Dadang Supriatna bersama rombongan Kementerian PUPR dan BBWS Citarum meninjau inovasi pengolahan sampah di TPST tersebut.

Luhut meyakini TPST Oxbow Cicukang ini dapat menjadi percontohan pengolahan sampah untuk seluruh kabupaten/kota lain di Indonesia. Hal itu dikatakan Luhut saat mengunjungi Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Oxbow Cicukang di Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Selasa (29/8).

Pengolahan sampah di TPST Oxbow Cicukang tersebut menggunakan teknologi Refused Derived Fuel (RDF) atau berupa insenerator yang menjadi inovasi dalam mengatasi masalah persampahan di Jawa Barat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mesin pengelolaan sampah tersebut bisa mengolah sampah hingga 1 ton per jamnya dan dapat mengubah sampah plastik menjadi pupuk bagi tanaman maupun pakan ternak hewan. Padahal mesin yang digunakan hanya berukuran 2x3 meter.

"Proses pengelolaan dan pengolahan sampah itu berstandar bagus dan bisa (mengolah) satu jam satu ton," kata Luhut dikutip dalam keterangan tertulis, Rabu (30/8/2023).

ADVERTISEMENT

Kapasitas sampah yang dapat diolah di TPST Cicukang sebanyak 12-15 ton/hari. Luhut optimistis teknologi mesin pengolahan sampah di TPST Oxbow Cicukang ini dapat dijadikan salah satu solusi agar sampah tidak perlu lagi dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA).

"Mesin olah sampah ini bisa untuk (solusi) menangani populasi sampah domestik yang dihasilkan masyarakat di satu desa atau kelurahan," ungkap Luhut.

Luhut menuturkan pemerintah pusat bersama Gubernur Jabar berencana menempatkan minimal satu unit mesin pengolahan sampah seperti yang diterapkan di TPST Oxbow Cicukang di setiap desa atau kelurahan.

"Bahkan kami akan minta setiap gedung swasta untuk menggunakan dan membeli mesin ini agar nanti sampahnya mereka proses sendiri dan tidak dikirim kemana-mana. Ini bisa jadi solusi," ucap Luhut.

Terlebih, kata Luhut, saat ini sampah merupakan salah satu dari sekian banyak masalah yang terjadi di Indonesia. Dia menuturkan produksi sampah di Indonesia mencapai 50.000 ton per hari dengan asumsi per orang memproduksi sampah sekitar 0,7 kilogram sampah per orang dikali 280 juta penduduk.

"Alat pengolahan sampah tadi cuma 2Γ—3 meter, alat itu bisa dibuat dan buatan dalam negeri. Itu saya kira sangat baik sekali. Setelah ini nanti kita coba rapatkan untuk kita kembangkan inovasi ini," tutur Luhut.

Selain dengan perusahaan yang saat ini menjadi vendor penyedia dan produsen mesin pengolahan sampah di TPST Oxbow Cicukang, Luhut juga berencana akan menggandeng perguruan tinggi dan BUMN seperti Pindad, ITB, UGM dan lainnya.

"Nantinya setelah ada audit dari BPKP, kita akan masukan ke dalam e-katalog untuk pengadaannya. Siapa saja nanti bisa membeli dari e-katalog. Itu yang bisa saya sepakati hari ini," terang Luhut.

Sementara itu, Bupati Bandung Dadang Supriatna mengaku sangat bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah pusat melalui Menko Marves yang telah mendorong pengembangan inovasi teknologi pengolahan sampah di Kabupaten Bandung dalam upaya mengatasi persoalan sampah.

"Alhamdulillah Pak Menko Marves support sekali terhadap inovasi pengolahan sampah di Kabupaten Bandung. Dan TPST ini akan terus kita kembangkan, tahun ini di empat titik dan tahun depan ada tujuh titik," ungkap Dadang.

Dadang menjabarkan dengan jumlah penduduk 3,7 juta jiwa, Kabupaten Bandung sedikitnya menghasilkan 1.300 ton sampah domestik per harinya. Oleh sebab itu, diperlukan adanya terobosan dan solusi untuk menangani permasalahan sampah.

"Saat ini tinggal menyisakan 300 ton sampah. Insya Allah, besok saya akan launching empat lokasi TPST dengan teknologi RDF dan pengolahan sampah yang ramah lingkungan, sehingga target dalam dua tahun ke depan Kabupaten Bandung bisa selesai (persoalan sampah). Bisa bebas TPA, artinya tidak perlu ada TPA lagi," jelas Dadang.

Dadang Kang DS berharap inovasi teknologi pengolahan sampah yang dikembangkan Kabupaten Bandung nantinya dapat menjadi role model dan bisa diduplikasi di kabupaten/kota lain di Indonesia. Apalagi inovasi teknologi pengolahan sampah itu akan terus disempurnakan berkat dukungan penuh Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan dengan melibatkan BUMN dan juga para ahli dari perguruan tinggi.

"Inovasi ini diharapkan bukan saja dapat menangani sampah di daerah masing-masing, tetapi juga bisa memberikan manfaat lain untuk lingkungan. Misalnya hasil dari pengolahan ini bisa digunakan pupuk oleh para petani dan pakan untuk peternak ikan dan ayam," ujar Dadang.




(prf/ega)


Hide Ads