Kali ini detikJabar akan membahas salah satu perusahaan startup dari Bandung, Jubelo, yang hadir sejak 3 tahun lalu sebagai solusi dari masalah sampah Bandung Raya.
Jubelo menjadi platform bagi semua orang agar bisa bertanggung jawab dengan sampah, kemudian mampu memperoleh manfaat bahkan bertransaksi dari sampah.
"Caranya warga cukup mendaftar via website sebagai member Jubelo. Nanti mereka bisa request pengambilan sampah, kemudian ditransaksikan di Jubelo Kredit. Nantinya nominal di Jubelo Kredit bisa dibelanjakan menjadi pulsa, untuk bayar listrik, atau rekanan kami lainnya seperti diskon untuk ngopi dan lainnya. Jadi kami beri reward atas effort orang-orang yang memilah sampah di rumah," kata Fahmi Abdul Aziz, Co Founder Jubelo, dalam podcast D'badami beberapa waktu lalu.
Tentunya dengan apresiasi ini, warga akan merasa termotivasi mau mengumpulkan sampah. Sebab ada manfaat didapat dari benda yang dianggap tak bernilai. Hampir semua jenis sampah diterima oleh Jubelo.
"Mulai dari kardus, plastik, sampai minyak jelantah pun bisa. Minyak jelantah itu kan tidak baik untuk lingkungan, dibuang ke sink apalagi. Jadi kami terima untuk didaur ulang kembali bisa. Nggak perlu dateng ke unit bank sampah tertentu, nanti Jubelo jemput jadi memudahkan," ucap Fahmi.
Jubelo hadir tak langsung menjadi platform pengelolaan sampah yang canggih. Mulanya, Jubelo berawal dari usaha keluarga. Founder Jubelo sempat mengawali karir sebagai pemulung dengan sang ayah. Hingga akhirnya perjuangan berbuah manis, terbentuklah Jubelo yang merupakan singkatan dari Jual Beli Loak.
"Founder kemudian berhasil lulus menjadi engineer di jurusan Kepesawatan. Akhirnya kita berkumpul dan muncul ide memanfaatkan potensi sampah sebagai bisnis atau lingkungan. Kami berusaha memanfaatkan lebih dari 50 ton sampah anorganik dan organik, limbah makanan, dan lainnya," cerita Fahmi.
Hingga saat ini, Jubelo nyatanya mampu mengumpulkan banyak sampah dari Jubelovers, panggilan untuk para membernya. Mayoritas member berasal dari Kota Bandung, bahkan sudah tembus 1.000 member.
80% member yakni dari komunitas dan perorangan. Hal ini menandakan banyak orang mulai sadar akan sampah, agar bukan cuma dibuang tapi juga bisa digunakan kembali.
"Biasanya kita bisa ambil satu orang itu bisa sampai 10 kilogram sampah, lama pengumpulannya tergantung kurang lebih bisa sekitar satu bulan. Kalau minyak goreng lebih mudah lagi, bisa dua minggu sekali sudah banyak untuk dikumpulkan," kata Fahmi.
Ia menyampaikan, harga sampah pun setiap harinya berubah. Sehingga memang nilai bukan jadi tujuan utama. Menurut Fahmi, membuat mindset untuk mau memilah saja sudah jadi awal yang sangat baik.
"Nilai yang kami bentukkan ke masyarakat itu sebagus apapun teknologi yang dibawa, selama pemilahannya belum bagus, sampah bakal masih dicampur, ini akan mempersulit pengolahan. Pemilahan dulu di awal untuk bisa memilah sampah itu sudah baik," ujarnya.
Di tengah kota Bandung yang dikepung darurat sampah, Fahmi pun berharap Jubelo bisa ikut berperan serta untuk membantu mengurangi sampah di TPA. Nantinya, masyarakat pun bisa puas melihat sendiri hasil kerja keras mereka di aplikasi Jubelo.
"Kita juga berkolaborasi dengan penggiat sampah yang lain yang bisa mengolah sampah. Dari sistem yang kami sediakan bisa mendata ini sudah digunakan berapa orang, berapa besar emisi karbon yang dihasilkan orang, itu tertera. Riwayat seberapa banyak kita membuang sampah juga kelihatan," ucap Fahmi.
Zero waste hanya akan menjadi impian belaka jika tidak dimulai dari kita. Maka Jubelo pun berniat untuk memperluas layanan hingga ke Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali.
"Ke depannya kami juga akan ambil juga sampah organik, tidak hanya anorganik. Rencananya dijalankan juga dan sampah B3 yang beracun atau elektronik juga, kita mulai ke arah sana," ujarnya.
Nah bagi wargi Bandung yang ingin mendaftar, Jubelo pun menyediakan promo khusus. Jika register area di kota Bandung, bakal mendapat saldo Rp10 ribu tanpa perlu menukarkan sampah terlebih dahulu.
Saldo pertama ini juga bosa ditukarkan di merchant yang bekerjasama dengan Jubelo. Bisa langsung dibayarkan dengan scan QR seperti layaknya dompet digital.
"Kami juga harapkan lebih banyak yang membuat program referal atau ajak teman untuk join. Setiap ada yang join dengan kode referalnya, akan mendapat nilai transaksi tambahan atau istilahnya afiliator," kata Fahmi.
Keren dan inspiratif ya, detikers! Yuk coba mulai pilah sampah dan gunakan aplikasi pengolah sampah untuk memudahkan kita! (aau/yum)