Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerjunkan satu unit helikopter untuk melakukan water bombing untuk memadamkan kebakaran di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Sarimukti, Bandung Barat.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat Hadi Rahmat.
"Saat ini sedang dilakukan upaya pemadaman melalui water bombing menggunakan heli bantuan dari BNPB," kata Hadi dalam keterangannya, Jumat (25/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak didatangkan hari ini, Hadi menyebut sudah lebih dari empat kali lebih water bombing dilakukan.
"Yang terpantau tadi empat kali, mungkin sekarang sudah nambah katanya udah 10 kali," ujarnya.
Seperti diketahui, sejumlah mobil pemadam dikerahkan untuk melakukan pemadaman. Namun, hingga saat in api masih belum berhasil dijinakkan sepenuhnya di TPAS Sarimukti.
Dalam unggahan Instagramnya, Ridwan Kamil mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan BNPB untuk melakukan water bombing dan BMKG untuk melakukan rekayasa cuaca.
"Sebagai upaya tambahan, Tim BNPB sedang menyiapkan water bombing melalui helikopter dan BMKG sedang melakukan rekayasa cuaca agar terjadi hujan," kata Kang Emil sapaan karibnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan helikopter water bombing itu sebelumnya digunakan untuk memadamkan kebakaran karhutla di Riau. Lalu beroperasi di area TPA Sarimukti pada Jumat sore. Adapun helikopter yang diterjunkan berjenis Puma FA 339.
"Kita terjunkan helikopter water bombing jenis Puma yang sebelumnya dioperasikan untuk pemadaman Karhutla di Riau, untuk pemadaman api di TPA Sarimukti," ujar Abdul saat ditemui di TPA Sarimukti.
Helikopter itu, kata Abdul, mampu mengangkut 400 liter air yang diambil dari Waduk Cirata. Di hari pertama kedatangannya, helikopter tersebut bakal beroperasi selama 2,5 jam.
"Sore ini kita akan melakukan bombing di atas Sarimukti selama 2,5 jam, dengan estimasi 20 kali bombing setiap satu jam. Jadi hari ini sekitar 50 kali bombing," kata Abdul.
Helikopter itu bakal beroperasi memadamkan api TPA Sarimukti selama tiga hari kedepan. Setiap harinya, akan diupayakan bisa beroperasi selama tujuh jam.
"Jadi akan beroperasi selama 3 hari. Asumsi 7 jam operasional itu, artinya selama 7 jam itu akan bombing 140 kali dengan jumlah air sekitar 56 ribu liter," kata Abdul.
Abdul menyebut ketinggian helikopter untuk menjatuhkan air ke titik api di TPA Sarimukti menjadi teknis yang ditentukan oleh pilot helikopter.
"Untuk ketinggian menjatuhkan air ke titik apinya itu yang tahu persis pilotnya. Termasuk kondisi angin di TPA Sarimukti, semua jadi kewenangan pilot. Yang jelas pilot kita sudah sangat terbiasa," kata Abdul.
(wip/yum)